Liputan6.com, Jakarta Dalam persaingan dunia kerja yang makin kompetitif, beberapa orang mungkin mulai mempertimbangkan untuk memalsukan datanya saat wawancara kerja.
Â
Tidak jarang ini dilakukan agar profilnya terlihat lebih menarik dengan mencatutkan sejumlah pencapaian yang sebenarnya hanyalah bualan.
Â
Mungkin cocok jika menyematkan istilah ini, "sepandai-pandai tupai melompat, pasti akan jatuh juga". Pasalnya di dunia yang serba canggih seperti sekarang, teknologi telah berkembang dan membantu perekrut untuk menguliti latar belakang calon pelamar bahkan hingga hal-hal yang detil sekali pun.Â
Â
Karena itu, memanipulasi data agar terlihat lebih kompeten dibanding pelamar lain hanya akan membawa kecemasan di kemudian hari setelah diterima kerja.
Â
Dikutip dari Ladders, Rabu (14/4/2021) terdapat 5 jenis kebohongan paling fatal yang sering dilakukan calon pelamar tentang profilnya saat wawancara kerja.
Â
Coba periksa, pastikan anda tidak melakukan salah satu di antaranya.
Â
1. Gelar dan sertifikasi pendidikan
Â
Memalsukan gelar pendidikan atau sertifikasi keahlian khusus pada bidang tertentu merupakan kesalahan yang sangat mudah diungkap.
Â
Perekrut dapat menggunakan layanan pemeriksaan latar belakang akademik, seperti memeriksa daftar alumni, menghubungi lembaga pemberi sertifikasi, dan sebagainya.Â
Â
Melakukan verifikasi tentang informasi akademik dan latar belakang pendidikan bisa dilakukan hanya dalam hitungan menit.
Â
Dan jika anda terbukti berbohong, bisa dipastikan sudah tidak ada peluang untuk bisa diterima oleh perusahaan.Â
Â
Selain itu, hal paling mengerikan ialah saat perekrut ternyata merupakan alumni dari kampus atau lembaga kursus yang Anda klaim. Perekrut bisa saja menguji Anda dengan bertanya tentang siapa profesor favorit anda dalam program itu, dan jika melakukan kebohongan, tentu ini pertanyaan yang sulit ditemukan jawabannya.
Â
2. Prestasi kerja
Â
Penting untuk tidak berbohong tentang tingkat keahlian Anda. Pasalnya manajer di tempat tersebut bisa saja menghubungi mantan bos lama anda untuk mengonfirmasi kebenaran prestasi yang sudah diklaim tadi.
Â
Misalnya Anda bekerja sebagai pembuat konten artikel. Saat wawancara berbohong dengan mengatakan berhasil menulis puluhan artikel dalam seminggu, perekrut bisa saja menghubungi atasan di tempat kerja lama anda untuk memastikannya.Â
Â
Selain itu, kebohongan ini juga bisa membawa malapetaka di kemudian hari. Melebih-lebihkan prestasi akan membuat ekspektasi semakin besar, dan ujung-ujungnya tanggung jawab yang harus dilakukan juga semakin besar. Sementara kemampuan yang terbatas akan membuat Anda keawalahan.
Â
Saksikan Video Ini
2 dari 3 halaman
3. Alasan pemecatan
Â
Mengungkapkan tentang alasan di balik pemberhentian saat masih bekerja di tempat lama tentu adalah sesuatu yang berat untuk disampaikan secara gamblang. Ada kekhawatiran bahwa alasan itu bisa jadi nilai negatif perekrut terhadap Anda.Â
Â
Meski begitu, cobalah untuk jujur. Sekalipun ini tampaknya tidak baik bagi profil yang sudah diceritakan, perekrut akan mengapresiasi keberanian untuk jujur. Selain itu, Anda masih bisa membingkainya agar lebih positif dan tidak akan merugikan.Â
Â
Misalnya, kamu bisa mengatakan "Keahlian unik saya tidak benar-benar cocok dengan arah gerak perusahaan saya sebelumnya, tetapi saya mendapat pelajaran berharga tentang budaya perusahaan apa yang dapat membuat saya berkembang dan bagaimana saya dapat menambahkan keahliannya sendiri untuk mencapai tujuan bersama dalam perusahaan baru ini."
Â
Ini juga bisa menjadi kesempatan besar untuk menunjukkan kalau anda sudah melakukan riset terlebih dahulu tentang perusahaan dengan menjelaskan bagaimana nilai-nilai inti anda sesuai dengan nilai yang dianut oleh calon perusahaan anda tersebut.
Â
4. Aspek pekerjaan yang paling disukai
Â
Menguraikan hal apa yang paling disukai untuk posisi yang dilamar adalah bagian integral dari proses wawancara.
Â
Perekrut biasanya ingin tahu apakah tujuan karier anda sesuai dengan arah yang ingin dituju perusahaan. Berbohong tentang hal ini adalah kesalahan fatal.
Â
Misalnya, Anda mungkin tergoda untuk berbohong dan mengaku suka melakukan sesuatu yang membosankan seperti melakukan entri data jika melamar di kantor akuntan.
Â
Manajer perekrutan tentu akan mengingat perkataan itu dan secara rutin memilih Anda untuk menjalankan tugas entri tersebut.
Â
Siapa pun tentu tidak ingin terjebak dalam aktivitas pekerjaan yang tidak disukainya. Kebohongan ini dapat berujung pada penurunan kinerja karena pekerjaan tersebut terasa membosankan dan anda kehilangan semangat kerja. Ujung-ujungnya sang bos akan menilai anda tidak layak pada bidang itu dan merekomendasikan untuk pergi.
Â
Advertisement
3 dari 3 halaman
5. Gaji saat ini
Berbohong tentang gaji saat ini dapat menjadi bumerang karena beberapa alasan berbeda. Sebagian besar perusahaan mengetahui perkiraan kompensasi yang harus dibayarkan pada industri tertentu.
Â
Jika mereka mulai curiga kalau anda melebih-lebihkan nilainya, kemungkinan perekrut akan mulai meragukan informasi lain soal data yang dicantumkan di dalam CV dan portofolio. Pasalnya mereka terlanjur menaruh kecurigaan atas kebohongan tersebut.Â
Â
Sementara itu, berbohong dengan menyebut nilai gaji lebih rendah dari yang sebenarnya juga memiliki konsekuensi. Jika perekrut mengetahui anda berbohong, mungkin mereka akan berasumsi bahwa anda meragukan kemampuan perusahaan untuk membayar pekerjanya dengan nominal yang semestinya.
Â
Memang melamar pekerjaan adalah pengalaman yang membuat stres, tetapi yang terbaik adalah terus terang tentang segala hal dalam dirimu. Mulailah untuk membina hubungan kerja yang jujur dengan calon perusahaan yang akan anda tempati selama beberapa tahun mendatang.
Â
Reporter: Abdul Azis Said