Sukses

Terpukul Pandemi Covid-19, Sektor Pariwisata dan Penerbangan Tetap Optimistis

Meski tekanan terhadap industri penerbangan dan pariwisata masih ada, tapi ada peluang besar di pasar domestik yang tidak boleh dilupakan.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 memukul banyak industri termasuk sektor pariwisata dan penerbangan. Satu tahun pandemi, sektor pariwisata dan penerbangan mengaku masih optimistis bisnis akan kembali berjalan dengan baik, terutama karena sudah ada vaksin Covid-19.

Chairman Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Denon Prawiraatmadja, berharap para pemangku kepentingan di industri penerbangan bisa satu suara untuk menyederhanakan proses administrasi perjalanan. Hal ini katanya akan membantu masyarakat untuk kembali menggunakan pesawat terbang.

"Paling penting adalah bagaimana setelah vaksin, semua stakeholder di industri penerbangan bisa selaras untuk menyederhanakan proses administrasi baik domestik maupun internasional. Karena dengan begitu, ini akan membantu masyarakat untuk percaya dan nyaman menggunakan transportasi udara," ungkap Denon dalam Rakernas HPRI pada Rabu (18/3/2021).

Ditambahkan CEO Air Asia Indonesia, Veranita Yosephine Sinaga, ia optimistis sektor pariwisata akan kembali bangkit. Meskipun, menurutnya, baik industri penerbangan, pariwisata, dan seluruh ekosistemnya masih mengalami tekanan yang berat.

"Tapi saya sangat berharap dampak dari vaksin, dimana kita melihat tingkat positif kasus Covid-19 juga turun dan menjadi lebih baik sekarang," tuturnya.

Ia pun menaruh harapan demand akan meningkat pada momen Lebaran 2021. Sementara untuk pasar internasional, katanya, akan tergantung dari penerimaan vaksinasi di masing-masing negara lain.

Sambil menunggu kondisi kembali membaik, Air Asia terus melakukan persiapan dan memastikan protokol kesehatan berjalan dengan baik. Ia pun berharap konsumen bisa kembali menikmati pengalaman travel yang menyenangkan.

Vera berharap bisa melihat pertumbuhan yang substansial termasuk dari sisi internasional. "Kita juga harus konsisten menjaga protokol kesehatan dan ini menjadi tantangan juga karena jangan sampai kita lengah. Pengalaman saya di 2020, pemerintah akan bereaksi dari sisi regulasi apabila melihat penyebarannya tidak terkontrol. Ini jadi tanggung jawab kita agar demand bisa didorong lebih cepat dan protokol kesehatan tetap dijaga," ungkapnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pasar Domestik

Meski tekanan terhadap industri penerbangan dan pariwisata masih ada, tapi ada peluang besar di pasar domestik yang tidak boleh dilupakan. Hal ini diungkapkan oleh VP Market Management Traveloka, John Safenson.

"Kita lihat outlook ke depannya, saya setuju bahwa pasar domestik harus tetap dikembangkan," kata John.

Berdasarkan temuan Traveloka, pasar domestik di Indonesia pada pandemi ini terdiri dari dua tipe. Pertama, orang yang selama ini suka travelling tetap melakukan kegemarannya tersebut saat pandemi.

Tipe kedua, orang yang selama ini tidak suka melakukan travelling, merekaa mengalami ketakutan disebabkan pandemi.

"Jadi ketakutan mereka untuk melakukan perjalanan lebih tinggi daripada yang sering melakukan perjalanan. Kita perlu melakukan sesuatu agar orang yang takut ini harus kita tingkatkan optimisnya," tutur John.

Ia menyatakan Traveloka tetap optimistis dengan kebangkitan industri penerbangan dan pariwisata meski saat ini tertekan pandemi. Untuk membantunya, kata John, diperlukan berbagai upaya menumbuhkan kembali kepercayaan konsumen.

"Kita harus menciptakan keyakinan bukan hanya kepada pimpinan, tapi ke semua masyarakat yang tentunya harus ada peran dari pemerintah bukan hanya pihak swasta. Travelling masih aman karena kenyataannya hotel, maskapai penerbangan dan semua pelaku industrinya sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, bahkan sampai disertifikasi," jelasnya.