Sukses

DPR Sebut Pemerintah Bakal Tebar Insentif Demi Tarik Investor Masuk ke LPI

DPR sebut LPI menjadi lembaga investasinya pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Mukhamad Misbakhun, memberikan gambaran ilustrasi mengenai struktur dana kelolaan lembaga Pengelola Investasi (Sovereign Wealth Fund/SWF). Berdasarkan struktur, jelas LPI menjadi lembaga investasinya pemerintah.

Dia mengatakan, di dalam LPI skemanya bakal ada investor-investor yang masuk baik dari internasional maupun domestik. Pemerintah nantinya bakal berperan menawarkan infrastruktur menarik di RI sebagai tawaran investasi mereka.

"Pemerintah akan menawarkan infrastruktur sebagai tawaran investasi mereka (investor) dan kemudian ada sektor potensial lainnya," katanya dalam diskusi Peluang, Tantangan dan Masa Depan Investasi di Indonesia Pasca Pembentukan LPI, Rabu (31/3).

Untuk menarik minat investor, pemerintah akan memberikan insentif tersendiri. Bahkan, perpajakan pun juga diberikan insentif secara khusus. Tujuannya agar mereka mau bekerjasama dan masuk ke LPI.

"Dengan SWF kita mengerjakan proyek Toll Road, pelabuhan dan metropolitan selalu dan ini menjadi ruang fiskal tersendiri," katanya.

Dengan demikian, maka pemerintah mempunyai keleluasaan ke depan bgaimana APBN bisa dioptimalkan untuk tujuan-tujuan yang bersifat public service atau pelayanan publik.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Investor Terbesar, Uni Emirat Arab Suntik Rp 140 Triliun ke LPI

Pemerintah Persatuan Emirat Arab (PEA) akan menggelontorkan dana investasi sebesar USD 10 Miliar atau setara Rp 140 Triliun (asumsi kurs Rp 14.000) untuk ditempatkan pada dana kelolaan Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI).

Penempatan dana investasi ini merupakan arahan langsung dari Putra Mahkota Abu Dhabi yang juga menjabat sebagai Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata PEA His Highness Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ).

"Investasi ini merupakan buah manis dari komunikasi melalui sambungan telepon antar pimpinan kedua negara. Pada senja menjelang Maghrib pukul 17.30 WIB hari Jumat tanggal 19 Maret 2021," mengutip keterangan kemenlu.go,id, Selasa (23/3/2021).

Diceritakan jika Presiden Joko Widodo melakukan pembicaraan dengan Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan.  Keduanya terlibat dalam pembicaraan akrab dan hangat serta berdiskusi mengenai perkembangan hubungan dan kerja sama antar kedua negara.

Salah satu materi yang menjadi fokus pembicaraan adalah Indonesia Investment Authority (INA) yang telah terbentuk dan beroperasi di Indonesia.

"Investasi PEA pada INA semakin memperkokoh hubungan bilateral antar kedua negara di berbagai bidang, termasuk merefleksikan kedekatan hubungan personal antar pimpinan negara. Terbentuknya INA juga tidak lepas dari bantuan pemikiran dan dukungan Pemerintah PEA yang cukup aktif dalam pembentukan INA," jelas keterangan tersebut.

Dengan investasi ini, sejauh ini PEA menjadi investor utama yang terbesar (anchor investor) pada INA atau LPI.  Sebelumnya beberapa negara, antara lain Jepang, Amerika Serikat dan Kanada telah mengumumkan komitmen investasi pada Indonesia.