Liputan6.com, Jakarta - Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Erick Thohir mengatakan, Indonesia akan memiliki penduduk muslim dewasa sebanyak 184 juta di 2025.
Untuk itu, dia meminta, perbankan syariah mampu menggarap peluang ini agar semakin banyak penduduk yang masuk dan memanfaatkan keuangan syariah.
Baca Juga
"Negara Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia dengan preferensi syariah yang sangat kuat. Diproyeksi di tahun 2025 Indonesia akan memiliki 184 juta penduduk populasi muslim dewasa," ujar Erick dalam diskusi online, Jakarta, Rabu (17/3).
Advertisement
Dari jumlah 184 juta penduduk muslim, Erick mengatakan, 50 persen di antaranya merupakan kelas menengah atas dan mayoritas bekerja di sektor swasta. Hal ini menjadi potensi yang bisa dimanfaatkan dalam rangka memperluas pasar syariah.
"Lebih dari 50 persen merupakan kalangan menengah atas dan mayoritas bekerja di sektor swasta. Hal tersebut menjadi potensi besar bagi institusi penyedia layanan syariah mengikat industi halal yang semakin berkembang," jelasnya.
Perbankan syariah serta jasa layanan keuangan syariah lainnya bisa memanfaatkan peluang ini dengan menyesuaikan permintaan dari masyarakat baik dari sisi pelayanan maupun kemudahan mengakses layanan dari sisi digitalisasi.
"Perbankan syariah dan layanan keuangan syariah dari tahun ke tahun harus menyesuaikan dengan demand dari masyarakat terutama negara-negara yang memiliki penduduk muslim besar di seluruh dunia," kata Erick Thohir.
Dia menambahkan, saat ini layanan keuangan syariah terus menunjukkan kinerja yang cukup baik. Di mana pada 2020, Dana Pihak Ketiga (DPK) di industri perbankan syariah terus naik lebih tinggi dibandingkan dengan layanan perbankan konvensional.
"Maka kita doakan dan terus kita dukung manajeman ekonomi syariah Indonesia. Agar semakin maju tidak hanya di Indonesia tetapi di dunia. Tentu diperlukan koordinasi dan sinergi yang kuat seluruh stakeholder," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mantap, BSI Bakal Masuk 10 Bank Syariah Terbesar di Dunia
Menteri BUMN sekaligus Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Erick Thohir, optimis Bank Syariah Indonesia (BSI) bisa masuk 10 jajaran bank Syariah terbesar di dunia. Hal ini lantaran memiliki aset lebih dari Rp 240 triliun hasil merger 3 bank syariah BUMN yakni Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah dan BNI Syariah.
“Hasil penggabungan ini juga membuat Bank Syariah Indonesia memiliki aset lebih dari Rp 240 triliun dan ditargetkan masuk dalam 10 jajaran bank syariah terbesar di dunia. Maka kita doakan dan terus dukung manajemen dari bank syariah Indonesia untuk mampu mewujudkan cita-cita mulia ini,” kata Erick Thohir dalam Webinar Era Baru Pembiayaan Syariah di Indonesia, Rabu (17/3/2021).
Selain itu, kata Menteri Erick, merger ini dimaksudkan agar Indonesia memiliki bank syariah yang kuat, professional, efisien dan bisa memenuhi kebutuhan industri halal di Indonesia.
Tidak hanya itu saja, merger juga diharapkan bisa meningkatkan kapasitas lembaga keuangan Syariah, diantaranya efisiensi melalui digitalisasi, diferensiasi produk keuangan sesuai dengan keunikan yang dimilikinya, dan peningkatan service excellent kepada nasabah dan pada akhirnya adalah penguatan permodalan nasabah konsumer dan UMKM.
Disisi lain, untuk mencapai target dan cita-cita tersebut, menurut Menteri Erick diperlukan koordinasi dan sinergi yang kuat antara seluruh stakeholder.
“Sebagai ketua masyarakat ekonomi Syariah, misi tertuang pada 2021-2023 adalah mendukung Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia. Dimana hal ini sejalan dengan masterplan ekonomi syariah Indonesia 2019-2024 yang diterbitkan oleh komite nasional ekonomi dan keuangan Syariah,” kata Erick Thohir.
Advertisement
Strategi
Menurutnya, ada 4 strategi utama untuk mewujudkan masyarakat ekonomi Syariah, yakni melalui penguatan rantai nilai halal, penguatan keuangan Syariah, penguatan UKM dan penguatan digital.
Selain itu untuk memanfaatkan potensi yang sangat besar juga dapat dilakukan melalui pemberdayaan umat, mulai kolaborasi bersama dengan komunitas ataupun kelompok keagamaan seperti perhimpunan Pesantren ataupun Dewan Masjid Indonesia yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Keselarasan ini penting untuk menciptakan harmoni dan sinergi upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional secara terintegrasi,” pungkasnya.