Sukses

HEADLINE: Kilang Minyak Pertamina Balongan 3 Kali Terbakar, Upaya Cegah Terulang?

Kilang Minyak Pertamina Balongan di Indramayu, Jawa Barat terbakar dan meledak pada Senin, 29 Maret 2021 pukul 00.45 WIB.

Liputan6.com, Jakarta Kaget dan panik. Perasaan yang digambarkan warga saat pertama kali mendengar ledakan yang tak jauh dari rumahnya. Mereka tersentak bangun dan buru-buru ke luar rumah. Tampak lah kobaran api membumbung tinggi, disertai kepulan asap hitam yang bisa terlihat hingga jarak 5 kilometer (km).

Terkuak jika asal api berkobar adalah dari Tangki T-301G Kilang Minyak Balongan milik PT Pertamina (Persero). Kilang yang berlokasi di Indramayu, Jawa Barat ini terbakar dan meledak pada Senin 29 Maret 2021, pukul 00.45 WIB.

"Seperti ledakan bom. Saya fikir juga rumah saya diseruduk mobil. Karena jam 00.45 saya sedang tidur sampai terbangun," cerita Danimah, warga Desa Majakerta Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu.

Menurut dia, kebakaran di Kilang Pertamina Balongan Indramayu merupakan yang terbesar. "Bulan Desember juga pernah kejadian tapi hanya asap hitam saja. Yang sekarang terjadi baru sekali dan terbesar," jelas dia.

Hal serupa dirasakan warga Indramayu lain Suryana (50). Dia mengaku kaget saat mendengar suara ledakan, tetapi berfikir itu hanya petir biasa. Namun, saat keluar rumah, kobaran api semakin membesar berasal dari di Kilang Balongan dekat rumahnya.

Melihat kejadian tersebut, Suryana mengaku langsung meminta keluarganya untuk mengungsi. Namun, Suryana memilih untuk tetap tinggal menjaga rumah.

Sesaat usai kejadian, Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional, Ifki Sukarya, menyatakan jika saat terjadi kebakaran, kondisi sedang turun hujan deras disertai petir.

Pihaknya pun langsung mengambil langkah antisipasi mencegah kebakaran meluas, selain upaya memadamkan api. "Dilakukan normal shutdown untuk pengendalian arus minyak dan mencegah perluasan kebakaran," jelas Ifki.

Adapun, insiden di Kilang Balongan milik Pertamina yang awalnya terjadi pada tangki T-301G, merembet ke 3 unit tangki lainnya yaitu T-301E, T-301F, dan T-301H yang terletak dalam 1 bundwall.

Pertamina langsung mengevakuasi warga di sekitar lokasi Kilang Balongan. Sebanyak 200 warga Desa Balongan ke Pendopo Kabupaten Indramayu, 400 warga di Islamic Center Indramayu, dan 350 warga di GOR Perumahan Bumi Patra.

Diketahui insiden ini menyebabkan beberapa korban luka. Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Erdi Adrimulan Chaniago menyebut ada puluhan orang mengalami luka ringan. Kemudian 5 orang luka berat. Namun tidak ada korban meninggal.

"Data yang terakhir sudah kita terima ada sebanyak 23 korban luka ringan," kata Kombes Erdi dalam keterangannya.

Terkait para korban, Pertamina memastikan ikut bertanggunng jawab, dengan menanggung biaya perawatan bagi warga di sekitar Kilang Minyak Balongan yang terkena dampak kebakaran.

"Sementara warga masih tetap tinggal di pengungsian, dan yang luka karena kejadian ini kita rawat di Rumah Sakit Pertamina Balongan," kata Ifky kepada Liputan6.com.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 5 halaman

Bukan Kebakaran Pertama

Terkuak jika terbakarnya fasilitas Kilang Minyak Balongan yang selama ini menjadi fasilitas pengolahan dan memasok Bahan Bakar Minyak (BBM) ke berbagai daerah, bukan yang pertama kali.

Dari penelusuran, Kilang Balongan pertama kali terbakar pada Oktober 2007. Dalam insiden itu, api tidak merusak fasilitas produksi dan hanya mengganggu fasilitas pembuangan limbah.

Kebakaran kembali terjadi pada Januari 2019 di kawasan Kilang Minyak Balongan. Insiden tersebut terjadi pada fasilitas pemasok gas milik PT Pertamina EP Aset 3 ke pengolahan minyak (kilang) Balongan, Jawa Barat.

Fasilitas yang terbakar merupakan boiler penyuplai gas, untuk mendukung kegiatan kilang Balongan. Kebakaran terjadi pada Senin 4 Januari 2019, pukul 09.40 WIB. Namun dalam 20 menit kebakaran sudah dapat dipadamkan. Untuk penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan.

Kebakaran yang terjadi 29 Maret 2021 merupakan yang ketiga kalinya. Kilang minyak Balongan yang terbakar adalah kilang keenam dari tujuh kilang Direktorat Pengolahan PT Pertamina.

Kilang ini mengolah minyak mentah (Crude Oil) menjadi produk-produk BBM (Bahan Bakar Minyak), Non BBM, dan Petrokimia.

Dampak Kebakaran

Dari peristiwa kebakaran Kilang Minyak Balongan, Pertamina sendiri menyatakan telah mengalami kerugian sebanyak 400 ribu barel BBM.

Akibat terbakarnya Kilang Minyak Balongan, Pertamina juga mengalihkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan avtur untuk kebutuhan 3 bandara yang disuplai dari Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan.

CEO Commercial and Trading Subholding Pertamina (PT Patra Niaga) Mas'ud Khamid mengatakan, ada 3 bandara yang menerima pasokan avtur dari Pertamina Balongan.

Ketiga bandara tersebut antara lain adalah Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara Bandung, Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma Jakarta, dan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang.

"Ada tiga bandara yang disuplai dari Balongan, yakni Husein, Halim, dan Ahmad Yani. Halim disuplai dari Bandara Soekarno-Hatta karena disana suplai cukup dan kebutuhan tidak terlalu besar," jelasnya.

Kemudian untuk Ahmad Yani, Pertamina akan menyuplai dari Fuel Terminal atau Terminal Bahan Bakar (TBB) Rewulu (DIY Yogyakarta). Sementara bandara New Yogyakarta (Bandar Udara Internasional Yogyakarta) 100 persen akan disuplai dari Refinery Unit IV Cilacap.

Pasokan juga akan diambil dari sejumlah fasilitas TBB lainnya seperti TBB Plumpang, Cilegon, Bandung Raya, Ujung Berung, dan Padalarang.

Meski demikian, Pertamina memastikan pasokan BBM tetap aman. Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati meminta masyarakat tidak panik kebakaran Kilang Balongan berdampak ke pasokan BBM.

Dia menjamin perseroan masih memiliki banyak stok untuk masing-masing jenis bahan bakar. "Kondisi stok nasional sangat-sangat aman. Masyarakat tidak perlu panik karena stok luber," ujar Nicke dalam konferensi pers online, Jakarta, Senin (29/3/2021).

Disebutkan jika stok nasional mencapai 10,5 juta barel, cukup untuk 27 hingga 28 hari ke depan. Pemakaian per hari 390 mb atau 62.500 kiloliter. Stok tersebut dijamin sangat aman apalagi di tengah pandemi Virus Corona permintaan BBM belum terlalu tinggi.

Kemudian, bahan bakar solar tersedia sebanyak 8,8 juta barel dijamin cukup untuk 20 hari. Demikian juga untuk Avtur, dijamin sangat banyak sekitar 3,2 juta barel untuk 74 hari konsumsi.

 

 

 

3 dari 5 halaman

Cari Penyebab Kebakaran

Penyebab kebakaran Kilang Minyak Balongan tentu menjadi pertanyaan banyak pihak. Kepastian pemicu kebakaran masih dalam tahap investigasi berbagai pihak, dan belum ada hasil pasti.

Dirut Pertamina Nicke. "Penyebabnya belum kita ketahui pasi, sampai saat ini masih investigasi dibantu pihak-pihak berwenang. Fokus kami hari ini menyelesaikan kondisi darurat di lapangan," tegas Dirut Pertamina Nicke.

Namun ada sedikit dugaan, jika kebakaran akibat kebocoran pipa. Seperti diungkapkan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Ahmad Dofiri. 

"Saya kira akibatnya itu (kebocoran pipa), tetapi ini informasi awal, karena semalam itu ada petir yang cukup besar juga," kata Dofiri saat meninjau lokasi, Senin (29/3/2021).

Kabidhumas Polda Jawa Barat Kombes Pol Erdi A Chaniago mengatakan hal serupa. Hanya saja spekulasi itu perlu didalami lagi oleh kepolisian dengan melakukan penyelidikan setelah pemadaman api di Kilang Minyak Balongan tuntas.

"Memang diinformasikan ke kami ada dugaan sementara terjadinya ledakan atau kebakaran di kilang minyak Balongan Indramayu ini karena ada pipa yang bocor," kata Erdi di Bandung.

Sejauh ini Pertamina bersama dengan petugas pemadam kebakaran masih terus melakukan upaya pemadaman disertai pendinginan terhadap empat tangki yang terbakar.

Petugas kepolisian dari Puslabfor dan Forensik setempat sudah bersiaga untuk melakukan penyelidikan di lokasi kebakaran Kilang Minyak Balongan.

"Baik itu dari Puslabfor, kemudian dari forensik Polres, Polda maupun Mabes Polri kita sudah ada di sana. Tinggal menunggu kapan kita melakukan olah TKP," ucap Erdi.

Masih dalam rangka mencari tahu penyebab kebakaran, bahkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan tim untuk melakukan investigasi penyebab kebakaran.

Inspektur Migas dilaporkan sudah terjun ke lapangan, dipimpin Direktur Teknik dan Lingkungan Migas selaku Kepala Inspeksi Migas Wakhid Hasyim.

"Penyebab kejadian akan diinvestigasi setelah kebakaran berhasil diatasi. Saat ini Inspektur Migas sudah berada di tempat kejadian untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji dalam keterangannya.

Proyek Strategis Nasional

Pengamat energi Kurtubi khawatir jika insiden kebakaran Kilang Balongan, bisa menghambat megaproyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Pertamina.

"Jadwalnya pasti akan molor. Perkiraan saya memperbaiki tangki yang rusak parah butuh waktu lama untuk bisa berfungsi normal kembali," kata Kurtubi seperti dikutip dari Antara, Selasa (30/3/2021).

RDMP Kilang Balongan merupakan salah satu proyek strategis nasional dalam rangka pengembangan kilang di Indonesia.

Mengutip informasi dari laman resmi Pertamina, pengerjaan proyek RDMP Kilangan Balongan fase pertama ditandai dengan pemancangan perdana pada Februari lalu.

Pengembangan proyek ini bertujuan meningkatkan fleksibilitas unit pengolahan dan meningkatkan kapasitas produksi Kilang Balongan dari sebelumnya hanya 125 MBSD menjadi 150 MBSD, serta mampu menghasilkan nafta untuk proses lebih lanjut dari 5,29 MBSD menjadi 11,6 MBSD.

Dengan peningkatan fleksibilitas Crude Distillation Unit (CDU), maka Kilang Balongan akan bisa memproses minyak mentah campuran berat ataupun minyak mentah ringan.

Hal ini akan meningkatkan margin untuk perusahaan dan juga meningkatkan ketahanan energi nasional. Selanjutnya, fase kedua adalah aktivitas produksi mulai berlangsung pada tahun 2022 mendatang.

Adapun fase ketiga terkait pengembangan komplek kilang terintegrasi petrokimia yang diproyeksikan rampung pada tahun 2026.

Dalam penggarapan proyek ini, Pertamina menggandeng dua perusahaan energi asing, yakni China Petroleum Corporation (CPC) dan perusahaan minyak asal Abu Dhabi ADNOC.

 

4 dari 5 halaman

Cegah agar Kebakaran Tak Terulang

Terulangnya kembali insiden kebakaran menuai perhatian banyak pihak. Terutama sistem keamanan dan pengoperasian Kilang Balongan.

Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno menegaskan diperlukan protokol pengoperasian, pemeliharaan dan pengamanan yang ketat dalam upaya pencegahan agar tidak terjadi lagi kebakaran di Kilang Minyak Balongan Indramayu.

“Diperlukan protokol pengoperasian, pemeliharaan atau perawatan dan pengamanan yang ketat karena kilang ini adalah obyek vital bagi negara,” kata Eddy kepada Liputan6.com.

Selain itu, sangat penting mengevaluasi penerapan protokol tersebut. Apabila protokol yang sudah disebutkan di atas belum memadai, maka Pertamina harus meningkatkan dan memperketat penerapan protokolnya.

Eddy menegaskan, harus ada upaya pencegahan agar kasus serupa tidak terulang kembali. Sejauh ini, Komisi VII DPR meminta Pertamina untuk mengumpulkan data dan fakta di lapangan terkait penyebab kejadian terbakarnya kilang minyak Balongan. Serta meminta agar perusahaan melakukan penanganan yang serius terhadap warga yang terluka akibat ledakan tersebut.

Permintaan evaluasi juga berasal dari jajaran Komisaris Pertamina. Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Komisaris, Condro Kirono diketahui mendatangi langsung lokasi kebakaran Kilang Minyak Balongan, Senin (29/3/2021).

Basuki Tjahaja Purnama meminta agar dilakukan evaluasi menyeluruh atas insiden yang terjadi supaya ke depannya tidak terulang lagi.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai jika Pertamina perlu menggelontorkan investasi yang lebih banyak di sektor keamanan untuk mencegah kebakaran seperti di kilang minyak Balongan terulang kembali.

"Investasi tentu sangat perlu di sektor safety, karena kalau terjadi apa-apa seperti sekarang, dampak kerugiannya, materiilnya pasti jutaan dolar," ujar Mamit saat dihubungi Liputan6.com.

Salah satunya, dia menyinggung tentang penyebab kebakaran akibat petir. "Kalau sebabnya karena petir, sebenarnya Pertamina harusnya sudah menerapkan penangkal petir. Itu ada hitungannya, nanti bisa menyerap petir. Kalau memang karena petir, mungkin saja alatnya kemarin tidak berfungsi dengan baik atau bagaimana," ujarnya.

Meski nilai kerugian belum bisa dipastikan, Mamit menghitung, Pertamina tidak hanya kehilangan gasoline, tapi juga harus mengeluarkan uang untuk perbaikan dan pembangunan kembali kilang.

Mamit berharap penyelidikan terhadap penyebab kebakaran kilang minyak Balongan ini bisa segera selesai. Ketika penyebabnya sudah diketahui, maka Pertamina dapat berinvestasi di proyek keamanan kilang untuk mencegah kecelakaan yang sama terulang kembali.

"Ini jadi pelajaran, kita berharap supaya Pertamina lebih memperbaiki terkait perkilangan mereka terutama keamanannya. Apalagi Pertamina ini ada RDMP, GRM yang sangat penting. Saya dorong investigasi mendalam untuk memastikan penyebab kebakaran ini," kata Mamit.

 

5 dari 5 halaman

Kejadian Serupa di Negara Lain

Tak hanya Indonesia, insiden kebakaran kilang juga pernah terjadi di beberapa negara di dunia. Berikut adalah deretan peristiwa ledakan dan kebakaran kilang minyak yang pernah terjadi di negara-negara dunia:

1. Mumbai, India

Pada 8 Agustus 2018, kebakaran terjadi di kilang minyak di Mumbai, India, dan melukai dua orang.

Kebakaran itu melanda kilang minyak Bharat Petroleum di daerah Chembur.

"Kebakaran terjadi sekitar pukul 15.30 (waktu setempat), menyusul beberapa ledakan. Dua orang yang terluka telah dirawat di rumah sakit," kata seorang petugas pemadam kebakaran, pada saat itu, seperti dilansir Xinhua News.

Sekitar 10 pemadam api pun dikerahkan, untuk menangani kebakaran tersebut, dan penyelidikan untuk mengetahui penyebab ledakan.

2. Los Angeles, Amerika Serikat

Pada 26 Februari 2020, sebuah ledakan terjadi di Marathon Refinery, yang terletak di daerah Carson dekat Los Angeles, Amerika Serikat.

Dilansir BBC News, ledakan itu menyebabkan kebakaran besar yang sulit dipadamkan oleh petugas setempat.

Pada saat itu, kepulan api juga mencapai 100 kaki ke udara dan dapat dilihat dari jarak bermil-mil jauhnya.

3. Johor, Malaysia

Pada 15 Maret 2020, kebakaran terjadi di komplek kilang minyak milik Petronas di selatan Malaysia, dan Aramco milik Arab Saudi. 

Dikutip dari Channel News Asia, 5 orang tewas akibat kebakaran tersebut. 

Pada saat itu, kebakaran tersebut adalah insiden kedua dalam waktu kurang dari setahun di Pengerang Integrated Complex (PIC) senilai US$ 27 miliar di negara bagian Johor. Malaysia selatan.

"Saat tiba di lokasi, tim mendapati terjadinya ledakan dan kebakaran di unit pembangkit tenaga air diesel yang menggunakan hidrogen untuk membuang limbah belerang dari bahan bakar solar," kata Pauzan Ahmad, pejabat dari departemen kebakaran negara bagian Johor.

4. Durban, Afrika Selatan

Kemudian pada 4 Desember 2020, tujuh orang dirawat di rumah sakit setelah ledakan dan kebakaran yang terjadi di kilang minyak dekat pelabuhan di kota Durban, Afrika Selatan. 

Pada saat itu, ledakan terjadi tepat setelah pukul 7 pagi, dan terdengar di seluruh kota dan menyebabkan kebakaran besar yang mengirimkan asap hitam mengepul.

Pihak berwenang pada saat itu tidak segera mengetahui ledakan tersebut.

Ini adalah insiden ledakan kedua yang terjadi di kilang minyak mentah Afrika Selatan pada tahun 2020. 

Sebelumnya, pada Juli 2020, dua insinyur kimia tewas dalam ledakan di kilang minyak di Cape Town yang dijalankan oleh perusahaan berbeda.

5. Kanada

Negara maju seperti Kanada juga pernah mengalaminya 3 tahun silam. Peristiwa itu terjadi pada 8 Oktober 2018 di Saint John, New Brunswick. Global News melaporkan bahwa ada hampir 1.500 pekerja yang berada di lokasi saat ledakan terjadi. Ada 80 orang yang terluka akibat peristiwa itu.

Api disebabkan oleh pipa yang terkorosi di Hyrdogen Desulfurization Unit (HDS). Pipa itu dipasang pada 1974, namun pernah di-upgrade pada 2004/2005, dan itu membuat korosi menjadi terlokalisir di pipa tersebut dan korisi menjadi tak terdeteksi saat inspeksi.

Pada sekitar pukul 10.16 pagi, pipa itu hancur dan mengeluarkan campuran bahan yang mudah terbakar.

Warga Saint John berkata, kebakaran kilang minyak itu menghasilkan asap tinggi yang menjulang tinggi ke langit.