Sukses

Profil Kuntjoro Pinardi, Direktur PT PAL Indonesia yang Mundur karena Dituding Dukung Radikalisme

Kuntjoro Pinardi menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Direktur Pemeliharaan dan Perbaikan PT PAL Indonesia (Persero).

Liputan6.com, Jakarta - Nama Kuntjoro Pinardi tiba-tiba mencuat karena menyatakan undur diri dari jabatan Direktur Pemeliharaan dan Perbaikan PT PAL Indonesia (Persero). Padahal ia baru saja diangkat pada pekan lalu. 

Kuntjoro memutuskan mundur gegara tudingan pemberian dukungan terhadap gerakan radikalisme yang dilontarkan padanya dari beberapa pihak. Surat pernyataan pengunduran dirinya pun diberikan kepada Menteri BUMN Erick Thohir Senin (26/4/2021) pagi.

Mengutip lembaran CV yang diterima Liputan6.com, Senin (26/4/2021), Kuntjoro merupakan cendekiawan yang memulai pendidikannya di Delft University of Technology Belanda mengambil jurusan Teknik Elektro baik untuk S1 maupun S2.

Pendidikannya dia lanjutkan di Chalmers University of Technology Swedia, masih dalam bidang yang sama.

Keahliannya membawa Kuntjoro menjadi peneliti senior di Institute of Semiconductor Physics, Frankfurt (Oder), Jerman di tahun 1996 dan peneliti senior di IMEC Belgium pada 1994 hingga 1997.

Pria kelahiran Bogor, 30 Maret 1968 ini memulai pekerjaannya sebagai VP Sales dan Marketing di Trendcom Internasional (2007-2010), dilanjutkan dengan menjadi Senior Sales Manager di SIAE Microelettronica (2010-2014) kemudian menjadi Country Manager di Openet, Irlandia (2012-2014).

Kuntjoro juga pernah menjabat sebagai VP Sales and Marketing di Bahasa Kita (2014-2016), bekerja sebagai Dosen Tidak Tetap IULI pada 2016 dan bergabung ke dalam Komite Manajemen Risiko dan Teknologi Informasi BPJS Ketenagakerjaan sebagai Ahli Senior (2016-2018).

Terakhir, dirinya menjabat sebagai CTO-CMO Bahasa Kita di tahun 2018 hingga sekarang.

Kuntjoro juga tercatat menjadi Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Program Habibie sejak 2014 silam.

2 dari 2 halaman

Dituding Dukung Radikalisme, Kuntjoro Pinardi Mundur dari Direktur PT PAL Indonesia

Sebelumnya, Kuntjoro Pinardi menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Direktur Pemeliharaan dan Perbaikan PT PAL Indonesia (Persero) meskipun baru dilantik beberapa hari lalu.

Hal ini dilakukan lantaran ramainya isu yang menyebutkan Kuntjoro sebagai pendukung gerakan radikalisme dan pemulangan eks-ISIS.

 

"Saya tidak ingin keributan ini berlanjut sehingga mengganggu keberlangsungan usaha PT PAL Indonesia ke depannya. Oleh karena itu, dengan ini saya nyatakan pengunduran diri saya sebagai Direktur Pemeliharaan Dan Perbaikan PT PAL," kata Kuntjoro dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Senin (26/4/2021).

Kuntjoro juga menanggapi tudingan yang menyebutnya sebagai pendukung gerakan radikalisme. Dirinya diketahui pernah maju menjadi calon legislatif (caleg) Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

"Saya memang pernah menjadi calon legislatif PKS dalam Pemilu 2014 di daerah pemilihan Jawa Tengah. Setelah gagal terpilih, saya mundur dari partai tersebut dan kembali ke dunia akademis dan bisnis sesuai bidang keahlian saya," tegas Kuntjoro.

Kuntjoro berharap, dengan melakukan pengunduran diri, program pembangunan yang direncanakan Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dapat berjalan dapat berjalan dengan baik ke depannya.

Sebelum penunjukkan ini, Koentjoro sepenuhnya bekerja sebagai dosen, antara lain mengajar mata kulia Data Communication. Dia juga sempat menjadi anggota Komite Manajemen Risiko Dan Teknologi Informasi di BPJS Ketenagakerjaan, selain bekerja di beberapa perusahaan internasional.

"Pengetahuan dan pengalaman kerja ini menurut saya yang menjadi pertimbangan Kementerian BUMN dalam menunjuk saya menjadi direksi PT PAL Indonesia," ujarnya.

Rencananya soal pengunduran diri ini disampaikan kepada Menteri BUMN Erick Tohir Senin (26/4/2021) pagi ini.

Twitter Ferdinand Hutahaean

Adapun, beberapa pihak yang dimaksud ialah mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean dan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional REPDEM, organisasi sayap PDI Perjuangan, Abe Tanditasik.

"Sdr @erickthohir @KemenBUMN betul bahwa semua anak bangsa harus dilibatkan membangun negeri. Tp ingat, anak bangsa yang punya ideologi tunggal Pancasila, yg mendukung NKRI dan bukan berasal dari kelompok yang mendukung radikalisme bahkan mendukung pemulangan teroris ISIS eks WNI," demikian bunyi cuitan Ferdinand dari akun Twitternya @FerdinandHaean3.