Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI membina pelaku usaha mikro agar bisnisnya berkembang, melalui pelatihan pada platform digital bernama Mikro Go Digital.
Direktur Retail Banking BSI Kokok Alun Akbar menjelaskan, pelatihan tersebut dilakukan untuk membantu pelaku UMKM di masa pandemi agar dapat terus memasarkan produksi baik secara luring maupun daring. Pelatihan ini dilakukan BSI bekerja sama dengan salah satu pemain marketplace di Indonesia Shopee.
"Pelatihan yang bekerja sama dengan Shopee ini sangat penting, agar pelaku usaha mikro binaan BSI dapat beradaptasi dengan kondisi dan perkembangan digital," ujar Kokok Alun, Selasa (27/4/2021).
Advertisement
Ada sebanyak 550 pelaku usaha mikro yang menjalani pelatihan pada program ini, agar bisa mulai mengembangkan bisnis secara online. Selain itu, BSI juga memudahkan akses permodalan kepada para pelaku UMKM dengan menyalurkan pembiayaan mikro melalui platform e-commerce Shopee.
Konsistensi BSI membantu pelaku usaha mikro juga ditunjukkan dengan tumbuhnya nilai pembiayaan yang disalurkan perusahaan sepanjang awal tahun ini.
Pada periode Januari hingga Maret 2021, penyaluran pembiayaan mikro BSI mencapai Rp 2,32 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 116,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).
Oleh karena itu, BSI berkomitmen mengembangkan sektor usaha mikro. "Harapan kami, dengan terus berkembangnya usaha mikro, maka perekonomian nasional dapat semakin kokoh dan terus tumbuh baik secara berkelanjutan," katanya.
Â
BSI Salurkan Dana PEN Rp 8,6 Triliun per Maret 2021
Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memperkuat peran dalam mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hingga Maret 2021, realisasi penyaluran pembiayaan PEN oleh BSI telah mencapai Rp8,6 triliun kepada lebih dari 60 ribu nasabah.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyampaikan, ditengah kondisi yang cukup menantang di masa pandemi pandemi Covid-19, BSI terus melakukan penyaluran pembiayaan ke berbagai sektor, melakukan penjaminan pembiayaan, dan subsidi margin. "Terbukti perbankan syariah masih tumbuh resilient," ujarnya dalam acara Sarasehan Industri Jasa Keuangan, Jumat (23/4/2021).
Khusus di wilayah Jawa Tengah, penyaluran PEN BSI tercatat sebesar Rp495 miliar atau 5,7 persen dari total penyaluran PEN BSI secara nasional. Penyaluran pembiayaan PEN ini mayoritas disalurkan ke segmen konsumer (36 persen), UKM (23 persen), dan mikro (22 persen) dari total pembiayaan PEN.
Dengan skala yang lebih baik hasil dari merger, BSI berharap mampu lebih berperan sebagai pilar baru Ekonomi di Indonesia. "Diharapkan dukungan BSI terhadap program pemerintah ini bisa turut membantu pembangunan ekonomi bangsa dan negara terutama pengentasan kemiskinan dan mensejahterakan rakyat," kata Hery.
Sementara dalam meningkatkan inklusi keuangan syariah, BSI berupaya meningkatkan komposisi dana murah dan me-manage pembiayaan dengan margin yang kompetitif.
Bank Syariah Indonesia juga berupaya untuk mewujudkan bank syariah yang inklusif, universal, memiliki produk yang lengkap dan kompetitif, serta didukung teknologi digital.
"Dengan skala yang lebih baik hasil dari merger, BSI berharap mampu lebih berperan sebagai pilar baru Ekonomi di Indonesia," pungkasnya.
Advertisement