Sukses

Rentetan Kejadian Pesawat Maskapai Nasional di Awal 2021, Masalah Mesin hingga Pecah Ban

Pada 17 Februari lalu, maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 642 dari Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar tujuan Bandara Djalaluddin, Gorontalo mengalami masalah mesin.

Liputan6.com, Jakarta - Usai jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 di awal Januari 202, terdapat beberapa kejadian yang dialami beberapa maskapai di Indonesia. Mulai dari kendala teknis, pecah ban, hingga masalah tekanan , hingga mengharuskan pesawat untuk kembali ke bandara saat awal terbang (return to base).

Berikut rentetan kejadian pesawat di Indonesia mulai dari Garuda Indonesia hingga Citilink, dirangkum oleh Liputan6.com, Jumat (12/3/2021):

1. Masalah Mesin

Pada 17 Februari lalu, maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 642 dari Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar tujuan Bandara Djalaluddin, Gorontalo mengalami masalah mesin saat mengudara, sehingga pesawat tersebut terpaksa harus kembali mendarat ke Makassar.

"Bagian dari SOP, bila ada masalah, diambil keputusan untuk RTB (return to base atau kembali mendarat)," kata Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra Rabu (17/2/2021).

Lebih lanjut Dirut Garuda menyebut, pesawat tersebut mengalami masalah di salah satu mesinnya, sehingga pilot mengambil keputusan untuk kembali mendaratkan pesawat ke Makassar, demi keselamatan dan keamanan penumpang.

Berdasarkan informasi dari Kepala Otoritas Bandara Sultan Hasanuddin Baitul Ikhwan, kala itu pesawat Boeing 737-800 NG dengan registrasi PK-GFF itu mengangkut 26 penumpang yang mendarat kembali di Makassar, dikarenakan ada kerusakan technical problem engine failur nomor 2. 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 5 halaman

Kendala Teknis

Pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID-6803 rute Jambi-Jakarta mendadak harus mengalami Return To Base (RTB) pada Sabtu 6 Maret 2021. Pesawat harus putar balik ke bandara Sultan Thaha, Jambi (DJB) yang merupakan bandara awal keberangkatan.

Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan setelah lepas landas, pilot memutuskan untuk kembali ke bandar udara keberangkatan (return to base/ RTB) dikarenakan ada salah satu indikator menyala di ruang kokpit (yang memberitahukan atau menunjukkan) kemungkinan ada kendala teknis (technical reason).

Oleh sebab itu, kata Danang untuk memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan, maka diambil keputusan kembali ke bandar udara asal. Hal ini untuk segera dilakukan pemeriksaan dan pengecekan lebih lanjut pada pesawat udara Airbus 320-200 registrasi PK-LUT.

"Batik Air penerbangan ID-6803 telah mendarat dan pesawat udara berhenti pada posisi berada di landas pacu (runway)," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (6/3/2021).

Danang menyebut, dalam penerbangan ID-6803, Batik Air membawa enam awak pesawat, 114 tamu dewasa, 2 (dua) tamu anak-anak serta 1 (satu) balita.

Seluruh kru pesawat dan penumpang dibawa dan diarahkan ke ruang tunggu gedung terminal bandar udara, untuk mendapatkan informasi lebih lanjut serta penanganan keterlambatan keberangkatan.

"Batik Air menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang timbul sehingga penerbangan para tamu ID-6803 terganggu," kata dia.

 

3 dari 5 halaman

Rusak Ban Depan

Pada 7 Maret 2021, Bandara Sultan Thaha Jambi berhasil mengevakuasi Pesawat Batik Air pada pukul 06.35 WIB meski lokasi masih diguyur hujan.

"Proses evakuasi pesawat Batik air PK-LUT berhasil dilakukan walaupun dalam kondisi hujan," kata Eksekutif General Manager Bandara Sultan Thaha Jambi Indra Gunawan di Jambi, Minggu.

Kata Indra, pesawat itu dapat dievakuasi ke area parkir (apron) dengan aman, lancar dan selamat pada pukul 06.35 WIB. Hal itu berkat kerja keras dari tim teknisi Lion Grup yang sejak dini hari terus berupaya melakukan penggantian roda depan pesawat yang mengalami kerusakan.

Adapun pesawat Wings Air IW 5030 dengan jenis ATR 72-600 yang membawa bantuan sparepart, peralatan dan teknisi dari Batam sempat mendarat di Bandara Sultan Thaha Jambi pada pukul 02.22 WIB.

Pesawat Wings Air itu mendarat di Bandara Sultan Thaha setelah diberangkatkan dari Bandara Hang Nadim Batam sekitar pukul 01.00 WIB. Awalnya pesawat tersebut direncanakan berangkat dari Bandara Hang Nadim (BTH) pada pukul 00.00 WIB namun karena terkendala cuaca menjadi tertunda.

Evakuasi pesawat yang berada di tengah lintasan tersebut dilakukan agar landasan dapat dioperasionalkan, sehingga tidak terjadi penerbangan yang kembali dibatalkan.

Berdasarkan informasi, pesawat batik air tersebut membawa 117 penumpang. Awalnya pesawat sempat lepas landas pukul 13.28 WIB. Setelah mengudara sekitar 20 menit pesawat harus kembali ke bandara asal karena terkendala oleh roda depan tersebut.

“Tidak ada korban jiwa dalam kejadian pesawat Batik Air tersebut, akibat kejadian tersebut ada tiga penerbangan yang terdampak dibatalkan yaitu Lion Air, Batik Air dan Citilink yang semuanya adalah tujuan ke Jakarta (CGK),” kata Indra.

 

 

 

4 dari 5 halaman

Garis Melengkung di Kokpit Pesawat

Selanjutnya, disusul tanggal 8 Maret 2021, Batik Air penerbangan ID-6561 rute Palu melalui Bandar Udara Mutiara Sis-Aljufri, Sulawesi Tengah (PLW) tujuan Jakarta melalui Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang (CGK) mengalami penundaan keberangkatan.

Corporate Communications Strategic of Batik Air Danang Mandala Prihantoro, menyebut penundaan ini karena ditemukan garis yang melengkung pada permukaan lapisan kaca kokpit di bagian kiri.

"Batik Air senantiasa patuh menjalankan operasional dan layanan penerbangan berdasarkan ketentuan atau peraturan yang berlaku dengan tetap memperhatikan faktor-faktor yang memenuhi aspek keselamatan keamanan serta sebagaimana pedoman protokol kesehatan," kata Danang dalam keterangan tertulis, Senin (8/3/2021).

Danang menjelaskan, Batik Air penerbangan ID-6561 akan dioperasikan menggunakan Boeing 737-800 NG registrasi PK-LDP, dengan jumlah 151 tamu. Jadwal keberangkatan dari Bandar Udara Mutiara Sis-Aljufri pukul 07.00 WITA dan diperkirakan tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada 08.45 WIB.

Sesuai standar operasional prosedur (SOP), ketika pesawat tersebut sudah berada di landas parkir (apron) Bandar Udara Mutiara Sis-Aljufri maka dilakukan pengecekan sebelum keberangkatan atau pre flgiht check secara menyeluruh oleh awak kokpit yaitu pilot dan teknisi.

Hasil pengecekan pada pesawat, ditemukan menyerupai garis yang melengkung dengan panjang kurang lebih 30 cm pada permukaan lapisan kaca kokpit (cockpit windshield) di bagian kiri.

"Mengenai penyebabnya, masih dalam tahap pemeriksaan," kata danang.

 

5 dari 5 halaman

Masalah Tekanan Udara di Kabin Pesawat

Kemudian kejadian yang terbaru, pesawat Citilink dengan kode penerbangan QG776 terpaksa kembali ke Bandar Udara (Bandara) Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) sesaat setelah lepas landas dari bandara berkode CGK tersebut, Jumat (12/3/2021).

Pesawat Citilink jenis Airbus A320 tersebut sedianya terbang menuju Yogyakarta (YIA), namun kembali atau return to base (RTB).

"Ya betul, CGK-Kulonprogo. Sekarang sudah mendarat kembali dengan selamat di Bandara Soekarno Hatta," tutur Manager Humas Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (AirNav) Indonesia, Yohannes Sirait saat dikonfirmasi, Jumat.

Dia menuturkan, kembalinya pesawat Citilink QG776 ke Bandara Soekarno-Hatta akibat adanya gangguan pada tekanan udara di kabin pesawat.

"Laporannya terkait tekanan udara di kabin," tutur Yohanes.

Demikian Yohanes kembali memastikan, pesawat Citilink QG776 mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno Hatta.