Sukses

Rekor Baru, Realisasi Investasi di Luar Jawa Melebihi Jawa pada Kuartal I 2021

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi investasi di kuartal I 2021 di angka Rp 219,7 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi investasi di kuartal I 2021 di angka Rp 219,7 triliun. Dari realisasi investasi tersebut, porsi luar Jawa lebih besar dibanding dengan di Jawa.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, investasi di luar Jawa mencapai Rp 114,4 triliun atau setara dengan 52,1 persen. Sementara di Jawa tercatat hanya Rp 105,3 triliun atau setara dengan 47,9 persen.

Bahlil mengatakan, dalam sejarah baru pertama pasca reformasi bahwa realisasi investasi di Luar Pulau Jawa menjadi tertinggi di kuartal IV-2020 kemarin, yakni selisihnya hanya sekitar 0,5 persen. Namun pada kuartal I 2021 mengalami selisih atau peningkatan luar biasa.

"Di 2021 pada kuartal pertama selisihnya sudah mulai melebar 52,1 persen tumbuh secara year on year 11,7 persen," katanya dalam konferensi pers di Kantronya, Senin (26/4/2021).

Bahlil menyebut, realisasi investasi di Luar Pulau Jawa itu mengindikasikan bahwa pemerataan pertumbuhan ekonomi di kawasan-kawasan luar pulau Jawa itu sudah mulai membaik. Ini tidak terlepas dari apa yang dilakukan oleh Pemerintah Jokowi-JK dalam lima tahun kemarin dalam rangka pembangunan infrastruktur.

"Harus diakui di negara manapun bahwa pembangunan infrastruktur itu merupakan sebuah instrumen pertama untuk bagaimana menciptakan kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi baru yang diiringi dengan masuknya investasi," jelasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Al Bader Ventures Asal Kanada Kucurkan Rp 8,7 T untuk Proyek KEK Palu Tahap I

Sebelumnya, Perusahaan investasi dari Kanada Al Bader Ventures Inc (AVI) akan membiayai seluruh pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu yang nilainya mencapai Rp 92,4 triliun.

Kesepakatan ini tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani di Jakarta, Selasa (20/4/2021) antara AVI dengan PT Bangun Palu Sulawesi Tengah yang memiliki otoritas pelaksanaan pembangunan KEK Palu.

Pada tahap awal AVI, akan menggelontorkan dana senilai USD 621.428.571, atau setara Rp 8,7 triliun. Kemudian dana berikutnya akan dikucurkan sesuai dengan tahapan pembangunan.

KEK Palu merupakan proyek pertama bagi AVI di Indonesia. Pendiri dan CEO AVI Salam Al Bader menyatakan ketertarikan dengan KEK Palu karena berada di kawasan strategis Indonesia bagian timur, yang menurutnya sangat pesat perkembangannya terutama di sektor pertambangan.

"Pengembangan tahap satu senilai Rp 8,7 triliun Insya Allah akan kami proses dalam bulan Ramadhan ini dan di hari raya (Idul Fitri) ini. Untuk tahap kedua juga kita akan support dengan investasi yang lebih besar," kata Al Bader, Selasa (20/4/2021).

Kekuatan Ekonomi Indonesia Timur

Presiden Direktur PT Bangun Palu Sulawesi Tengah (BPST) Mulhanan mengatakan, KEK Palu yang berada di jalur perdagangan nasional dan internasional memiliki zona industri, zona logistik, dan zona pengolahan ekspor yang akan menjadi kekuatan ekonomi di Indonesia timur. Terlebih kawasan KEK Palu yang berada di teluk Makassar merpakan jalur padat lalu lintas laut dengan 1.000 kapal Vessel yang melintas.

Mulhanan lantas menyambut kedatangan AVI yang dianggapnya menggembirakan saat wilayah Palu dan sekitarnya tengah berada dalam keterpurukan akibat bencana alam dua tahun lalu.

"Kedatangan Al Bader Ventures menjadi kabar gembira bagi kami atas minatnya memberikan pendanaan Rp 8,7 triliun pada tahap pertama dan dukungan pada tahap kedua," kata Mulhanan.

Sementara Minardo Lubis selaku perwakilan AVI di Indonesia menyampaikan, investasi AVI harus disambut baik karena KEK Palu merupakan Kawasan Ekonomi Khusus yang pertama mendapat dukungan permodalan sepenuhnya dari investor asing.

"ini tentu momentum yang menggembirakan bagi pemerintah dan rakyat Indonesia, karena AVI akan meng-cover seluruh pembiayaan yang dibutuhkan pembangunan KEK Palu yang berdampak pada penyerapan tenaga kerja lokal dan kemajuan di kawasan timur Indonesia," ujar Minardo.

Â