Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir hari ini menghadiri prosesi topping off Tower Cattleya, Samesta Mahata Serpong. Ini merupakan proyek berkonsep Transit Oriented Development (TOD) yang digarap oleh Perum Perumnas.
Dalam acara ini, Erick Thohir mengapresiasi apa yang dilakukan Perumnas. Di tengah pandemi Covid-19, Perumnas tetap komitmen dalam menyediakan hunian bagi masyarakat. Terlebih, ini merupakan hunian yang terintegrasi dengan KRL.
Baca Juga
"Saya pikir apa yang dilakukan Perum Perumnas ini mewakili semangat BUMN untuk tidak pernah menyerah dalam situasi apapun, seperti terus menyediakan hunian bagi masyarakat meski ekonomi sedang lesu di tengah pandemi Covid-19," kata Erick Thohir dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (17/4/2021).
Advertisement
Topping off kali ini menjadi topping off bersejarah bagi Perumnas karena menjadi hunian terintegrasi transportasi pertama di Indonesia yang telah diselesaikan perusahaan.
Erick Thohir mengaku, hunian berkonsep TOD ini menjadi hunian perkotaan di masa depan. Selain memudahkan masyarakat untuk melakukan perjalanan, juga bisa membantu menekan macet di perkotaan, seperti di Jakarta.
"Penduduk Indonesia sekarang didominasi usia produktif yang menuntut efisiensi baik dalam hal waktu maupun pekerjaan. Jadi ini bisa menjadi primadona generasi milenial," tambah Erick Thohir.
Direktur Utama Perum Perumnas, Budi Saddewa Soediro, menuturkan di tengah pandemi covid yang masih berlangsung, Perumnas selalu berkomitmen mengedepankan pelayanan publik dalam penyediaan hunian terjangkau dan strategis bagi masyarakat.
"Hingga saat ini, progress konstruksi tidak mengalami perlambatan meskipun di tengah suasana pandemi covid," tutur Budi.
Adapun proses penutupan atap ini merupakan momen yang bersejarah bagi Perumnas karena merupakan topping off untuk hunian terintegrasi transportasi pertama di Indonesia.
"Topping off kali ini pun menjadi topping off bersejarah bagi kami Perumnas karena menjadi hunian terintegrasi transportasi pertama di Indonesia yang telah kami selesaikan secara tahap konstruksi setinggi 34 lantai dan 743 unit," jelas Budi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jumlah Unit dan Fasilitas
Samesta Mahata Serpong rencananya akan dibangun dalam 2 tahap terdiri dari 3.632 unit hunian dengan tipe unit studio, 2 bedroom dan 2 bedroom+. Difasilitasi dengan area komersil seperti modern retail, cafe dan coffee shop, restaurant dan lainnya.
Fasilitas penunjang lainnya pun disesuaikan dengan konsep milenial seperti adanya wall climbing, jogging track, yoga space, meeting space, game dan music area, serta spot area yang instragamable dan sarana peribadatan.
Hunian yang tepat berada di lahan Stasiun Rawabuntu ini tidak hanya terintegrasi transportasi KRL saja, tetapi juga berada di akses pintu masuk tol Serpong - Jakarta dan jalan utama Tangerang Selatan juga mengedepankan pemanfaatan moda transportasi umum seperti bus dan angkutan perkotaan.
Budi meyakini bahwa hunian Samesta Mahata Serpong yang diusung Perumnas ini akan menjadi hunian yang mempunyai manfaat besar.
"Konsep terintegrasi dengan moda transportasi umum KRL ini akan memudahkan penghuni berpergian, terhindar dari macet, biaya transportasi yang murah, serta mengurangi tingkat polusi berkendara", papar Budi.
Dikatakan untuk selalu menjadi yang terdepan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah juga mengikuti dinamika pasar.
"Kami tidak hanya fokus pada hunian terintegrasi semata kami juga menawarkan konsep revitalisasi yang akan membidik kota-kota besar di Indonesia. Seperti contoh Proyek Revitalisasi kami yang ada di Sukaramai Medan dan juga proyek revitalisasi kami di Kemayoran Jakarta yang mana dalam waktu dekat akan dilaksanakan groundbreaking, " jelas dia.
Dia mengatakan membutuhkan bantuan semua pihak untuk dapat mewujudkan langkah kecil ini, tidak hanya sebagai kepanjangtanganan pemerintah dalam penyedia perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rumah tetapi juga tetap agile pada dinamika industri properti.
Ke depannya, hunian ini pun akan terkoneksi langsung dengan LRT menuju Bandara Soekarno-Hatta dan perpanjangan jalur MRT dari Stasiun Lebak Bulus hingga Stasiun Rawabuntu.
Konsep hunian seperti ini tentu akan sangat cocok dengan generasi milenial yang aktivitasnya serba cepat dan sangat mobile dalam kesehariannya.
Advertisement