Sukses

Waspadai Serangan Hama, Kementan Ajak Petani Sukoharjo Gunakan Asuransi

Serangan hama terhadap lahan pertanian di Sukoharjo, Jawa Tengah, semakin tinggi. Kondisi ini dikhawatirkan bisa menyebabkan gagal panen.

Liputan6.com, Sukoharjo Serangan hama terhadap lahan pertanian di Sukoharjo, Jawa Tengah, semakin tinggi. Kondisi ini dikhawatirkan bisa menyebabkan gagal panen. Untuk menghindari kerugian, Kementerian Pertanian mengajak petani untuk menggunakan asuransi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, asuransi akan membantu petani menghadapi kondisi buruk akibat gagal panen.

"Kita akan selalu mengajak petani untuk menggunakan asuransi. Karena asuransi bisa membuat petani tenang dalam beraktivitas. Asuransi memiliki klaim yang akan disalurkan saat terjadi gagal panen," tutur Mentan SYL, Kamis (15/4/2021).

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, menjelaskan lebih lanjut mengenai hal itu.

"Klaim yang akan diberikan asuransi adalah sebesar Rp 6 juta per hektar. Dengan dana ini, petani tetap memiliki modal untuk tanam kembali sekaligus menjaga produksi," katanya.

Dijelaskan Sarwo Edhy, asuransi adalah bagian dari mitigasi bencana.

"Asuransi akan membantu petani dengan meng-cover lahan dari ancaman gagal panen akibat perubahan iklim, cuaca ekstrim, bencana alam, juga serangan organisme pengganggu tanaman dan hama," katanya.

2 dari 2 halaman

Anomali Cuaca Jadi Penyebab Munculnya Hama

Meningkatnya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di Sukoharjo salah satunya disebabkan adanya anomali cuaca dalam satu tahun terakhir.

“Jadi, salah satu penyebab tingginya OPT di Sukoharjo karena adanya anomali cuaca dalam setahun belakangan ini,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Netty Harjianti.

Lebih lanjut Netty mengatakan, tahun lalu serangan OPT untuk hama penggerek batang menyerang 295 hektare (ha) tanaman. Kemudian hama wereng menyerang 577 ha, dan hama tikus menyerang lahan seluas 651 ha.

Dari serangan OPT tersebut mengakibatkan lahan seluas enam hektar di Kecamatan Mojolaban mengalami puso.

Hingga Maret tahun ini, ujar Netty, Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo mencatat serangan OPT penggerek batang menyerang 98 ha, wereng 64 ha dan tikus 180 ha lahan pertanian.

“Akibat serangan hama tersebut, ada enam hektar lahan padi yang puso. Masing-masing tiga hektar lahan di Kecamatan Tawangsari dan tiga hektar lahan di Sukoharjo kota,” jelas Netty.

 

(*)