Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono meminta, Kementerian Perhubungan memperhatikan betul masalah kelistrikan kendaraan di dalam uji berkala atau KIR. Sebab, selama ini masalah kelistrikan tidak pernah dimasukkan di dalam list uji berkala.
"Sampai saat ini di dalam uji berkala masalah kelistrikan tidak masuk tapi saya himbau masalah kelistrikan ini bisa menjadi bagian dari pengujian berkala," kata dia dalam diskusi Keselamatan Kelistrikan Mobil Bus, secara virtual, Kamis (18/3).
Baca Juga
Peraturan uji KIR tertuang dalam Undang-Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Di mana Pasal 53 ayat 1 menyatakan uji berkala wajib dilakukan untuk mobil penumpang umum dan mobil barang, bus, mobil berkereta gandengan dan berkereta tempelan yang beroperasi di jalan.
Advertisement
Dalam uji KIR selama ini kendaraan yang dicek menyeluruh hanya kepada mulai lampu, emisi gas buang, sistem kemudi, kaki-kaki, speedometer, sistem pengereman, kelayakan ban, kaca, klakson dan keadaan mobil yang wajib tidak boleh dimodifikasi.
"Ketika kendaraan ini masuk uji berkala tolonglah lihat masalah kelistrikannya kalau sudah kabelnya blewer atau semerawut ya diminta untuk dirapikan terlebih dahulu ya," jelas dia.
Dia pun beraharap teman-teman Perusahaan Otobus (PO) juga memiliki mekanik yang memang memahami kelistrikan dengan baik, tidak asal pasang kabel. Mengingat kebanyakan kecelakaan terjadi karena masalah pengkabelan dan kelistrikan.
"Karena di beberapa kecelakaan itu kita melihat yang kebakar itu satu, banyaknya kabel melewati plat atau bolongan yang tidak diberi pengaman sehingga terjadi gesekan terus terbakar," jelas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Waduh, KNKT Ungkap Temuan di Bus Listrik yang Bikin Bahaya
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih menemukan beberapa masalah dalam kenderaaan bus listrik di Tanah Air. Salah satunya adalah ruang penyimpanan baterai bus listrik yang keropos atau berkarat.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono mengatakan, penyimpanan ruang baterai itu umumnya harus tahan karat. Sebab jika ruang penyimpanan baterai mengalami karat akan menyebabkan aki jatuh.
"Maka itu saya sampaikan mereka sedang berusaha ruang baterai tidak mudah berkarat," jelasnya dalam diskusi Keselamatan Kelistrikan Mobil Bus, secara virtual, Kamis (18/3).
Dari hasil temuan KNKT, kendaraan bus listrik juga sering mengalami konsleting atau short circuit. Hal itu bisa terjadi karena isolasi kabel yang terbuka. Kemudian kabel yang digunakan tidak sesuai baik ukuran maupun jenisnya.
Permasalah lain juga terjadi karena penyambungan kabel dilakukan kurang tepat sehingga terjadi kebocoran arus listrik. Di samping itu, kabel atau peralatan listrik terkena air atau basah, kabel mengalami overheat akibat beban artus berlebih, dan kabel listrik sering terkena benda tajam.
"Masalah keselamatan transportasi ini umumnya adalah pariwisata yang bisa diandalkan, kalau pariwisata tidak dijamin gimana bisa mendatangkan pariwisata," jelasnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Kenalin, Bus Listrik Higer yang Mampu Tempuh 300 Km Sekali Isi Ulang Daya
Pandemi Covid-19 sepanjang tahun 2020 tidak menyurutkan upaya penyediaan bus listrik sebagai kendaraan umum ramah lingkungan, mengingat keberadaannya yang dapat menekan emisi gas rumah kaca dan mengurangi kebutuhan konsumsi bahan bakar fosil.
PT Higer Maju Indonesia (HMI), Eksklusif Distributor dan Manufakturing untuk Produk Bus Higer di Indonesia, memperkenalkan bus listrik Higer dengan keunggulan utamanya yakni kapasitas baterai 385 kilo watt hours (kWh) yang menunjang daya jelajah hingga 300 kilometer dengan lama pengisian ulang baterai sekitar 3-4 jam.
“Bus listrik Higer hadir di Indonesia dan siap mendukung TransJakarta dalam pengadaan kendaraan umum ramah lingkungan. Bus listrik Higer sangat efisien dengan kapasitas baterai yang sangat besar dan jauh diatas kompetitor lainnya. Dengan kapasitas besar ini, maka dapat mencapai jarak tempuh lebih jauh, dengan pengisian daya baterai yang lebih singkat," jelas Direktur Utama PT Higer Maju Indonesia Antonius R Ismanto dalam acara peluncuran bus listrik Higer di Jakarta, Selasa (29/12/2020).
Walaupun baterai yang dimilikinya besar, berat kosong bus hanya 13 ton. Berat kosong ini sama dengan berat bus kompetitor lain yang kapasitas baterainya lebih kecil. Hal ini mendukung torsi bus listrik Higer lebih besar dari bus konvensional yang beredar di Indonesia, yakni menghasilkan tenaga 145 KW dengan torsi maksimal 3.300 Nm. Kapasitas bus listrik Higer mencapai 34 penumpang duduk.
Higer merupakan perusahaan bus asal China yang sudah melakukan ekspor Bus Higer ke lebih dari 100 negara di mancanegara seperti di Asia, Timur Tengah, Afrika, Rusia, Eropa Timur dan Amerika.
Bahkan pada 2015, Bus Higer China mendapatkan penghargaan ‘China Top Brand’ untuk kategori produk bebas inspeksi nasional. Higer Maju Indonesia ditunjuk untuk memberikan layanan purnajual baik dari segi servis dan component part.
Antonius menambahkan bus listrik Higer pun telah mengikuti pengujian oleh TransJakarta selama dua pekan terakhir, juga bus ini sudah lulus uji type ( SUT ) dari Menteri Perindustrian.
Bus listrik Higer sangat tepat untuk mendukung rencana pemerintah mempercepat pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang telah dituangkan melalui Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019. KBLBB yang digunakan boleh produk dari mana saja, sepanjang kualitas KBLBB benar-benar bagus, efisien dalam penggunaan baterai, mempunyai teknologi terkini, dan juga mengedepankan aspek keselamatan.
"Penyediaan bus listrik Higer di Indonesia ini sejalan dengan visi pemerintah untuk kendaraan ramah lingkungan. Kendaraan yang bebas polusi gas buang atau Zero Emission dan bebas polusi suara karena bus listrik Higer berjalan dengan senyap," kata Antonius.