Sukses

Riset INACA: Industri Penerbangan Baru Pulih di 2022

Indonesia National Air Carriers Association (INACA) saat ini tengah menyusun INACA White Paper

Liputan6.com, Jakarta Indonesia National Air Carriers Association (INACA) saat ini tengah menyusun INACA White Paper, yang berisi peta jalan industri penerbangan untuk bangkit dari krisis Covid-19.

Tim Riset INACA White Paper, yang juga Pakar dan Peneliti Hukum Penerbangan dan Pembiayaan Pesawat Udara UNPAD, Prita Amalia menjelaskan bahwa untuk merumuskan INACA White Paper pihak telah melakukan sejumlah kajian untuk proyeksi pemulihan sektor penerbangan.

Diantaran melalui aspek kesehatan terkait pengaturan vaksin dan pendistribusiannya, lalu aspek stimulus ekonomi terkait dukungan Pemerintah untuk sektor transportasi udara dan asepek yang terakhir dari aspek kebijakan yang hal ini terkait regulasi pembatasan pergerakan orang dan regulasi yang berkaitan dengan kapasitas penerbangan.

"Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan, pemulihan sektor penerbangan diprediksi akan mulai membaik pada awal tahun 2022 untuk penerbangan domestik dan akhir tahun 2023 untuk penerbangan internasional. Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan dukungan Pemerintah dalam bentuk kebijakan dan regulasi sebagai strategi pemulihan sektor penerbangan, seperti bantuan fiskal untuk pengurangan beban operasional," katanya, Kamis (15/4/2021).

Prita juga menegaskan bahwa bangkitnya sektor transportasi di Indonesia merupakan tanda bangkitnya perekonomian Indonesia.

Karenanya, Vaksinasi merupakan game changer pemulihan sektor penerbagan di Indonesia, sehingga diperlukan adanya kebijakan atau regulasi untuk mengakselerasi program vaksinasi sehingga herd immunity masyarakat bisa segera terbentuk dan terciptanya aktifitas masyarakat yang juga dapat mendukung sektor penerbangan.

Seperti diketahui, Industri Penerbangan merupakan salah satu sektor yang paling terdampak dari Pandemi Covid-19. Data Internasional Civil Aviation Organization (ICAO) menunjukkan bahwa pada tahun 2020 telah terjadi penurunan jumlah penumpang sejumlah 59-60 persen.

Data senada juga disampaikan oleh The Internastional Air Transport Association (IATA), yang menyatakan maskapai mengalami penurunan pendapatan sebesar 54,7 persen pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Masukan dari Menhub

Sementara itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi saat membuka Webinar yang bertema 'Aviation Recovery Projections' memberikan apresiasinya atas usaha yang telah dilakukan oleh INACA dan UNPAD dalam memberikan gambaran terkait proyeksi pemulihan sektor penerbangan sehingga hal ini dapat menjadi acuan bagi semua pihak untuk menyongsong kenormalan baru.

"Pemenuhan kebutuhan pelayanan transportasi merupakan hak dasar bagi semua warga negara dan harus diberikan oleh Pemerintah, tidak kecuali di sektor penerbangan. Kita ketahui bahwa sebelum Pandemi Covid-19 terjadi sektor penerbangan di Tanah Air sangatlah maju pesat, namun sekitar Maret 2020 lalu perlahan-lahan terjadi penurunan penumpang yang cukup drastis. Akan tetapi kita optimis, seiring upaya pemulihan melalui pemberian vaksin dan penerapan protokol kesehatan yang ketat maka transportasi udara akan segara kembali seperti sediakala," kata Budi.

Ia juga mengajak seluruh unsur sektor transportasi udara dapat beradaptasi dengan aktivitas baru hal ini guna mencegah penularan kembali virus korona.

Walaupun demikian dirinya juga meyakini bahwa operator maskapai, yang merupakan anggota dari INACA, telah menjalani prosedur dan protokol kesehatan dengan baik dan cermat. Bahkan dirinya juga mendapat laporan kalau maskapai di Tanah Air telah mempunyai strategi untuk menghadapi adaptasi kebiasaan baru, dan juga telah di kolaborasikan dengan regulator yang dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan.

"Saya juga meminta INACA tidak hanya meningkatkan kolaborasi dengan regulator transportasi di dalam negeri, namun saya harapkan dapat berkerjasama dengan organisasi global seperti ICAO atau dengan IATA dengan memfokuskan kerjasama pada pengembangan protokol kesehatan sehingga hal ini dapat membangkitkan bisnis sektor penerbangan dalam waktu yang tidak lama lagi," kata Budi.

 

3 dari 3 halaman

Kinerja Industri Penerbangan 2020

Sementara itu pada kesempatan yang sama, Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja menjelaskan bahwa kajian INACA White Paper berupa proyeksi pemulihan industri penerbangan, berdasarkan hasil pembahasan dengan pihak eksternal melalui kegiatan Forum Group Discussion (FGD) yang telah diselenggarakan pada bulan Februari hingga April 2021. Hal ini juga didasari bahwa industri penerbangan merupakan sektor yang paling terdampak akibat pandemi virus Covid-19.

"Kita ketahui bersama bahwa kinerja pada tahun 2020 merosot sangat tajam dibanding tahun 2019. Seperti traffic movement turun 43 persen dari 2,1 juta menjad 1,2 juta, lalu penumpang turun 70 persen dari 91,6 juta menjadi 35,4 juta, disusul, angkutan kargo turun 65 persen dari 1,1 juta menjadi 429 ribu ton. Dan juga pada sektor pariwisata, Wisman turun 71 persen dari 16 juta menjadi 4,6 juta wisman," katanya.

Karenanya, kata Denon, melalui INACA White Paper ini, disamping memberikan gambaran sekaligus langkah yang tepat untuk membangkitkan kembali sektor penerbangan, pihaknya juga memberikan informasi terkait aspek-aspek kekuatan dan peluang apa saja yang mampu menjadi pendorong pertumbuhan dan pemulihan industri.

"Kajian ini nantinya diharapkan dapat membantu para pengambil keputusan, pemerintah dan maskapai penerbangan, serta para stakeholder penerbangan lainnya, dalam menyusun berbagai strategi dan intervensi untuk memulihkan sektor penerbangan selama dan pasca pandemi Covid-19," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.