Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia perlahan semakin membaik. Hal tersebut turut memberi andil pada peningkatan penerimaan negara di sektor hulu minyak dan gas (migas).
SKK Migas mencatat, realisasi penerimaan negara di tiga bulan pertama tahun ini sudah mencapai USD 3,29 miliar atau 45,2 persen dari target APBN 2021 sebesar USD 7,28 miliar.
Baca Juga
Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto mengatakan, efisiensi yang dilakukan SKK Migas dan KKKS pada kuartal I 2021 berhasil menjadikan cost recovery atau BBL sebesar USD 11,88 per barrel oil equivalent (BOE), turun dari rata-rata cost recovery per barel pada kuartal-I tahun 2020 sebesar USD 13,4 per BOE.
Advertisement
"SKK Migas dan KKKS telah melakukan berbagai terobosan di lapangan, sehingga dapat menghasilkan tambahan efisiensi biaya di lapangan sebesar USD 500 juta hingga USD 600 juta pada kuartal I 2021," kata Dwi, Senin (26/4/2021).
Adapun, realisasi cost recovery kuartal I 2021 tercatat sebesar USD 1,73 Miliar atau sekitar 21,4 persen dari target tahun 2021.
Sementara untuk produksi migas, SKK Migas mencatat per kuartal-I 2021, produksi migas nasional mencapai 1.885 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD), terdiri dari produksi minyak sebesar 679,5 BOPD dan produksi gas sebesar 6.748 MMSCFD.
Sedangkan untuk lifting migas nasional mencapai 1.665,25 MBOEPD dengan rincian lifting minyak sebesar 676,2 ribu BOPD, atau 95,9 persendari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ditetapkan untuk tahun ini sebesar 705 ribu BOPD.
"Sedangkan lifting (salur) gas sebesar 5.539 MMSCFD dari target APBN sebesar 5.638 MMSCFD atau tercapai 98,3 persen," lanjutnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pertamina memberdayakan warga membersihkan gumpalan minyak mentah dan lumpur akibat terjadinya kebocoran Migas di laut. Warga membersihkan gumpalan minyak di Pantai Pakis.
Tantangan
Menurut Dwi, capaian produksi dan lifting masih menghadapi tantangan, disebabkan adanya beberapa lapangan besar yang produksinya belum sesuai rencana dan bergesernya jadwal pemboran beberapa Wilayah Kerja.
Dari beberapa diskusi yang dilakukan SKK Migas, pihaknya dapat mengidentifikasi potensi tambahan produksi minyak rerata tahunan sebesar 3.500 BOPD serta memverifikasi salur gas sebesar 205 MMSCFD.
Dwi berharap usaha yang dilakukan tersebut mendapatkan dukungan dari semua pihak, baik terkait perizinan, kebijakan maupun implementasi di lapangan.
"Kami berterima kasih kepada pemerintah karena telah menyetujui 4 dari 9 insentif yang dibutuhkan hulu migas. Semoga persetujuan ini juga menyusul pada insentif lainnya," tambah Dwi.
Advertisement