Sukses

Kartini Masa Kini: Rima Melati, Pengusaha Perempuan yang Kenalkan Mukena Bordir Bukit Tinggi Hingga Negeri Jiran

Mukena bordir buatan Rima Melati diekspor hingga ke Negeri Tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Liputan6.com, Jakarta Jalan yang ditempuh setiap orang berbeda-beda saat menuju kesuksesan berbisnis. Tapi yang pasti ketekunan dan kemauan tak memungkiri hasil.

Rima Melati (31 tahun), perempuan asal Bukittinggi, Padang, Sumatera Barat salah satunya. Wanita ini memulai bisnis berskala UMKM  mukena bordir pada tahun 2013 dari sekadar “iseng” saja.

Hasil “iseng-iseng” menuai manis. Mukena bordir buatan "Rima Bordir" kini diminati pembeli bahkan hingga Negeri Jiran.

“Awal usaha tahun 2013. Karena saya kan tinggalnya di sentra orang yang membuat bordiran, awalnya iseng-iseng berteman dengan anak jahitnya dan seterusnya karena suka dan berminatlah untuk membuat usaha itu,” kata Rima mulai bercerita kepada Liputan6.com, Senin (19/4/2021).

Bermodal Rp 10 juta di tangan, saat Rima memberanikan diri memulai bisnis. Ingin usaha kian berkembang, dia kembali mencari suntikan dana.

Dukungan pun hadir dari perbankan nasional, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang bersedia memberi tambahan modal usaha Rp 75 juta.  Dari modal itu, bisnis Rima kian berkembang hingga sekarang.

Di dalam negeri, penjualan mukena bordirnya dicari pembeli dari luar kota bahkan luar Pulau Sumatera. Produk ini juga sudah melanglang ke luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura. 

Setiap minggunya Rima mampu menjual 4-5 kodi mukena bordir. “Pemasarannya ada ke luar kota, luar Pulau Sumatera sama Malaysia dan Singapura. Biasanya kita hitungannya per minggu 4 kodian atau 5 kodi, sekarang 5 kodian,” ujarnya.

 

2 dari 3 halaman

Berdayakan Warga Sekitar

Untuk tenaga kerja, Rima memberdayakan masyarakat sekitar. Hingga total memiliki 41 pekerja saat ini.

Beberapa diantaranya bertugas sebagai penjahit, pembordir, dan bagian pengemasan. Adapun dalam pembagian gaji pekerjanya, Rima menerapkan sistem target.

“Tergantung berapa targetnya dia berapa buah dia mampu. Biasanya per orang Rp 300 ribu per minggu, ada juga buat ibu rumah tangga yang bekerja sampingan palingan Rp 150 ribu per minggu gajinya,” jelas Rima.

Seiring berjalannya waktu, dan memasuki pandemi covid-19, usaha Rima sempat terganggu lantaran permintaan menurun.

Tak patah arang, demi keberlangsungan usahanya tetap bertahan, Rima pun mengurangi produksi, dan menggenjot penjualan secara online. Adapun mukena bordir yang dijual Rima dibanderol mulai Rp 210 ribu hingga Rp 2,5 juta per buah yang paling mahal.

Barulah setelah pandemi covid-19 mulai terkendali, dan daya beli masyarakat mulai meningkat. Omzet didapat juga pulih kembali. Kini, Rima Melati bisa mengantongi omzet mencapai Rp 150 juta-Rp 200 juta per bulan. 

“Sebelum pandemi itu Rp 150 juta, kalau untuk saat ini Alhamdulillah sudah mulai stabil dibanding sebelum pandemi. Sekarang omzetnya kisaran Rp 150 sampai 200 juta sebulan. Jadi lebih naik Alhamdulilah selama 2 bulan ini,” kata dia semringah.

 

 

 

 

3 dari 3 halaman

Harapan Rima Melati

Rima bercerita di balik usaha mukena bordirnya yang sukses, terselip pengalaman suka duka saat meniti usaha. Pernah, Rima terpaksa harus meninggalkan sang buah hati ke negeri seberang (Malaysia) untuk mengantarkan pesanan mukena.

“Pas awal-awal pertama jatuh bangunnya untuk mencari langganan dikorbankan anak untuk mengantar barang ke Malaysia ditinggalkan setiap bulan. Awal-awal saya yang langsung antar ke Malaysia,” ujar dia.

Memang di lain kesempatan, Rima juga sering dibantu sang suami. Namun, karena suami juga memiliki pekerjaan, maka mau tidak mau Rima harus berusaha sendiri. Menurutnya, mendapat dukungan saja sudah cukup baginya.

“Saya dibantu suami, cuma suami kan terbatas dia juga kerja sendiri. Jadi dia bantu nya seperti itu pas hari libur kalau tidak hari libur iya sendiri saja saya,” imbuh Rima.

 

Selama  beberapa tahun membangun bisnis, pengusaha beralamat di Jalan Abdul Manan Sarojo, Campago Guguak Bulek Bukittinggi, ini mengaku sangat terbantu keberadaan bantuan kredit modal usaha dari BRI.

Sudah beberapa kali dia menerima bantuan modal usaha dari BRI. Di mana, saat pembayaran pinjaman tidak ada kendala pada proses pengajuan yang pertama, Rima memberanikan diri untuk meminjam kembali ke BRI sebesar Rp 275 juta demi memperluas usahanya.

Cuan, usahanya bisa berkembang. Dari keuntungan jualan mukena bordiran ini, Rima bisa membeli sebidang tanah dan kendaraan.

“Sangat terbantu karena kalau tidak ada suntikan dana dari BRI kita tidak akan sampai sekarang. Pada awalnya itu waktu pas itu dikasih sama BRI Rp 75 juta. Alhamdulillah bisa berkembang bisa kredit mobil sampai selesai,” ujar dia.

Demikian, Perempuan asal Bukittinggi ini berharap usahanya semakin maju dan BRI bisa semakin membimbing para UMKM-UMKM sepertinya agar bisa naik kelas.

Di samping itu, Rima juga berharap BRI bisa meliriknya untuk diikutsertakan dalam suatu pameran yang digelar bank BUMN ini kelak.

“Pokoknya kalau pun ada kekurangan dana BRI pun selalu membantu jangan patah arah dan semoga pandemi pun cepat berlalu dan kita semakin maju,” pungkasnya. (*)