Sukses

Krakatau Steel Punya Pabrik Baru, Kapasitas Produksi Bakal Meningkat

Pemerintah berkomitmen mendukung manajemen Krakatau Steel untuk terus meningkatkan kinerjanya.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengunjungi pabrik baru PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (Krakatau Steel) di Cilegon yaitu pabrik Hot Strip Mill 2 (HSM 2), Kamis (25/3/2021). Kunjungan ini merupakan bentuk komitmen dan dukungan pemerintah dalam melindungi serta memajukan industri dalam negeri khususnya industri baja.

"Krakatau Steel adalah industri kebanggaan nasional dan kita harus bisa menjaga kepercayaan publik, investor, dan perbankan dengan pencapaian-pencapaian positif," ujar Agus dalam keterangannya, Kamis (25/3/ 2021).

Agus menambahkan, peningkatan pangsa pasar ini patut kita apresiasi. Pemerintah berkomitmen mendukung manajemen Krakatau Steel untuk terus meningkatkan kinerjanya.

"Kementerian Perindustrian memiliki program subtitusi impor sebesar 35 persen sampai 2022 dimana produk baja yang dihasilkan dari pabrik HSM 2 milik Krakatau Steel nantinya dapat berkontribusi mengisi ruang impor tersebut. Kami berharap Krakatau Steel dapat tumbuh berkembang menjadi lebih besar dan dengan penambahan kapasitas yang dapat menggairahkan utilisasi baja nasional," tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, dengan dioperasikannya pabrik dengan nilai investas USD 521 pada bulan April 2021 nanti, kapasitas produksi Hot Rolled Coil (HRC) Krakatau Steel bertambah 1,5 juta ton per tahun.

"Pabrik HSM 2 ini akan menghasilkan produk baja HRC yang biasanya digunakan untuk General Structure, otomotif, serta bahan baku pipa baja," ujarnya.

Jika ditambah dengan pabrik HRC Existing dengan kapasitas mencapai 2,4 juta ton per tahun, maka total kapasitas produksi HRC Krakatau Steel mencapai 3,9 juta ton per tahun.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Konsumsi Baja

Lebih lanjut, disebutkan bahwa konsumsi baja Indonesia terus tumbuh dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020, konsumsi baja Indonesia mencapai 15,8 juta ton. Ke depan masih ada ruang pengembangan industri baja untuk tumbuh seiring dengan pertumbuhan pembangunan infratruktur di Indonesia.

Dengan adanya HSM 2, Krakatau Steel semakin kompetitif dan dapat meningkatkan pangsa pasar untuk produk HRC menjadi sebesar 65 persen di tahun 2021 dibandingkan dengan tahun 2020 yang sebesar 45 persen.

Lanjut Silmy, pemerintah telah mendukung industri dalam negeri dengan serangkaian peraturan dan kebijakan yang berpihak pada industri nasional. Upaya pengendalian importasi dan menjaga kualitas besi dan baja dalam negeri menjadi salah satu prioritas Kementerian Perindustrian dalam meningkatkan pertumbuhan industri.

"Dengan dukungan dari pemerintah dan peningkatan kapasitas Krakatau Steel yang terus tumbuh, kami yakin Krakatau Steel dapat memenuhi kebutuhan industri baja domestik sehingga kemandirian industri baja nasional dapat terwujud," ungkas Silmy.