Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Hutama Karya (HK), Budi Harto, mengungkapkan strategi perseroan untuk mengurangi beban utang. Salah satu strateginya dengan divestasi atau menjual sejumlah ruas jalan tol.
Masalah keuangan BUMN Karya saat ini tengah menjadi sorotan, lantaran dinilai menanggung beban penugasan yang banyak dari pemerintah. Salah satunya adalah Hutama Karya.
Baca Juga
"Dalam program menurunkan utang, kami ada beberapa strategi. Yang pertama, kami akan melakukan recycle," ungkap Budi dalam webinar Mengukur Infrastruktur Seri BUMN Hutama Karya pada Jumat (16/4/2021).
Advertisement
Ia mengatakan, Hutama Karya akan menawarkan beberapa ruas jalan tol yang sudah beroperasi dan cukup bagus kepada investor. Ruas jalan tol yang dimaksud seperti Medan-Binjai, Bakauheni-Palembang, dan Pekanbaru-Dumai, yang merupakan jaringan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
"Sehingga hasil dari penjualan divestasi dari ruas-ruas tersebut akan kami gunakan untuk menurunkan pinjaman," tuturnya.
Kendati tengah berusaha memulihkan kondisi keuangannya, Wakil Direktur Utama Hutama Karya, Aloysius Kiik Ro, mengatakan perusahaan menargetkan menjadi pemain utama di sektor infrastruktur jalan dan industri terkaitnya. Perusahaan sudah memiliki bekal yang kuat baik dari sisi sumber daya, human capital, dan pengalamannya.
"Untuk Hutama Karya, kita adalah menjadi champion di bidang jalan dan related industry. Mimpi kita dan sudah kita mulai adalah pengembangan jalan, jalan tol, highways, dan segala infrastruktur yang terkait langsung dengan pembangunan jalan itu adalah keunggulan Hutama Karya," kata Aloysius.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Anak Usaha Hutama Karya Produksi Aspal Karet di Cileungsi Jawa Barat
Sebelumnya, produsen aspal beton yang juga merupakan anak perusahaan PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya), PT Hakaaston (HKA), pada tahun ini melakukan sejumlah strategi untuk meningkatkan kapabilitas produk manufaktur konstruksi agar dapat bersaing dalam pasar eksternal.
Direktur Produksi dan Pemasaran HKA, Alfin Zaini, mengatakan bahwa beberapa strategi tersebut antara lain backward, vertical dan forward integration yang diharapkan dapat menciptakan keunggulan kompetitif dalam rangka diferensiasi dari pesaing.
"Melalui integrasi backward, HKA memperkuat ketersediaan material strategis di wilayah hulu dan mengoptimalkan utilisasi atau peralatan dengan melakukan ekspansi ke beberapa wilayah," ungkap Alfin dalam keterangannya pada Selasa (16/3/2021)
Salah satunya adalah merelokasi Asphalt Mixing Plant (AMP) pada proyek overlay Bandara Pattimura Ambon yang telah selesai pekerjaannya ke wilayah Palembang, Sumatera Selatan.
AMP akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan produksi aspal di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Simpang Indralaya – Muara Enim.
Sementara itu, strategi integrasi vertical yang dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan inovasi pengembangan produk, serta membuka sejumlah unit produksi baru yang akan menambah diversifikasi dan meningkatkan kapabilitas produk.
"Sebagai contoh, saat ini HKA membuka unit produksi kimia konstruksi di Cikiwul, Bekasi dan pengembangan produksi aspal karet di Cileungsi, Jawa Barat," sambung Alfin.
Advertisement
Teknologi Terkini
Terakhir, untuk strategi integrasi forward yang dilakukan yakni pengembangan teknologi terkini melalui jasa konstruksi untuk mendukung sektor konstruksi dan sarana perhubungan seperti overlay bandara dan proyek pembangunan jalan layang.
Meski banyak membidik pasar eksternal pada 2021, HKA juga terus berkomitmen dalam pemenuhan kebutuhan produk manufaktur aspal dan beton bagi kelanjutan pembangunan beberapa ruas tol di JTTS.
Hingga saat ini, HKA telah memproduksi 1.345.753 ton aspal hotmix, 1.532.875 meter spun pile, 5.105 buah girder, 363.982 meter barrier dan 32.957 panel fullslab yang digunakan pada pembangunan JTTS.
"Hal ini juga menjadi bukti bahwa dalam pembanguan JTTS, material dan bahan baku yang digunakan seluruhnya menggunakan produk dalam negeri dan diproduksi oleh anak bangsa sendiri," jelas Alfin.
Selain melakukan strategi untuk meningkatkan produktifitas dan kapabilitas produk, HKA pada tahun ini juga tengah menyusun Roadmap Sistem Informasi Teknologi (IT) yang akan diimplementasikan hingga 5 tahun kedepan.
Manajemen memberikan perhatian khusus untuk meningkatkan kapasitas SDM melalui penerapan teknologi. Langkah HKA ini sejalan dengan salah satu KPI perusahaan induknya, Hutama Karya, yakni mengomptimalkan kepemimpinan teknologi.