Liputan6.com, Jakarta PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), anak usaha PT Pupuk Indonesia, tengah menyiapkan investasi jumbo senilai USD 2,5 miliar atau Rp 35,9 triliun (asumsi kurs Rp 14.372) dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan, sebagian besar investasi tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan pabrik di proyek Kawasan Industri Petrokimia di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Baca Juga
"Nilai investasi selama 5 tahun ke depan ialah USD 2,5 miliar. USD 2 miliar untuk Bintuni, sisanya untuk proyek di Bontang," ujar Rahmad dalam diskusi bersama media, Minggu (21/3/2021).
Advertisement
Rahmad melanjutkan, sumber dana investasi ini dapat mencakup kas perusahaan serta pinjaman. Pihaknya juga mempertimbangkan untuk melakukan Initial Public Offering (IPO), namun pilihan tersebut bukan menjadi jalan satu-satunya.
"Seluruh opsi terbuka. Barangkali untuk proyek di Bontang USD 500 juta bisa kita biayai dengan mudah dari kas kita. Yang serius di Bintuni, karena kalau utang terlalu besar berbahaya. Gimana kurangi leveragenya, apakah untuk strategic parnertship atau IPO, semua kita pertimbangkan," ujarnya.
Adapun tahun ini, Pupuk Kaltim menargetkan kenaikan laba hingga Rp 1,9 triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp 1,86 triliun.
Di tahun 2020, profit perusahaan naik hampir 10 persen, demikian pula penjualan yang stabil yaitu sebesar 3,3 juta ton.
Gandeng Pemkot Bontang, Pupuk Kaltim Inisiasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
Persoalan sampah menjadi salah satu perhatian serius Pupuk Kaltim. Bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional 2021, Pupuk Kaltim kembali memperkuat komitmennya untuk menekan penumpukan sampah. Selama tiga tahun terakhir, komitmen tersebuttelah diwujudkan melalui berbagai upaya penanggulangan hingga pemanfaatan sampah agar bernilai ekonomis.
Lewat kerjasamanya dengan Pemkot Bontang, Pupuk Kaltim menginisiasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bessai Berinta, sebagai wadah pemilahan untuk mengurangi volume sampah yang disalurkan ke TPA Bontang Lestari setiap hari.
Inisiatif ini pun telah diperkuat dengan program Black Soldier Fly (BSF), sebagai inovasi pengelolaan sampah sisa makanan. Rangkaian solusi ini menjawab kondisi produksi sampah di Kota Bontang yang mencapai 80-85 ton per hari di TPA Bontang Lestari.
TPST merupakan pengembangan program Bank Sampah Bessai Berinta bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bontang, yang disinergikan mulai tahap perencanaan, implementasi, hingga monitoring dan evaluasi. Gagasan ini berjalan sejak 2018, dengan kesinambungan program hingga 2022 mendatang.
“Program ini memiliki tujuan utama sebagai tempat pengolahan sampah terpadu dan mampu menjadi wadah edukasi pengolahan sampah bagi masyarakat Bontang,” ujar VP CSR Pupuk Kaltim Anggono Wijaya, Rabu (24/2/2021).
Fokus pengembangan program TPST Bessai Berinta juga merupakan langkah Pupuk Kaltim dalam memberdayakan masyarakat, khususnya di 5 Kelurahan dan 1 Kecamatan di Bontang, diantaranya Kelurahan Tanjung Laut, Tanjung Laut Indah, Gunung Elai, Api-api, Bontang Kuala dan Kecamatan Bontang Utara secara umum.
Pupuk Kaltim pun memberi dukungan dengan pengadaan sarana dan prasarana alat pemilah sampah di TPST Bessai Berinta senilai Rp411 Juta, untuk meningkatkan kerjasama dalam bentuk pemberdayaan masyarakat dan melibatkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai pengelola serta pemilah sampah di Bontang.
“Ada dua jenis sampah yang diolah di TPST, yakni sampah organik untuk dijadikan kompos dan sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomi akan dipilih kembali untuk dijual,” tambah Anggono.
Advertisement