Sukses

Pariwisata Sulit Pulih Lebih Cepat Jika Penanganan Pandemi Tak Serius

Kunci dari pemulihan sektor pariwisata adalah penanganan Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom CORE Indonesia, Akhmad Akbar menyebut, sektor pariwisata akan sulit pulih lebih cepat jika pemerintah tidak serius menangani pandemi Covid-19. Sebab kunci dari pemulihan sektor pariwisata adalah penanganan Covid-19 itu sendiri.

"Lebih baik kita serius sehingga kemudian pada waktunya tiba kita bisa segera bangkit," katanya dalam acara diskusi Mendobrak Inersia Pemulihan Ekonomi, Selasa (27/4).

Oleh karenanya, dia meminta pemerintah agar tidak usah memaksa mengejar terget jangka pendek untuk pulihkan sektor pariwisata. Karena jika situasinya normal, sektor tersebut akan pulih dengan sendirinya.

"Pandemi adalah suatu yang tidak normal karena itu ekspektasi kita terhadap sektor wisata juga harus ditempatkan pada situasi tidak normal. Kita tidak bisa berharap sektor wisata akan memainkan peran sebagaimana pada posisi normal," ujarnya.

Dia menyarankan untuk jangka pendek sebaiknya pemerintah mendorong para pelaku pariwisat mengembangkan berbagai macam bentuk parwisata kreatif dengan berbagai ragam. Sehingga kemudian di tengah segala kesulitan tetap ada hal yang memberikan manfaat dan menghidupkan sektor pariwisata.

Sedangkan untuk mengejar target jangka menengah dan panjang bisa dilakukan dengan cara melakukan promosi dan perbaikan infrastuktur.

"Jadi selama masa sulit ini kita bisa mengejar berbagai hal yang diharapkan pada waktunya nanti bisa mendorong kebangkitan sektor pariwisata," ungkapnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Kilas Balik Kinerja Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dihantam Covid-19

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebut pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia adalah dua sektor yang memiliki pertumbuhan positif sebelum pandemi Covid-19. Jumlah kunjungan wisata bahkan terus mengalami peningkatan dalam satu dekade terahkir.

Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf Raden Kurleni Ukar mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada 2019 sebelum ada pandemi mencapai 16,1 juta jiwa dengan dvisa sebesar USD16,91 miliar. Bahkan kontribusi pariwisata berhasil mencapai 4,8 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

"Jadi jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat dalam satu dekade terakhir dan bahkan pada tahun 2018 Indonesia menempati urutan pertumbuhan sektor pariwisata tercepat ke 9 di dunia, nomor 3 di Asia dan nomor 1 di Asia Tenggara versi World Trade and Tourism Kalsel," jelasnya dalam diskusi Mendobrak Inersia Pemulihan Ekonomi, Selasa (27/4).

Dia menambahkan, kinerja sektor ekonomi kreatif sebelum masa pandemi jugatercatat cukup baik. Hal ini dilihat dari PDB yang dihasilkan oleh subsektor ekonomi kreatif dalam satu dekade terakhir sebelum tahun 2020 mengalami peningkatan luar biasa.

Di mana jumlah PDB sektor ekonomi kreatif mencapai Rp1.154 triliun dengan menyerap 19,2 juta tenaga kerja. Dan kinerja kinerja ekspor yang cukup stabil pada 5 tahun terakhir, dengan dominasi sub sektor kuliner fashion dan kriya yang menyumbang USD19,65 miliar dari 19,68 miliar yang dihasilkan.

"Jadi sebelum pandemi Covid-19 pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia adalah dua sektor yang memiliki pertumbuhan yang positif," jelasnya.

3 dari 4 halaman

Wisatawan Turun

Namun selama 1 tahun lebih pandemi Covid-19 melanda sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, keadaanya membalik. Kedua sektor ini menjadi yang paling terhantam. Di sektor pariwisata misalnya, menujukan adanya penerunan dari dari 16,1 juta orang berada di 4,05 juta.

"Bisa dilihat dari menurunnya jumlah wisatawan yang turun terjun bebas ke angka 4,05 juta atau turun hampir 75 persen," jelasnya.

Dengan penurunan ini, maka devisa juga diproyeksikan turun hampir 80 persen menjadi hanya USD3,5 miliar. Di samping itu penurunan juga terjadi terhadap jumlah tenaga kerja sebanyak 6,67 persen menjadi sekitar 13 juta.

Penurunan juga terjadi di sektor ekonomi kreatif. Di mana penurunan pertumbuhan PDB mencapai minnus 2,39 persen atau hanya mencapai Rp1.143 triliun. Kemudian estimasi penurunan jumlah tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif juga turun pada 2020 sebanyak 479.206 orang.

"Jumlah tenaga kerja serta ekspor dan subsektor arsitektur periklanan dan kuliner menjadi sektor yang paling terdampar selama pandemi diikuti oleh sektor-sektor lainnya," tandasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com 

4 dari 4 halaman

Infografis Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Dunia dan Indonesia Terpuruk