Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menghentikan penanganan kasus korupsi penerbitan Surat Keterangan Lunas Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (SKL BLBI) yang menjerat Sjamsul Nursalim. Sebelumnya, ia dan istrinya Itjih Nursalim ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penerbitan SKL BLBI terhadap Bank Dagang Negara Indonesia (BDNI).
KPK telah menerbitkan Surat Penghentian Penyidikan atau SP3 kasus BLBI. Sjamsul Nursalim dan sang istri dalam kasus ini merupakan pemegang saham pengendali BDNI.
Baca Juga
Sjamsul Nursalim dan Itjih diduga melakukan tindak pidana korupsi bersama-sama dengan mantan Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Syafruddin Arsyad Tumenggung. Perbuatan Syafruddin yang menerbitkan SKL BLBI itu disinyalir merugikan keuangan negara Rp 4,58 triliun.
Advertisement
Sebelum KPK mengeluarkan SP3, Sjamsul Nursalim dan Itjih berstatus buron atau masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Keduanya diduga tinggal di Singapura.
Sjamsul Nursalim alias Lim Tek Siong alias Liem Tjoen Ho lahir pada 19 Januari 1942 di Lampung. Berdasarkan catatan Forbes, Sjamsul masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia pada 2020. Ia di urutan ke-35.
Forbes per 9 Desember 2020 mencatat bahwa kekayaan Sjamsul Nursalim mencapai USD 755 juta, atau berkisar Rp 10,9 triliun (kurs Rp 14.537).
Sumber kekayaannya berasal dari bisnis ban dan ritel. Putra penjual karet tersebut meraup kekayaan dari bisnis properti, batu bara, dan ritel.
Menurut Forbes, Sjamsul Nursalimmemiliki saham di ritel PT Mitra Adiperkasa, Tbk. Perusahaan ini diketahui memegang hak penjualan beberapa merek terkenal di Indonesia seperti Zara, Topshop, dan Steve Madden.
Berdasarkan keterangan di situs web resminya, PT Mitra Adiperkasa menaungi lebih dari 150 merek. Merek-merek lain termasuk Pull & Bear, Stradivarius, Massimo Dutti, Manga, Lacoste, Dr. Martens, dan Cath Kidston. Departemen Store yang berada di bawah jaringan ritel ini adalah Sogo, Galeries Lafayette, dan Seibu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perusahaan Ban dan Bisnis Lain
Selain itu, menurut Forbes, pria tiga anak ini juga menghasilkan kekayaan dari perusahaan ban miliknya yaitu Gajah Tunggal.
Perusahaan tersebut memproduksi 30 persen ban di pasar Afrika, Asia Tenggara, dan Timur Tengah.
Ia juga berbisnis di pasar real estate. Sjamsul diketahui memiliki saham di perusahaan asal Singapura, Tuan Sing Holdings. Perusahaan ini mengembangkan dan memiliki berbagai properti.
Advertisement