Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penjualan mobil meningkat sebesar 72,6 persen pada Maret 2021. Peningkatan ini terjadi seiring adanya insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) ditanggung pemerintah (DTP).
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, lonjakan konsumsi mobil pada Maret 2021 sudah memasuki posisi normal sebelum pandemi Covid-19. Di mana sebelumnya, memang penjualan mobil sempat tertekan bahkan anjlok.
Baca Juga
"Ini berarti menunjukkan kita menuju situasi normalisasi. Kita harap ini akan terus bertahan," ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (22/4).
Advertisement
Pertumbuhan konsumsi mobil mayoritas berasal dari mobil niaga dan mobil penumpang. Artinya, tercipta indikator aktivitas perekonomian dari sisi produksi dengan peningkatan mobil niaga dan sisi konsumsi dari mobil penumpang.
Sementara itu, dari sisi produksi, juga mengalami lonjakan yang besar. Pada Maret 2021, produksi mobil dalam negeri mencapai 101,9 ribu atau naik 121,2 persen dibandingkan dengan produksi pada Februari 2021.
"Dari sisi produksi dengan adanya permintaan mobil melonjak juga menunjukan respons yang sangat baik artinya stimulas yang diberikan pemerintah melalui fiskal bisa direspons," tuturnya.
Dwi Aditya Putra
Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ada Diskon PPnBM, Penjualan Mobil Baru di 2021 Diprediksi Tembus 830 Ribu Unit
Direktur PT Astra International Tbk (ASII), Gidion Hasan membeberkan sederet dampak positif atas diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) 100 persen yang efektif belaku per 1 Maret 2021 lalu. Pertama, pertumbuhan market barang mobil secara signifikan setelah program tersebut digulirkan.
"Dampak program PPnBM untuk di 2021 ini sampai dengan Maret ketika pajak luxury di bebaskan menjadi 0 persen kita melihat ada pertumbuhan market signifikan," tuturnya dalam sesi dalam sesi teleconference RUPST ASII, Kamis (22/4).
Dia mengungkapkan, lonjakan market atas PPnBM itu lantaran program diskon pajak yang ditawarkan dinilai mampu menyesuaikan daya beli konsumen yang tengah mengalami tekanan sebagai dampak pandemi Covid-19. "Jadi, boleh dibilang market sangat terbantu dengan program pembebasan pajak ini," tekannya.
Kedua, ialah proyeksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) atas peningkatan penjualan unit mobil baru mencapai 80 ribu unit atau menjadi 830.000 setelah PPnBM diberlakukan. Mengingat, sebelumnya penjualan mobil baru pada 2021 diamalkan hanya mencapai 750.000 unit.
"Dan dari Gaikindo di proyeksikan untuk tahun 2021 ini diperkirakan market akan tumbuh sekitar lebih banyak 80 ribu unit dibandingkan proyeksi awal yang sebesar 750 ribu," ucapnya.
"Jadi, pandang kami program pembebasan pajak barang mewah (PPnBM) ini cukup menolong dari segi pertumbuhan market," tutupnya.
Advertisement