Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan asuransi Allianz Indonesia mencatatkan pertumbuhan dana nasabah atau Asset Under Management (AUM) sebesar 6,7 persen menjadi Rp 42.7 triliun di 2020.
Chief Investment Officer Allianz Indonesia Ni Made Daryanti mengatakan, angka ini naik dari AUM tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp 40,18 triliun.
Baca Juga
"AUM ini berasal dari portofolio Allianz yang saat ini tersedia 3 jenis, yaitu Unit Linked, Life and Health atau tradisional dan Saving Plan and Pension Fund," ujar Ni Made dalam konferensi pers Allianz, Selasa (9/3/2021).
Advertisement
Ni Made melanjutkan, porsi portofolio Unit Linked berkontribusi 55 persen terhadap total AUM keseluruhan. Untuk Life and Health berkontribusi 26 persen, sementara Saving Plan and Pension Fund berkontribusi 19 persen.
Aliianz sendiri hingga saat ini memiliki 62 fund dan 657.224 nasabah, naik 4,94 persen dari tahun 2019 yang sebanyak 626.310 nasabah.
Selain itu, khusus dari Unit Linked Fund, Ni Made mengatakan terdapat 3 fund dengan penjualan paling tinggi.
"Yaitu Smartlink Rupiah Equity Fund sebesar Rp 10,2 triliun, lalu Smartlink Rupiah Balanced Fund sebesar Rp 2 triliun dan Smartlink Rupiah Fixed Income Fund sebesar Rp 1,8 triliun," jelasnya.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Allianz Indonesia Tak Pusing Hadapi Pandemi, Ini Sebabnya
Sebelumnya, PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz) mengaku telah berinvestasi di ranah digital sejak beberapa tahun lalu. Keputusan tersebut berbuah manis, dimana Allianz Indonesia kini tidak terlalu kerepotan hadapi pandemi Covid-19.
"Kita telah beranjak digital jauh-jauh hari sebelum pandemi. Sekarang ini cuman kelanjutan. Kita memulai digitalisasi sekitar 3 tahun lalu," jelas Country Manager dan Direktur Utama Allianz Life Indonesia Joos Louwerier saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumar (11/12/2020).
Joos menyatakan, Allianz Indonesia telah menyelesaikan sekitar 92 persen kebijakannya melalui skema e-submission. Melalui skema tersebut, penerbitan regulasi yang tadinya bisa memakan waktu berhari-hari kini dapat diselesaikan hanya dalam tempo 5 menit.
"Kita selesaikan 92 persen kebijakan melalui e-submission tablet. Tidak perlu lagi pakai banyak kertas," ujar Joos.
Allianz Indonesia pun disebutnya telah banyak melayani polis asuransi lewat mekanisme polis elektronik (e-policy). Melalui skema tersebut, Allianz Indonesia sukses menjalin relasi dengan berbagai perusahaan lain semisal Gojek, Bukalapak dan Home Credit.
"Jadi bagi kami, ketika wabah pandemi menerjang, kita sudah siap untuk bekerja secara remotely, sell remotely, service remotely. Pada dasarnya kita telah siap dengan periode itu," tutur Joos.
"Pandemi Covid-19 ini pada dasarnya merupakan akselerator, tapi bukan inisiator bagi Allianz untuk beranjak digital," tandasnya.
Advertisement