Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) akan mengembangkan Pusat Ikan Bilih Nasional (National Bilih Center) di Danau Singkarak. Hal ini bertujuan melestarikan salah satu komoditas ikan nasional tersebut, karena kondisinya yang semakin langka.
"Kami meminta kepada Pemprov Sumatera Barat dan Gubernur Sumatera Barat setuju untuk mengembangkan bersama Pusat Ikan Bilih Nasional (National Bilih Center) dengan memanfaatkan UPTD milik Provinsi Sumatera Barat serta dengan melibatkan badan riset," ungkap Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, dalam keterangannya pada Senin (12/4/2021).
Baca Juga
Terkait ikan bilih, Slamet akan segera melakukan uji coba pembenihan. Berdasarkan informasi dari dinas setempat, pada larva mencapai D10 banyak kematian, sehingga harus disiapkan strategi bersama mengenai yang harus kita lakukan.
Advertisement
"Hal tersebut akan kita lakukan bersama UPT air tawar kita, salah satunya BBPBAT Sukabumi dan BPBAT Sungai Gelam bekerjasama dengan badan riset dan juga Dinas Kelautan dan Perikanan. Karena ini harus segera dilakukan pemulihan sumber daya ikan bilih. Setelah berhasil, nantinya akan kita tebar juga di Danau Singkarak ini," sambungnya.
DJPB sendiri saat ini telah melakukan restocking benih ikan nilem di Danau Singkarak sebanyak 100 ribu ekor , yang merupakan hasil dari kegiatan pembenihan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam. Tidak kurang terdiri dari 19 jenis ikan asli Danau Singkarak, yang salah satunya adalah ikan nilem.
Restocking merupakan agenda rutin KKP yang menjadi prioritas. Selain menjaga ketahanan pangan bagi masyarakat perairan umum, kegiatan ini bertujuan mengembalikan fungsi di perairan umum sebagai ekosistem yang seimbang untuk pendapatan masyarakat.
Untuk merealisasikan itu semua, KKP melalui UPT DJPB berupaya memproduksi benih ikan secara massal untuk memenuhi kebutuhan benih bagi pembudidaya secara umum. Benih juga dilakukan untuk menunjang kebutuhan restocking ikan yang rutin dilakukan di perairan umum sebagai upaya menjaga kelestarian sumber daya ikan di alam.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, Yosmeri, mengungkapkan Danau Singkarak merupakan salah satu danau di Sumbar dengan luas 11.200 hektare dan tempat berkembangnya ikan endemik yakni ikan bilih.
"Kami siap untuk melakukan apa yang diinginkan dari pusat guna kelestarian ikan bilih tetap terjaga," tuturnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Satu-Satunya di Dunia
Yosmeri menyebutkan, bahwa ikan bilih merupakan satu-satunya ikan di dunia yang hanya ada di Danau Singkarak. Persoalannya, jumlahnya mulai berkurang dan ukuran juga mengecil akibat eksploitasi penangkapan yang intensif menggunakan alat tangkap yang tidak selektif yaitu bagan.
Ia pun berharap Komisi IV DPR RI serta KKP dapat melakukan berbagai kajian untuk pembenihan ikan bilih untuk mencegah kepunahannya.
"Karena memang kami Dinas pun sudah melakukan upaya ke arah tersebut, tetapi larva baru berumur 10 hari, ikannya sudah mati. Tentunya kita berharap kepada KKP bisa melakukan antisipasi kedepannya sehingga pembenihan ikan bilih bisa berkembang," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala BPBAT Sungai Gelam, Boyun Handoyo. Menurutnya, BPBAT Sungai Gelam juga telah melakukan beberapa alternatif kegiatan dengan tujuan mengalihkan nelayan penangkap ikan bilih dengan berbudidaya ikan.
Beberapa tahun terakhir ini, BPBAT Sungai Gelam sudah memberikan bantuan baik calon induk, benih ikan maupun program prioritas percontohan seperti budidaya ikan sistem bioflok kepada nelayan penangkap ikan bilih di sekitar Danau Singkarak. Bantuan tersebut diberikan dengan harapan dapat menjadi stimulan bagi masyarakat dan generasi muda di sekitar danau dengan membudidayakan ikan di darat sekitar Danau Singkarak.
"Sehingga kelestarian lingkungan dan plasma nutfiah Danau Singkarak, khususnya ikan bilih tetap terjaga," tuturnya.
Advertisement