Sukses

25 Juta Bayi Lahir di India per Tahun, Bikin Orang Terkaya India Lirik Bisnis Mainan Anak

Orang terkaya India, Mukesh Ambani dalam setahun terakhir mulai membangun bisnisnya di sektor terbaru, yaitu ritel mainan anak.

Liputan6.com, Jakarta Mulai dari industri energi, petrokimia, tekstil hingga jaringan telekomunikasi, orang terkaya India Mukesh Ambani menguasai banyak bisnis kelas atas dengan mesin-mesin industri raksasa.
 
Tapi jaringan bisnisnya tidak sesederhana itu, kini pria berusia 64 tahun itu mulai melirik sektor yang tidak banyak dilirik pebisnis kelas kakap lain, yakni industri mainan anak.
 
Sebagai negara dengan penduduk terbesar kedua di dunia, India jadi pasar yang menjanjikan untuk sektor ini. Terlebih, negeri Bollywood itu hanya menyumbang 1 persen dari total nilai ekonomi industri mainan anak USD 90 miliar atau sekitar Rp 1.308 triliun (kurs USD 1 = Rp 14.540).
 
Bukan hanya itu, seperti dikutip dari The Strait Times, Selasa (27/4/2021), penduduk India dari usia 14 tahun ke bawah adalah kelas usia yang terbesar. Jumlahnya 27 persen atau hampir 1/3 dari 1,3 miliar penduduk India.
 
Bahkan UNICEF mencatat ada 25 juta bayi yang lahir tiap tahun di India, atau setiap 1 dari 5 anak yang lahir di dunia berkewarganegaraan India.
 
Ini dilihat Ambani sebagai peluang untuk mendiversifikasi anak usahanya. Karenanya, pada tahun 2019 dia rela merogoh USD 89 juta hartanya untuk mengakuisisi perusahaan ritel mainan anak asal Inggris, Hamleys.
 
Toko mainan legendaris ini merupakan yang tertua di dunia, usianya kini sudah menginjak 261 tahun setelah pertama kali berdiri di London tahun 1760. Sayangnya Hamleys bukan lagi pemain utama di industri ini seperti dulu.
 
Saking lesunya, Hamleys sudah tidak pernah mencetak untung selama bertahun-tahun. Bahkan tahun 2019 dengan pendapatan USD 66,9 juta, perusahaan mencatat kerugian hampir USD 12,5 juta.
 
Hamleys juga hanya menguasai 0,6 persen dari pangsa pasar mainan anak dunia, menurut data dari Euromonitor Internasional.
 
Mukesh Ambani tetap melihat ada peluang dari sektor yang tidak banyak terjamah ini. Setelah diakuisisi Reliance Industries yang merupakan grup bisnis Ambani, Hamleys berencana melipatgandakan gerainya di India hingga lebih dari 500 toko dalam tiga tahun mendatang.
 
Jumlah ini belum termasuk rencana Ambani untuk membangun banyak gerai Hamleys yang baru di Eropa, hingga berekspansi ke China dan Afrika Selatan, menurut Darshan Mehta, kepala eksekutif Reliance Brands.
 

Saksikan Video Ini

2 dari 3 halaman

Strategi Ambani Gaet Pasar Asia

Belajar dari apa yang terjadi pada kompetitornya, Toys'R'Us yang hampir bangkrut pada tahun 2017 namun kembali bangkit berkat berkembangnya penjualan online.
 
Ambani juga melihat penjualan online jadi kunci untuk menyelamatkan rantai pasok penjualan mainan di Hamleys.
 
Terlebih di bawah jaringan bisnis teknologi Reliance Industries, Ambani juga meluncurkan Jiomart untuk menyaingi peritel online asing yang masuk ke negaranya, seperti Amazon dan Flikpart milik Walmart. Reliance bahkan telah menggaet kerjasama investasi dari Google dan Facebook.
 
Mehta mengharapkan 30 persen dari penjualan Hamleys berasal dari pesanan online dalam lima tahun mendatang, dibandingkan porsinya 20 persen saat ini. Penjualan langsung melalui telepon atau melalui WhatsApp akan mencapai 20 persen dalam periode yang sama, ungkap Mehta. 
 
Selain itu, strategi lain yang juga dilakukan ialah membuat toko Hamleys lebih dekat dengan penduduk lokal, khususnya di India. Di dalam toko Hamsley menghadirkan suasana seperti karnaval, yang memungkinkan anak-anak untuk balapan mobil mainan serta menikmati kereta dan memainkan berbagai permainan lainnya.
 
Di negara seperti India, dengan kota-kotanya yang padat dan pilihan hiburan yang terbatas, lingkungan seperti itu bisa menarik pelanggan untuk tertarik berkunjung lagi. Di samping dengan rentang harganya yang beragam, Mehta menyebut Reliance Industries akan membawa Hamleys dikenal sebagai 'merek yang elastis' untuk semua kelas ekonomi.
 
Di Asia, Hamleys dipandang sebagai "kelas atas dan dalam beberapa hal setara dengan Harrods," kata Marc Alonso, analis riset senior di Euromonitor.
 
"Jadi ini menarik basis pelanggan, itulah sebabnya di beberapa tempat seperti India dan Cina, telah mengalami pertumbuhan penjualan yang baik dalam beberapa tahun terakhir." tambahnya.
3 dari 3 halaman

Kekayaan Mukesh Ambani

Ambani berada di peringkat 10 orang paling kaya di dunia, dengan total kekayaan USD 71,9 miliar atau sekitar Rp 1.045 triliun menurut data Forbes, per 21 April.
 
Dia menjadi salah satu miliarder yang menambang keuntungan paling besar selama pandemi setahun terakhir. Nilai kekayaannya sudah bertambah lebih dari USD 35 miliar dalam setahun terakhir, dari USD 36,8 miliar pada April 2020.
 
Sebagian besar penambahan kekayaan ini datang dari hasil penjualan 1/3 saham miliknya di Jio kepada sejumlah investor, terutama raksasa teknologi Facebook dan Google. Dari transaksi ini, Ambani mengumpulkan USD 20 miliar.
 
Kekayaan keluarganya telah dimulai dari sang ayah, Dhirubhai Ambani yang memulainya dari industri tekstil, petrokimia hingga energi. Yang kemudian pada tahun 2002, imperium bisnis keluarga ambani dilanjutkan oleh dua bersaudara Mukesh dan Anil.
 
Keluarga Ambani saat ini tinggal di rumah Antilia, hunian eksklusif di wilayah Mumbai, India yang digadang-gadang jadi rumah termahal di dunia. Bangunannya terdiri atas 27 lantai, dengan ketinggian 173 meter, luas 37.000 meter persegi.
 
Rumah tersebut kabarnya bahkan memiliki fasilitas yang sangat lengkap. Mulai dari tiga lapangan helikopter, garasi dengan kapasitas 168 mobil, fasilitas kesehatan pribadi, sembilan lift, tempat spa sampai kuil pribadi. 
 
 
Reporter: Abdul Azis Said