Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (kemendag) Syailendra mengatakan, kenaikan harga daging sapi cuma terjadi di Jakarta saja. Sementara harga daging sapi di beberapa daerah justru tidak mengalami lonjakan.
Dia mencontohkan beberapa daerah seperti di Lamongan dan Tuban, harga daging sapi dibandrol hanya Rp 100.000 per kilogram (kg). "Ini yang ramai kita kita di sini aja. Daerah aman aman saja sejauh ini," ujarnya dalam diskusi Mahalnya Harga Daging Sapi dan Kerbau, Apa Solusinya?, Senin (29/3/2021).
Baca Juga
Sebelumnya, Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) mengatakan bahwa harga daging sapi terjadi sejak Juli 2020. Ketua APDI, Asnawi menyampaikan, harga sapi jenis bakalan pada Juli 2020 sudah mencapai posisi USD 3,6 per kilogram (Kg) bobot hidup. Memasuki Januari 2021, harga sapi bakalan per Kg bobot hidup mengalami kenaikan USD 0,3, atau menjadi USD 3,9 per Kg bobot hidup.
Advertisement
Asnawi mengatakan, harga tersebut belum termasuk biaya-biaya bongkar muat di tiap pelabuhan serta ongkos transportasi angkutan.
"Kenaikan harga terjadi sejak Juli 2020 sampai dengan Januari 2021 sudah mencapai Rp 13.000 per Kg pembelian sapi bakalan dari Australia," jelasnya dalam pesan tertulis, pada Rabu 20 Januari 2021.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Pokok
Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo), Johny Liano, menjelaskan harga pokok pembelian daging sapi di tingkat global saat ini memang sudah tinggi.
Menurut dia, beberapa komoditas pangan di Indonesia saat ini masih bergantung pada pasokan dari negara lain.
Sehingga itu berdampak terhadap ketersediaan dan harga di tingkat domestik. "Sekarang apa yang harus dikerjakan, solusinya apa. Kembali lagi bagaimana jangka panjangnya tumpuan kita (produksi) di dalam negeri cepat ditingkatkan," sambungnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement