Liputan6.com, Jakarta Lusinan kapal kargo pembawa barang-barang vital masih terjebak di Terusan atau Kanal Suez, Mesir. Ini imbas dari terdamparnya sebuah kapal kontainer raksasa berbobot 224.000 ton di kanal tersebut, yang memblokir salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia.
Upaya untuk mengapungkan kembali kapal Ever Given terus dilakukan hingga Kamis (23/3/2021) ini. Sebanyak 5 kapal tunda bekerja untuk menyeret kapal ke perairan yang lebih dalam, menurut data pelacakan kapal seperti melansir CNN.
Dalam pernyataannya, Otoritas Terusan Suez menceritakan jika kapal kontainer - yang memiliki panjang hampir setinggi Empire State Building kandas setelah terjebak angin 40 knot dan badai pasir. Kondisi yang menyebabkan jarak pandang rendah dan navigasi yang buruk.
Advertisement
Kandasnya kapal kontainer raksasa, berukuran panjang 400 meter dan lebar 59 meter kemudian memblokir transit di kedua arah melalui jalur pengiriman utama di Kanal Suez.
Kondisi ini sudah menuai kekhawatiran dari pemilik kapal lain. Perusahaan pengiriman peti kemas terbesar di dunia, Maersk, mengatakan 7 dari kapal peti kemasnya terpengaruh.
Empat kapal terjebak di sistem kanal terdekat sementara sisanya menunggu untuk memasuki jalur tersebut, kata perusahaan Denmark tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Maersk terus memantau situasi saat ini di Terusan Suez dan mengikuti upaya pengapungan kembali kapal yang terkena dampak. Svitzer, penyedia layanan penarikan dan keselamatan kami, mengambil bagian dalam operasi pengapungan yang sedang berlangsung seperti yang diminta oleh Otoritas Terusan Suez (SCA). )," menurut pernyataan perusahaan.
Â
Saksikan Video Ini
Proses Pembebasan
Perusahaan jasa kelautan GAC melalui catatan kepada kliennya, memastikan jika upaya untuk membebaskan kapal menggunakan kapal tunda terus berlanjut. Tetapi kondisi angin dan ukuran kapal yang besar "menghalangi operasi."
Perangkat lunak pelacak kapal menunjukkan 5 kapal tunda sedang berupaya membantu Ever Given dan 3 sedang dalam perjalanan. Namun, sinyal GPS kapal hanya menunjukkan perubahan kecil pada posisinya selama 24 jam terakhir.
Di sisi lain, lusinan kapal, termasuk kapal kontainer besar lainnya, kapal tanker yang membawa minyak dan gas, dan kapal curah yang mengangkut biji-bijian memutuskan mundur di kedua ujung kanal kanal. Kondisi ini menciptakan salah satu kemacetan pengiriman terburuk selama bertahun-tahun.
Harus diketahui jika sekitar 30 persen dari volume peti kemas pengiriman dunia melewati Terusan Suez sepanjang 193 kilometer (120 mil) setiap harinya. Di mana sekitar 12 persen dari total perdagangan global semua barang.
Pakar perkapalan mengatakan bahwa jika penyumbatan tidak mungkin diselesaikan dalam 24 hingga 48 jam ke depan, beberapa perusahaan pelayaran mungkin terpaksa mengubah rute kapal di sekitar ujung selatan Afrika, yang akan menambah sekitar satu minggu perjalanan.
Tetapi ketua Otoritas Terusan Suez mengatakan bahwa meskipun ada penyumbatan, beberapa kargo dapat bergerak ke selatan dan upaya untuk mengeluarkan Ever Given akan terus berlanjut.
Advertisement