Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan, sektor energi telah menyumbang penurunan emisi karbon hingga 64 juta ton di tahun 2020.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) KESDM Dadan Kusdiana mengatakan, dari angka tersebut, subsektor EBT berkontribusi sebesar 53 persen.
Baca Juga
"Kemudian efisiensi energi sebesar 20 persen, bahan bakar fosil rendah karbon 13 persen, pemanfaatan teknologi pembangkit energi bersih 9 persen, dan 4 persen reklamasi lahan pasca tambang," jelas Dadan dalam pembukaan ajang Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi 2021, Kamis (18/3/2021).
Advertisement
Adapun, untuk penerapan efisiensi energi sebesar 20 persen sendiri setara dengan penghematan energi listrik sebesar 13,8 tera watt (TW) hour atau ekuivalen dengan Rp 15,4 triliun dan penurunan Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 12,9 juta ton.
Dadan melanjutkan, pemerintah terus berupaya mengelola pemanfaat energi baik dari sisi supply maupun demand. Dari sisi supply, pemerintah menetapkan target bauran EBT 23 persen di 2025. Sementara di sisi demand, target penurunan intensitas energi final ditetapkan 17 persen di 2025.
Dengan berbagai kebijakan, sektor energi diharapkan bisa menurunkan emisi 314 hingga 398 juta ton CO2 di tahun 2030, atau sekitar 38 persen terhadap emisi keseluruhan
"Upaya yg dilakukan di sisi supply dan demand sejalan dengan program menjaga lingkungan sebagai aksi mitigasi melawan perubahan iklim," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gelar Penghargaan Subroto, Menteri ESDM Cari Perusahaan yang Efisien Gunakan Energi
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif secara resmi membuka ajang Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi (PSBE) 2021, Kamis (18/3/2021).
PSBE merupakan kancah bergengsi bagi para pengguna energi baik institusi pemerintah maupun swasta yang telah berhasil menerapkan upaya-upaya konservasi serta mendorong seluruh pengguna energi untuk melakukan konservasi energi.
"Untuk mendukung target penurunan emisi karbon sesuai dengan Paris Agreement, Kementerian ESDM menggelar PSBE tiap tahun. PSBE ini juga digelar untuk mempersiapkan Indonesia dalam ajang ASEAN Energy Award," ujar Arifin dalam pembukaan PSBE 2021 secara virtual.
Adapun, penghargaan yang dimulai sejak 2012 ini juga menjadi sarana memperingati dan menghargai Professor Subroto, Menteri Pertambangan dan Energi Periode 1978-1988, sebagai salah satu tokoh yang memajukan sektor energi di Indonesia dan teladan dalam kepemimpinan bagi generasi penerus.
Untuk pelaksanaan PSBE tahun ini, terdapat 1 kategori lomba baru, yaitu Penurunan dan Perdagangan Emisi Karbon di Sektor Energi yang diperuntukan bagi 80 pembangkit listrik dengan kapasitas lebih 100 MW.
Kategori lainnya ialah Gedung Hemat Energi, Manajemen Energi Pada Industri Bangunan dan Gedung serta Penghematan Energi di Gedung Kantor Pemerintah.
Setelah peluncuran secara resmi hari ini, selanjutkan KESDM akan melakukan sosialiasi hingga Mei, diikuti submitting proposal dari peserta dari Juni hingga Juli, penjurian di bulan Agustus dan pengumuman pemenang pada 28 September 2021.
"Efisiensi energi dan penurunan emisi karbon bukan upaya yang dilakukan sesaat. Diperlukan komitmen dan keberlanjutan. Saya mengajak dan mendorong Bapak Ibu untuk turut andil dalam ajang PSBE untuk mendukung penurunan emisi karbon," ujar Arifin.Â
Advertisement