Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melakukan pemantauan harga komoditas pangan di awal Ramadan. Pemantauan dilakukan di seluruh Indonesia yang terbagi dalam 6 wilayah kerja.
Deputi Kajian dan Advokasi KPPU Taufik Ariyanto membeberkan, dari wilayah kerja I hingga VI, harga komoditas pangan terpantau mengalami kenaikan 10 hingga 30 persen.
"Secara umum relatif stabil untuk periode triwulan I, harga daging ayam, cabai, daging sapi meskipun ada kenaikan harga di beberapa komoditas," ujar Taufik dalam konferensi pers KPPU, Jumat (16/4/2021).
Advertisement
Kendati, untuk beberapa komoditas seperti daging ayam dan telur terdapat lonjakan harga yang cukup signifikan di 6 wilayah kerja yang dimaksud. Taufik melanjutkan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan gejolak harga pangan terjadi.
Pertama, faktor cuaca dan iklim yang semakin tidak dapat diprediksi. Faktor pertama ini menjadi penyebab munculnya faktor kedua, yaitu hambatan logistik, dimana cuaca buruk tidak hanya menyebabkan gagal panen (untuk komoditas tanaman pangan) namun juga menghambat penyaluran komoditas ke pasar.
"Faktor ketiga ini yang menjadi fokus kami, yaitu distribusi yang panjang, ini kita duga menyebabkan harga yang tidak simetris. Di petani stabil atau turun tapi di konsumen naik, ini masih dugaan, di daging ayam dan telur, dimana harga di hilir naik, tapi di peternak malah turun," jelas Taufik.
Ke depannya KPPU akan memantau secara lebih spesifik terkait dugaan ini.
"Ke depan kami akan pantau komoditas dan gejolak harga yang tidak simetris ini," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Pangan Mulai Naik di Awal Ramadan, Tertinggi Daging Ayam
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan, sejumlah bahan pangan di pasar wilayah Jabodetabek dan Bandung mulai merangkak naik pada awal Ramadan tahun ini. Terutama untuk komoditas daging ayam dan minyak goreng.
"Kita lihat memang (harga pangan) mulai ke tren kenaikan ya mas di Jabodetabek dan Bandung sih. Seperti daging ayam dan minyak goreng nih," ucapnya saat dihubungi Merdeka.com, Selasa (13/4).
Dia mencatat, kenaikan harga pangan tertinggi di awal Ramadan ini terjadi pada komoditas daging ayam. Adapun saat ini harga jual daging ayam mencapai Rp40.000 per kilogram (kg).
"Jadi, harga daging ayam ini sudah naik tinggi ya di awal puasa ini. Karena sebelumnya paling dijual sekitar Rp30-32 ribu," tuturnya.
Dia menyebut, tingginya kenaikan harga jual daging ayam itu akibat kian meningkatnya permintaan masyarakat. Menyusul bahan pangan dengan kandungan protein hewani tinggi tersebut telah menjadi primadona masyarakat untuk hidangan utama saat berbuka puasa maupun sahur.
"Kan banyak yang buat macam-macam olahan dari ayam untuk menu nanti berbuka ataupun sahur. Sehingga permintaannya pasti naik," tekannya.
Kemudian, tren kenaikan juga terjadi pada komoditas minyak goreng. Kenaikan sendiri berkisar Rp1000 per kilogram.
"Karena (harga) minyak goreng sebelumnya Rp12.500 per kilogram. Sekarang sudah Rp13.500 per kilo nya. Naik ya mulai," ungkapnya.Â
Advertisement
Daging Sapi
Serupa dengan kenaikan daging sapi, mulai merangkaknya harga jual minyak goreng juga dipicu oleh peningkatan permintaan. "Karena kebutuhan minyak juga (penting) untuk makanan," bebernya.
Oleh karena itu, dia meminta pemerintah untuk lebih mewaspadai adanya tren kenaikan sejumlah bahan pangan. Khususnya untuk komoditas daging ayam dan minyak goreng.
"Sehingga nanti masyarakat atau konsumen tidak dibebankan atas kenaikan harga yang terjadi. Di sisi lain, kewaspadaan juga penting agar pedagang nantinya tidak sebagai pihak yang disalahkan kalau harga naik lebih tinggi lagi," tukasnya.Â