Liputan6.com, Jakarta - Citigroup akan keluar dari bisnis perbankan ritel di 13 pasar di Asia, Eropa, Timur Tengah dan Afrika. Salah satu pasar di Asia tersebut adalah Indonesia.
Dilansir Bloomberg, Jumat (16/4/2021), Citigroup selanjutnya akan mengoperasikan waralaba perbankan konsumen di wilayah-wilayah tersebut dari empat negara yaitu Singapura, Hong Kong, Uni Emirat Arab dan London.
Langkah ini merupakan bagian dari tinjauan berkelanjutan atas strategi perusahaan oleh sang CEO, Jane Fraser, yang mengambil alih pada bulan lalu.
Advertisement
"Ini memposisikan kami untuk menangkap pertumbuhan yang kuat dan pengembalian menarik yang ditawarkan bisnis manajemen kekayaan melalui pusat-pusat penting ini," kata Fraser dalam pernyataannya.
Citigroup akan keluar dari bisnis perbankan ritel di Australia, Bahrain, China, India, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Polandia, Rusia, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
Namun, perusahaan akan terus menawarkan berbagai produk di pasar-pasar tersebut kepada konsumennya dari kelompok klien institusionalnya, yang menampung bank swasta, cabang manajemen kas, perbankan investasi dan bisnis perdagangan.
Bank yang berbasis di New York ini telah membangun kantor di Singapura dengan luas ruangan 2.800 meter persegi. Kantor Citigroup ini memiliki ruang untuk lebih dari 300 manajer hubungan dan spesialis produk.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kalah Bersaing?
Keputusan Citigroup ini terjadi setelah perusahaan melaporkan rekor laba kuartal, yang didorong oleh perusahaan-perusahan cek kosong yang dibantu untuk go public dalam tiga bulan pertama tahun ini.
"13 pasar lainnya memiliki bisnis yang sangat baik, tapi kami tidak memiliki skala yang kami butuhkan untuk berkompetisi. Kami percaya modal kami, investasi dolar, dan sumber daya lainnya digunakan dengan lebih baik untuk menghadapi berbagai peluang pengembalian yang lebih tinggi di manajemen kekayaan dan bisnis kelembagaan kami di Asia," jelas Fraser.
Mengutip laporan BBC, sementara Citigroup hengkang dari pasar kunci Asia, pesaingnya berkembang di wilayah tersebut. HSBC memiliki usaha baru untuk mencari nasabah kaya di China, dan mempekerjakan tiga ribu bankir selama lima tahun ke depan.
Perusahaan AS, Goldman Sachs dan JP Morgan juga mengatakan memperluas operasional di China.
Â
Advertisement