Liputan6.com, Jakarta Pembentukan holding BUMN klaster pangan ditargetkan selesai pada kuartal III tahun 2021.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya telah melakukan pengembangan kajian dan analisis pembentukan holding pangan ini.
Baca Juga
"Lalu sosialisasi kepada 8 BUMN pangan yang akan menjadi anggota holding pangan juga telah dilakukan secara paralel," ujar Arief dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Senin (15/3/2021).
Advertisement
Langkah selanjutnya, imbuh Arief, ialah pembahasan dan harmonisasi kajian yang dimaksud. Setelahnya, baru holding pangan dapat terbentuk.
"Proses hari ini, izin prakarsa inisiatif sudah disampaikan kepada presiden, kemudian berikutnya proses PAK pembahasan antar kementerian, dan berikutnya harmonisasi. Target, kuartal III sudah harus terbentuk, sehingga kami mohon dukungan dari Bapak dan Ibu (anggota DPR)," pungkasnya.
Lanjutnya, holding BUMN pangan nantinya akan berfokus pada integrasi value chain, perluasan lahan, restrukturisasi perusahaan, kolaborasi dengan lembaga terkait, serta pengembangan talenta.
Tak lupa, aspek lainnya seperti kemitraan teknis, infrastruktur teknologi pertanian dan budidaya, supply chain yang terhubung, produktivias perusahaan, perluasan korporasi pertanian, petani dan UMKM serta nilai kerja ekonomi.
"Target ke depan, kita harus bisa jadi pengekspor pangan berkualitas," tandasnya.
Sebagai informasi, holding BUMN klaster pangan terdiri dari PT RNI, Berdikari, Pertani, Perikanan Nusantara (Perinus), PT Bhanda Ghara Reksa (BGR Logistics), Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Garam, Perikanan Indonesia (Perindo), dan Sang Hyang Seri.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ada Holding BUMN Pangan, Konsumsi Ikan Bakal Melonjak
Rencana konsolidasi BUMN industri pangan melalui pembentukan Holding BUMN Pangan dipercaya meningkatkan kinerja di industri perikanan.
BUMN Holding Pangan akan mempersatukan Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) dengan PT Perikanan Nusantara beserta BUMN lain yang bergerak di sektor pangan.
Inspektur Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Muhamad Yusuf menyambut baik digarapnya Holding Pangan, khususnya di sektor perikanan. Yusuf mengatakan konsumsi ikan nasional bisa menanjak cepat apabila BUMN di bidang perikanan yakni Perum Perindo dan Perinus memiliki modal kerja cukup jika digabung sehingga bisa bergerak lincah. Dengan begitu, seluruh hasil tangkapan nelayan dapat terserap dengan baik.
Selanjutnya, serapan ikan dapat dikirim ke Jakarta dan kota lain sehingga ketersediaan ikan di pasar melimpah. Hal ini memiliki efek ganda yaitu harga ikan di pasar menjadi murah dan kemampuan masyarakat membeli ikan melonjak.
“Oleh sebab itu, konsumsi ikan nasional menjadi meningkat. Apalagi kampanye Gemar Makan Ikan kembali digaungkan. Budaya makan ikan akan terdongkrak,” katanya usai FGD konsolidasi BUMN Pangan di Hotel Ritz Carlton, Kamis (12/11/2020).
Sebagai catatan, sektor pangan Indonesia mengalami peningkatan posisi peringkat pada Global Food Security Index.Hal ini mengindikasikan adanya perbaikan ketahanan pangan nasional.
Salah satu kontribusinya adalah pada peningkatan konsumsi pangan berbahan ikan yang diproyeksikan akan tumbuh hampir 2 kg per kapita dari 39,0 kg per kapita menjadi 40,9 kg per kapita.
Angka ini lebih tinggi dari proyeksi peningkatan konsumsi pangan berbahan daging yang masing-masing hanya tumbuh 0,8 kg per kapita untuk daging ungags dan 0,2 kg per kapita untuk daging sapi.
Yusuf melanjutkan penangkapan ikan juga bakal lebih banyak lantaran holding BUMN memiliki modal kerja. Antara lain sarana seperti Kapal berukuran lebih dari 150 GT yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan penangkapan ikan di Zona Ekonomi Eksklusif.
Selain itu, terdapat fasilitas SKPT yg telah dibangun KKP di Natuna, Talaud dan Saumlaki yang dapat dijadikan lokasi ekspor ikan ke luar negeri tanpa harus ke Jakarta terlebih dahulu. Dengan begitu, dapat meningkatkan nilai jual atau harga ikan karena ikan masih segar sehingga hemat biaya dan waktu.
Advertisement