Sukses

Diskon Listrik dan Harga BBM Dorong Pertumbuhan Ekonomi 1 Persen

Pemberian subsidi tagihan listrik akan bisa mendorong tingkat konsumsi masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmi Radhi, menilai pemberian subsidi tagihan listrik akan kepada masyarakat kurang bisa mendorong tingkat konsumsi masyarakat. Sebab hal itu tidak diikuti dengan penurunan harga BBM.

"Diskon listrik ini seharusnya diikuti juga penurunan tarif BBM agar mendorong tingkat konsumsi masyarakat," kata Fahmi dalam diskusi FMB 9 bertamu: Apa Kabar Program Subsidi Listrik, Jakarta, Rabu (14/4).

Fahmi menilai bila hal ini dilakukan akan mampu menggerakkan perekonomian nasional hingga 1 persen. Sehingga akan menolong pertumbuhan ekonomi yang mayoritasnya didukung konsumsi masyarakat.

"Gabungan dua subsidi itu bisa meningkatkan daya beli, mungkin bisa 1 persen. Sekarang ini kan kita terperosok," kata dia.

Meski begitu, Fahmi menilai dari berbagai stimulus yang di erikan Pemerintah selama pandemi, subsidi listrik menjadi yang terbaik. Sebab realiasasinya mudah dan dapat dirasakan langsung masyarakat.

Alasannya, subsidi diberikan langsung ke penerima dan sulit dikorupsi.

"Stimulus ini desain pemerintah yang paling efektif karena instan dan tanpa ada birokrasi karena kalau di PLN ini sulit dikorupsi," kata dia mengakhiri.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Anggaran Stimulus Listrik Kuartal II 2021 Capai Rp 2,3 Triliun

Pemerintah memutuskan tetap memberikan stimulus sektor ketenagalistrikan kepada masyarakat dan pelaku usaha pada kuartal II 2021. Namun, stimulus listrik yang diberikan sebesar 50 persen dari stimulus yang diterima sebelumnya.

Total anggaran yang disiapkan untuk kuartal II 2021 sebesar Rp 2,3 triliun, atau setengah dari periode Januari - Maret 2021.

"Untuk jumlah pelanggan relatif tetap, mungkin hanya ada penambahan sedikit. Hanya nilai Rupiah-nya berkurang karena anggaran triwulan I sekitar Rp 4,6 triliun, sementara anggaran triwulan II itu setengahnya sekitar Rp 2,3 triliun disebabkan 50 persen subsidi tersebut," jelas EVP Tarif dan Subsidi (EVP ATS) PT PLN (Persero), Tohari Hadiat, dalam dialog "Apa Kabar Program Subsidi Listrik?" pada Rabu (14/4/2021).

Diskon listrik ini sudah diberikan selama satu tahun terakhir sejak April 2020. Menurut Tohari penerima stimulus tarif listrik pada kuartal II ini sama dengan kuartal I 2021 yang berkisar 30 juta pelanggan.

Alokasi anggaran selama April 2020 hingga Desember 2020 sebesar Rp 13,2 triliun. Sementara Januari 2021 hingga Maret 2021 sebesar Rp 4,57 triliun, dan sudah terserap Rp 4,1 triliun.