Sukses

IMF Pangkas Prediksi Ekonomi Asia Tenggara, Ingatkan Lemahnya Pemulihan Dampak Covid-19

IMF telah menurunkan perkiraannya untuk kondisi ekonomi sejumlah negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menurunkan prediksi ekonomi negara-negara di Asia Tenggara. Saat negara ini seharusnya menjadi lebih optimis terhadap ekonomi global dan Asia-Pasifik.

IMF memperkirakan perekonomian 5 negara berkembang terbesar di Asia Tenggara secara kolektif tumbuh sebesar 4,9 persen pada tahun 2021, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,2 persen.  Kelima ekonomi tersebut adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Wakil Direktur IMF untuk Asia dan Pasifik Jonathan Ostry, mengatakan jika peningkatan kasus Corona Covid-19 dan lockdown yang diperbarui akan mengurangi prospek ekonomi beberapa negara di Asia Tenggara.

“Kami prihatin tentang prospek pariwisata, kapan pasar tersebut akan dibuka kembali, dan lockdown tambahan serta tindakan lanjutan yang diciptakan oleh penyakit tak terduga di beberapa negara tersebut,” jelas Ostry, sebagaimana dikutip dari CNBC, Jumat (16/4/2021).

Indonesia, Malaysia, dan Filipina termasuk di antara negara-negara yang harus memperketat beberapa pembatasan di tahun ini menyusul lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi.

Vaksinasi di negara-negara tersebut juga berjalan lebih lambat dibandingkan dengan banyak negara di belahan dunia lainnya.

Statistik yang dihimpun oleh Our World in Data menunjukkan bahwa 3,76 persen orang di Indonesia telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid.

Meski tampaknya seperti kabar yang bagus, angka ini lebih rendah dari tingkat global yang mencapai sebesar 5,76 persen.

Pangsa tersebut masing-masing berada di 1,8 persen dan 0,96 persen untuk Malaysia dan Filipina, menurut data.

Saksikan Video Ini

2 dari 2 halaman

Kekhawatiran besar untuk India

Penurunan dalam perkiraan pertumbuhan untuk beberapa ekonomi Asia Tenggara terjadi karena IMF menaikkan perkiraan pertumbuhan untuk kawasan Asia-Pasifik yang lebih luas dari 7,3 persen menjadi 7,6 persen untuk tahun ini.

IMF juga menaikkan proyeksi pertumbuhan 2021 untuk ekonomi global dari 5,5 persen menjadi 6 persen.

Negara-negara ekonomi maju seperti Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru berada di belakang prospek Asia-Pasifik yang lebih cerah tahun ini.

“Asia adalah kawasan yang sangat terbuka dan berorientasi keluar dan akan ada limpahan positif dari gambaran AS yang lebih baik dan stimulus fiskal AS yang lebih kuat, terutama untuk negara-negara maju di Asia,” jelasnya.

Di antara negara berkembang di kawasan itu, IMF meningkatkan proyeksi pertumbuhannya untuk China dan India.

China sekarang diharapkan tumbuh 8,4 persen pada tahun ini, lebih tinggi dari perkiraan IMF sebelumnya sebesar 8,1 persen.

Sementara India diproyeksikan tumbuh 12,5 persen, lebih cepat dari 11,5 persen yang diperkirakan IMF sebelumnya.

Namun, Ostry mengatakan masih ada "kekhawatiran besar" tentang lonjakan kasus Covid-19 di India. Negara Asia Selatan minggu ini mengambil alih Brasil sebagai negara dengan infeksi terparah kedua, tepat di belakang AS.

"Dalam kasus tertentu di India, Saya pikir proyeksi pada (angka) 12,5 persen (itu konservatif), yang lain lebih tinggi dari itu dan kami masih baik-baik saja dengan angka itu meskipun pasti ada risiko penurunan," pungkas Ostry.

Ostry menunjukkan bahwa peningkatan infeksi di India sejauh ini terbatas hanya pada negara bagian dan wilayah tertentu saja dan belum menjadi masalah pada ruang lingkup nasional.

Reporter: Priscilla Dewi Kirana