Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (kemenperin) yakin Indonesia bisa masuk daftar 10 negara dengan ekonomi terbesar dunia pada 2030. Hal ini melalui penerapan industri 4.0 yang didukung oleh semua sektor industri termasuk Industri Kimia, Tekstil dan Farmasi (IKFT).
Direktur Jenderal IKFT Kemenperin Muhammad Khayam mengatakan, untuk mengejar target Indonesia bisa masuk daftar 10 ekonomi terbesar dunia, kemenperin menargetkan bisa meningkatkan kontribusi ekspor netto terhadap PDB sebesar 10 persen.
Baca Juga
Selain itu, Kemenperin juga akan meningkatkan 2x lipat produktivitas terhadap pengelolaan biaya produksi, serta meningkatkan aktivitas risetnya menjadi 2 persen karena sebelumnya masih di bawah 1 persen.
Advertisement
“Kita tahu target-targetnya, jadi kita menjadi 10 besar ekonomi dunia di tahun 2030, kemudian nett ekspor sebesar 10 persen, kemudian peningkatan produktivitas tenaga kerja 2x lipat, dan juga tidak kalah penting soal aktivitas riset yang kita masih diangka di bawah 1 persen,” kata Dirjen IKFT Muhammad Khayam dalam diskusi virtual Industri Farmasi, Prioritas Baru Making Indonesia 4.0, Jumat (16/4/2021).
Lanjut Khayam menyebutkan, ada 10 strategi prioritas Kemenperin dalam mewujudkan making Indonesia 4.0 khususnya di sektor industri, yakni pertama, perbaikan alur aliran material dengan memperkuat produksi material sektor hulu dan penguatan struktur industri dengan perumusan kebijakan yang komprehensif.
Strategi kedua, mendesain ulang zona industri dengan membangun peta jalan zona industri dan mengatasi permasalahan di beberapa zona industri. Ketiga, akomodasi standar sustainability, dengan peningkatan daya saing melalui tren sustainability Kemenperin sebagai leading sektor pengembangan antara lain electric vehicle, biofuel dan energi terbarukan.
Keempat, pemberdayaan UMKM melalui teknologi. Kelima, membangun infrastruktur digital nasional. Kemenperin akan membangun jaringan dan platform digital, internet, dan infrastruktur digital di Kawasan industri.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tarik Investasi Asing
Keenam, menarik investasi asing dengan menargetkan perusahaan global untuk percepatan transfer teknologi. ketujuh, peningkatan kualitas SDM, Kemenperin akan mendesain kurikulum Pendidikan berbasis IR 4.0 dan program talent mobility untuk profesional.
Kemudian strategi kedelapan yakni pembentukan ekosistem inovasi, dengan pengembangan sentra R&D&D oleh Pemerintah, swasta, publik maupun untuk profesional. Kesembilan, menerapkan insentif investasi teknologi, dengan memperkenalkan tax dan subsidi untuk adopsi teknologi dan dukungan pendanaan.
Demikian strategi kesepuluh, yaitu harmonisasi aturan dan kebijakan, dengan melakukan harmonisasi peraturan kebijakan lintas Kementerian/Lembaga/Pemerintah daerah yang menghambat akselerasi IR 4.0.
“Oleh karena itu kami berharap proses vaksinasi ini bisa berjalan lancar sehingga proyek-proyek ini bisa dimulai,” pungkasnya.
Advertisement