Liputan6.com, Jakarta - Unik, ada Kampung Airport yang berdampingan dengan Bandara Soekarno Hatta, tepatnya di Kampung Rawalini, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang.
Saat memasuki perkampungan tersebut, suasana kampung dibuat warna warni. Lalu, beberapa tempat atau lahan yang semula kumuh, rawa, atau tanah tidur, dibuat produktif.
Baca Juga
Ada juga dibuat kebun toga alias untuk tanaman obat. Ada juga dibuat bale dari bambu untuk 'English Club', lalu hydropolic untuk menanam berbagai macam sayuran dan buah. Lalu, ada rumah yang dijadikan tempat kursus komputer yang dikhususkan untuk warga setempat, hingga pemberdayaan maggot, untuk berbagai makan ternak.
Advertisement
"Jadi kami ingin menjadikan perkampungan di dekat kawasan bandara ini adalah kampung yang mandiri, terlebih di tengah pandemi Covid-19, kami inginnya juga berketahanan pangan," ungkap EGM Bandara Soekarno Hatta, Agus Haryadi.
Bukan hanya menjadikan kampung produktif, di lokasi yang sama, AP II Bandara Soetta, juga membedah 10 rumah warga yang tak layak huni. Satu rumah, Agus mengatakan, AP II menggelontorkan Rp 78 juta.
"Iya, ada 10 rumah, masing-masing rumah itu menghabiskan Rp 78 juta,"katanya.
Menurut Agus, program bedah rumah ini bukan kali ini saja, melainkan akan dilakukan secara bergilir dengan rumah-rumah tak layak huni lain di sekitar Bandara Soekarno Hatta.
"Ini bertahap, tiap tahun kita gilir. Targetnya semua rumah yang tak layak di sekitar bandara,"katanya. (Pramita Tristiawati)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penasaran Rasanya Naik Tesla? Kini Bisa Coba di Bandara Soekarno-Hatta
Bandara Soekarno-Hatta kini bukan hanya sekedar tempat bagi traveler untuk naik dan turun pesawat saja. Traveler di Bandara Soekarno-Hatta bisa mendapatkan pengalaman berkendara dengan mobil Tesla Model X 75D yang digunakan sebagai amada taksi oleh Blue Bird.
Bandara Soekarno-Hatta sendiri kini telah menjelma menjadi suatu kawasan terintegrasi yang memperkenalkan berbagai kemajuan dan inovasi di bidang teknologi termasuk yang ada pada moda transportasi.
Moda transportasi canggih itu antara lain adalah Skytrain yang merupakan transportasi publik berbasis kereta listrik untuk perpindahan penumpang dari Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3, dan Stasiun Kereta Bandara. Skytrain ini merupakan moda pertama di Indonesia yang memiliki sistem Automated Guided Transit (AGT) sehingga dapat beroperasi tanpa masinis (nirawak).
Selain Skytrain, Bandara Soekarno-Hatta juga memperkenalkan kehadiran mobil listrik canggih yang telah memiliki reputasi global Tesla.
President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan keberadaan Tesla di Bandara Soekarno-Hatta ini sekaligus menandakan keberpihakan perseroan terhadap pengembangan energi baru terbarukan (EBT), dan juga peningkatan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.
“PT Angkasa Pura II bersama Blue Bird menghadirkan taksi listrik Tesla di Bandara Soekarno-Hatta. Sejalan dengan itu, PT Angkasa Pura II menyediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum [SPKLU] di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.”
“Bandara Soekarno-Hatta mendukung pengembangan kendaraan listrik di Indonesia, di mana selain Tesla juga terdapat taksi listrik lainnya yang juga dioperasikan Blue Bird yakni BYD, dan juga GrabCar dengan Hyundai IONIQ EV,” ujar Muhammad Awaluddin.
Advertisement