Sukses

Punya Utang Rp 6,6 Triliun, Apa Strategi PT Timah?

Direktur Keuangan PT Timah Tbk., Wibisono mengatakan akan tetap meminjam dana USD 100 juta dari MIND ID untuk melunasi utang perseroan

Liputan6.com, Jakarta Direktur Keuangan PT Timah Tbk., Wibisono mengatakan akan tetap meminjam dana USD 100 juta dari MIND ID untuk melunasi utang perseroan. Saat ini pengajuan share holder loan (SHL) kepada induk usahanya tersebut sedang dalam proses.

"Saat ini SHL masih dalam proses," kata Wibisono dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa (6/4/2021).

Sebagai informasi, hingga November 2020, total utang PT Timah mencapai Rp 6,6 triliun. Pinjaman USD 100 juta dari MIND ID tersebut rencananya akan digunakan untuk membayar utang modal kerja ke perbankan.

Pengajuan pinjaman tersebut pun diiringi upaya perseroan menurunkan beban utang pinjaman. Tahun 2020 perseroan telah melakukan upaya penurunan utang secara signifikan.

"Pelunasan utang juga menjadi komitmen kami. Jadi, kita ketahui di 2020 biaya bunga cukup signifikan Rp 600 miliar dibandingkan 2019 sekitar 780 miliar," kata dia.

Dia mengakui upaya yang dilakukan belum menghasilkan hasil yang signifikan. Sebab pembayaran utang dilakukan secara bertahap. Pelunasan utang pun dilakukan menyesuaikan dengan arus kas perseoran.

Saat ini perusahaan akan fokus pada upaya peningkatan produksi dan efisiensi. Anak usaha PT Timah yang bergerak di bidang batubara yakni Tanjung Alam Jaya pun menjadi tumpuan penghasilan.

Tahun ini produksi batubara tersebut ditargetkan bisa mencapai 500 ribu ton hingga 700 ribu ton. Adapun kalori batubara grup saat ini sudah berada di level 6.200-an. Sehingga diharapkan bisa menjadi penopang pendapatan perusahaan.

"Batubara, maupun di timah industri dan TKPP kita utlize untuk memberikan kontribusi positif di 2021 ini," kata Dikeu PT Timah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Riza Pahlevi Tabrani Tetap Jabat Dirut PT Timah

PT Timah Tbk (TINS) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Selasa (6/4/2021). Dalam rapat tersebut, pemegang TINS kembali menunjuk Mochtar Riza Pahlevi Tabrani sebagai direktur utama.

"Saya dan Pak Rizki habis masa jabatan periode pertama. Kemudian pemegang saham menunjuk saya dan Pak Rizki untuk kembali menjabat di periode dua," ujar Riza dalam keterangannya usai RUPST PT Timah Tbk, Selasa (6/4/2021).

Adapun Muhammad Rizki sebelumnya diketahui mengisi jabatan sebagai Direktur Sumber Daya Manusia TINS. Sementara untuk periode sekarang masih belum disampaikan posisi apa yang akan diisi oleh Rizki.

RUPST PT Timah Tbk kali ini membahas delapan mata acara, antara lain persetujuan Laporan Tahunan Direksi mengenai keadaan dan jalannya Perseroan selama tahun buku 2020, pengesahan laporan tahunan, dan ketiga adalah penetapan Laba Bersih Perseroan untuk tahun buku 2020.

Dalam mata acara ketiga itu, PT Timah Tbk memutuskan tidak ada pembagian dividen untuk tahun ini. Keputusan itu merujuk pada kinerja perseroan yang masih terkoreksi pada tahun buku 2020.

"Untuk agenda ketiga yakni penggunaan laba bersih perusahaan, tidak ada pembagian laba,” ujar Riza.

Selanjutnya, mata acara keempat yakni Penetapan Insentif Kinerja untuk anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan Tahun Buku 2020 dan gaji/honorarium berikut fasilitas dan tunjangan untuk Tahun Buku 2021.

Serta Persetujuan penunjukan Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2021. Sebagai mata acara kelima.

Adapun mata acara satu sampai dengan lima, merupakan mata acara rutin yang diadakan pada RUPS Tahunan Perseroan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.

Mata acara selanjutnya adalah laporan pertanggungjawaban realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perseroan selama 2020, persetujuan perubahan anggaran dasar Perseroan, dan persetujuan perubahan susunan anggota dan nomenklatur pengurus PT Timah Tbk

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa, 6 April 2021, saham PT Timah Tbk (TINS) naik 6,27 persen ke posisi Rp 1.610 per saham. Saham TINS dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 1.540 per saham.

Saham TINS berada di level tertinggi Rp 1.615 dan terendah Rp 1.525 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 15.503 kali dengan nilai transaksi Rp 152,6 miliar.

Anisyah Al Faqir

Merdeka.com