Sukses

Begini Kondisi Terkini Pertumbuhan Kredit Bank Asing di Indonesia

Kredit bank asing tercatat mengalami penurunan di bulan Januari 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Kredit bank asing tercatat mengalami penurunan di bulan Januari 2021. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewa Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.

Menurut data OJK, penurunan kredit paling tinggi terjadi pada kelompok Bank Asing yang kreditnya terkontraksi 25,56 persen yoy menjadi Rp 171,3 triliun di akhir Februari 2021.

Ketua Perhimpunan Bank Internasional sekaligus CEO Citibank Indonesia Batara Sianturi membeberkan update terkait kondisi kredit bank asing saat ini.

Selaras dengan data OJK, kredit bank asing tercatat terkontraksi -2,5 persen pada September 2020 secara year on year.

"Pada Desember 2020 -8,9 persen yoy, dan pada Februari 2021 ialah -9,4% yoy," ujar Batara kepada Liputan6.com, Kamis (1/4/2021).

Adapun, terdapat beberapa faktor yang menjadi latar belakang tingkat pertumbuhan negatif ini. Pertama ialah pelunasan pinjaman besar-besaran di kuartal IV tahun 2020. Karena ekses likuiditas di pasar, mengakibatkan angka pertumbuhan kuartal III ke kuartal IV 2020 turun.

"Pinjaman yang belum dicairkan di bank asing sebenarnya meningkat 5,1 persen namun tidak/belum dimanfaatkan oleh klien," ujar Batara.

Lalu terakhir, 27 persen dari kredit bank asing dalam bentuk valas dan permintaan mengalami penurunan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kredit Bank Asing di Indonesia Turun Tajam, Ini Alasannya

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jika terjadi penurunan kredit paling tinggi pada kelompok perbankan asing. Kreditnya terkontraksi 25,56 persen (yoy) menjadi Rp 171,3 triliun di akhir Februari 2021.

Ketua Perhimpunan Bank Internasional Batara Sianturi menjelaskan, penyebab turunnya kredit kelompok bank asing hingga 25,56 persen tersebut.

Dia menyebutkan ada beberapa hal terkait erat dengan penurunan kredit kelompok bank yang dipimpinnya.

"Terkontraksinya pertumbuhan kredit berkaitan erat dengan kondisi makroekonomi yang relatif lemah selama masa pandemi, yang kemudian mempengaruhi kebutuhan pembiayaan sektor riil," ujar Batara saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (30/3/2021).

Batara melanjutkan, tiap bank memiliki eksposur terhadap customer base yang berbeda-beda, sehingga tingkat penurunan permintaan kredit yang dialami masing-masing bank berbeda-beda.

Menurutnya, jika program vaksinasi Covid-19 terus melaju dan aktivitas ekonomi kembali normal, maka kebutuhan pembiayaan sektor riil akan kembali meningkat.

Dengan demikian, pertumbuhan kredit akan cepat kembali positif. "Kami sangat optimis melihat peluncuran program vaksinasi oleh pemerintah di seluruh Indonesia. Kami yakin bahwa kami siap untuk menghadapi situasi pandemi yang sedang berlangsung," ujar CEO Citibank Indonesia ini.Â