Saksikan Video Ini
Pemerintah Beri Kapastian Ekspor Bauksit di Masa Pandemi, Pengusaha Sumringah
Masih rendahnya serapan pasar dalam negeri untuk produksi bauksit yakni baru mencapai 8 persen atau setara 3 juta ton dari total produksi bauksit dalam satu tahun yang mencapai 40 juta ton.
Hal ini mendorong pemerintah untuk terus memberikan ruang relaksasi ekspor konsentrat mineral logam bauksit hingga Juni 2023 demi menggeliatkan industri pertambangan bauksit.
Bahkan bagi perusahaan pemegang IUP Bauksit yang mendapat kuota ekspor tapi belum memenuhi progres kurva S dalam pembangunan smelter juga tetap diberi kesempatan untuk mendapat kuota ekspor karena menimbang adanya pandemi covid-19 lewat Keputusan Menteri ESDM Nomor 46.K/MEM.B/2021 Tentang pemberian rekomendasi penjualan ke luar negeri mineral logam pada masa pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19).
Rendahnya serapan pasar dalam negeri dan dukungan pemerintah terhadap industri pertambangan bauksit memberi optimisme bagi pengusaha daerah yang turut berkecimpung di bisnis jasa pertambangan bauksit lewat bendera PT Pokta Guna Tambang (PGT).
Direktur PT PGT, Andi menyambut dengan antusias dukungan pemerintah dengan penerbitan Kepmen yang memberi kepastian ekspor bauksit di masa pandemi.
Dia mengemukakan saat ini PT PGT yang merupakan kontraktor lokal Kalimantan Barat tengah menjalin kerjasama joint operation dengan PT Labai Persada Tambang (LPT) yang akan mendapat kuota ekspor sebesar 2,2 juta ton.
Adanya peluang memproduksi ore bauksit dengan sistem Joint operation di PT LPT sebesar 2,2 juta ton per tahun mendorong Andi untuk mencari peluang pendanaan dari lembaga keuangan dan perbankan dalam membiayai proyeknya.
“Adanya dukungan pemerintah yang memberi kesempatan ekspor bagi pemegang IUP Bauksit membuat kami selaku kontraktor lokal yang bekerjasama dengan pemilik IUP dapat mengusahakan pertumbuhan perusahaan daerah dan mencari peluang pendanaan," kata dikutip Selasa (30/3/2021).
"Dalam menggarap proyek di PT LPT senilai Rp 500 miliar ini setidaknya kami memerlukan pendanaan hingga Rp 150 miliar. Sampai saat ini kami sudah mendapat dukungan plafon sebesar Rp 50 miliar dari lembaga pembiayaan, kami optimis akan mendapat dukungan perbankan hingga Rp 100 miliar dalam bentuk KMK,” lanjut dia.
Advertisement