Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengajak seluruh stakeholder atau pemangku kepentingan untuk sama-sama optimis dalam menatap pemulihan ekonomi nasional. Menurutnya, optimisme tersebut perlu didorong, apalagi pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat dan dirasakan.
"Mari kita optimisme bahwa pemulihan ekonomi kita akan berlangsung lebih baik pada tahun ini sudah mulai terlihat dan akan lebih baik," kata Perry dalam webinar, Jumat (26/3).
Baca Juga
Dia mengatakan dengan semangat serta optimisme yang tiggi bersama-sama, pemulihan ekonomi yang ditargetkan di tahun ini bisa dicapai. Sebagai mana diketahui pemerintah menargetkan pertumbuhan tahun ini mencapai sebesar 4,3 sampai dengan 5,3 persen.
Advertisement
Perry mengatakan, pertumbuhan tersebut bersumber dari kinerja ekspor yang sudah cukup bagus. Di sisi lain tingkat konsumsi dan investasi juga sudah terjaga dengan baik, terutama ini didukung dari sektor keuangan perbankan.
"Mari kita bersama membangun optimisme itu yang ingin saya sampaikan bahwa bagaimana sinergi yang sangat kuat antara pemerintah Indonesia, dunia perbankan, dunia keuangan dan dunia usaha untuk bersama-sama membangun pemulihan ekonomi itu," kata dia.
Dia menambahkan, berbagai kebijakan terus ditempuh baik dari stimulus fiskal, moneter, penurunan suku bunga, likuiditas dan stabilitas nilai tukar rupiah. Ditambah saat ini pemerintah dan Bank Indonesia juga tengah mendorong kredit dan pembiayaan masyarakat.
"Mari kita tingkatkan dukungan dari sektor keuangan untuk pemulihan ekonomi," imbuhnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
OJK Ramal Pemulihan Ekonomi Global Lebih Cepat
Hasil Rapat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, pemulihan ekonomi global diperkirakan lebih cepat. Hal ini tercermin dari akselerasi proses vaksinasi Covid-19 secara global dan membaiknya sektor manufaktur.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan perbaikan ekonomi di Amerika Serikat berlangsung lebih cepat karena didorong oleh stimulus fiskal senilai USD 1,9 triliun dan tingginya laju vaksinasi yang dilakukan.
"Tingginya laju vaksinasi diperkirakan akan menciptakan herd immunity di semester II-2021," kata Wimboh dalam keterangan persnya, Jakarta, Jumat (26/3/2021).
Optimisme pemulihan ekonomi di AS mendorong kenaikan yield US Treasury dan meningkatkan volatilitas pasar keuangan global. Terutama di pasar obligasi dan nilai tukar negara Emerging Markets. Perkembangan positif dari sisi perekonomian dan progres vaksinasi tersebut mendorong pasar saham global menguat di bulan Maret.
Sampai dengan 19 Maret 2021, IHSG menguat sebesar 1,8 persen mtd. Namun demikian, peningkatan volatilitas di pasar keuangan global mendorong yield obligasi domestik meningkat dan nilai tukar Rupiah melemah 1,1 persen mtd ke Rp14.400/dolar AS.
Pelemahan tersebut diiringi dengan outflow investor non residen sebesar Rp0,12 triliun mtd dan Rp1,01 triliun mtd. Lebih rinci ytd pasar saham: net buy Rp 920 miliar dan ytd pasar SBN: net sell Rp1,3 triliun).
Di sektor perbankan, OJK juga mencatat, dukungan Pemerintah dalam bentuk PMN kepada BUMN mendorong Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh double digit sebesar 10,11 persen (yoy) di Februari 2021. Terutama didorong oleh pertumbuhan giro yang signifikan sebesar 19,98 persen (yoy).
Advertisement