Sukses

Harga Cabai Tembus Rp 150 Ribu per Kg, Ini Pinta Pedagang

Pemerintah diminta untuk menjaga stabilitas harga berbagai komoditas jelang masuknya bulan Ramadan

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah diminta untuk menjaga stabilitas harga berbagai komoditas jelang masuknya bulan Ramadan. Hal ini perlu dilakukan agar konsumen mendapatkan harga terbaik, terutama harga-harga di pasar tradisional.

Abdullah Mansuri, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (IKAPPI) menyampaikan, saat ini harga cabai mulai merangkak naik. Meski diklaim sudah masuk masa panen harga tidak ikut turun.

Bahkan cabai rawit merah mencapai 150 ribu per kilogram. Kata Abdullah, kenaikan ini bukti bahwa tidak sinkronnya data Kemendag dan Kementan dengan fakta di lapangan.

"Ini yang harus disikapi sebaik baiknya. Pemerintah harus merelakan kenaikan di kuartal ini dan mempersiapkan kuartal ke depan agar tidak terjadi kenaikan harga di semua komoditas. Tidak hanya cabai, termasuk daging juga naik. Daging juga mengalami lonjakan, daging sapi sekarang di 129 ribu yang standar di 124 ribu, untuk paha belakang. Itu masalah yang harus diselesaikan," ujar Abdullah, Senin (22/3/2021).

Salah satu yang juga perlu dibenahi yakni pasar induk sebagai pusat distribusi. Karena itu, langkah pemberian pasar induk sebagai titik awal distribusi pangan merupakan langkah awal yang baik, karena pasar induk menjadi pusat distribusi pangan kita, selama berpuluh tahun.

Tinggal bagaimana melakukan pengawasan dari sisi distribusi. Di sana pasti ada yang nakal, tinggal bersama sama semua pihak melakukan pengawasan.

Sementara terkait masih adanya aksi premanisme di pasar yang mengganggu rantai distribusi, juga perlu tindakan tegas penegak hukum, termasuk satgas pangan.

"Iya satgas pengan perlu bertindak, juga bersama KPPU. Satgas pangan punya peran strategis menjaga agar pangan kita bisa terkendali, bisa terawasi. Namun tentu jauh lebih penting strategi penguatan produksi, penyeimbangan supply demand, itu juga penting. Sekuat apapun pengawasan, distribusi kalau produksi tidak ada, apa yang mau didistribusi dijaga," tegasnya.

Hal lain yang juga mendesak dibenahi, salah satunya dengan pemetaan wilayah produksi. Wilayah produksi cabai ada dimana, wilayah produksi bawang dimana.

Diawasi, didampingi, diadvokasi, juga disubsidi, agar produksi sesuai harapan masing masing. Tak kalah penting, berapa asumsi permintaan di pasar juga itu harus diprediksi, kalau bisa tahu berapa permintaan, berapa stok, petani akan jadi enak produksinya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Bahan Kebutuhan Pokok

Sementara itu, persediaan bahan kebutuhan pokok secara nasional menjelang puasa Ramadan tahun ini dipastikan aman. Masyarakat diminta untuk tidak panik.

"Kalau saya optimistis, tidak akan ada masalah karena kita sudah swasembada untuk daging ayam, dalam waktu 10 tahun terakhir ini. Karena pada saat ini menurut BPS harga pokok harian menjadi Rp 18,6000 per kg," kata Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional Musbar Mesdi.

Harga telur ayam saat ini, kata dia, berada di kisaran Rp 17.500 hingga Rp 18.500 per kilogram (kg). Padahal, berdasarkan Harga Pokok penjualan (HPP) yang berlaku, harga telur ayam seharusnya berada di level Rp 19.500 per kg.

Karena stok memadai, Musbar pun memperkirakan harga kebutuhan seperti daging ayam dan telur ayam tetap stabil. Bahkan, bisa turun dari harga perkiraan.Baca Juga: Pasokan memadai, Mentan sebut harga beras stabil pada awal tahun.

"Nah daya beli kita secara koreksi saat ini cenderung menurun, karena adanya program vaksinasi Covid-19 secara nasional. Karena kondisi per kapita dan aktivitas belum stabil," jelas Musbar.

Dia berharap, harga pada bulan suci Ramadhan tahun tidak terjadi gejolak. Pasalnya, kondisi saat ini tidak menentu. "Ini normal saja, tidak ada gejolak diharga daging ayam, karena pemerintah sejauh ini tenang-tenang saja. Kita optimistis Ramadhan tahun ini stabil," kata dia.

Sementara, stok beras sendiri dipastikan Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang Zulkifli Rasyid tetap aman. Pasalnya, persediaan bahan baku beras di petani masih sangat banyak.

"Kalau stok di induk ada sekitar 42 ribu ton perharinya, harus ada itu. Kenapa stok ini cukup, karena panen di sejumlah daerah seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat masih berjalan," kata Zulkifli.