Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ekonomi di seluruh dunia termasuk Indonesia terpuruk karena terdampak pandemi Covid-19. Tak cuma negara berkembang, negara maju juga mengalami hal yang sama sehingga pertumbuhan ekonomi terkontraksi.Â
"Negara paling kuat, paling maju, paling kaya sekalipun mereka sekarang terperosok di dalam kondisi ekonomi yang tidak baik kontraksi. Ekonominya lebih dalam dibandingkan kita," kata Sri Mulyani dalam acara Temu Stakeholder untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional, yang disiarkan lewat Youtube Kemenkeu RI, Kamis (25/3/2021)
Baca Juga
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 sendiri mengalami kontraksi hingga minus 2,07 persen. Pertumbuhan ini menjadi terburuk sejak krisis 1998 lalu. Namun ekonomi RI masih dianggap lebih baik jika dibandingkan beberapa negara-negara di Asean.
Advertisement
"Tahun 2020 Indonesia juga mengalami kontraksi 2 persen. Namun negara-negara lain kontraksinya mungkin jauh lebih dalam," jelas dia.
Dia mencontohkan, ada beberapa negara-negara ASEAN yang mengalami kontraksi lebih dalam dari Indonesia. Diantaranya adalah Thailand, Malaysia, Singapura. Kemudian jika dibandingkan negara-negara-negara seperti Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol dan Amerika Serikat juga mengalami kontraksi jauh lebih dalam.
"Jadi pandemi ini memang yang luar biasa di bidang kesehatan yang kemudian menular di bidang sosial ekonomi," jelas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Indonesia Minus 1 Persen di Kuartal I 2021
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memprediksi Indonesia masih terjebak dalam jurang resesi. Ia memperkirakan ekonomi Indonesia minus 1 hingga minus 0,1 persen di kuartal I 2021.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia mungkin masih di kisaran minus 1 persen hingga minus 0,1 persen untuk kuartal I 2021," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (23/3/2021).
Meski masih resesi, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menganggap ekonomi Indonesia sudah menunjukan progres pemulihan dibanding kuartal-kuartal sebelumnya.
Untuk sepanjang 2021, Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh positif antara 4,5-5,3 persen.
Proyeksi tersebut lebih tinggi dari revisi perkiraan OECD sebesar 4,9 persen, IMF sebesar 4,8 persen, dan Bank Dunia sebesar 4,4 persen.
"Ini adalah suatu hal yang perlu kita jaga dari sisi konsistensi proyeksi, terutama kalau ada tanda-tanda pemulihan ekonomi untuk terus diperkuat," kata Sri Mulyani.
Advertisement