Sukses

Bogor Jadi Percontohan Program Buy The Service Kemenhub di Jabodetabek

Kemenhub akan memperluas program Buy The Service (BTS) di wilayah Jabodetabek

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan memperluas program Buy The Service (BTS) di wilayah Jabodetabek. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) akan memulai pilot project BTS untuk wilayah Jabodetabek di kota Bogor.

BTS merupakan program subsidi yang berbasiskan skema remunerasi berjangka. Pemerintah memberikan subsidi 100 biaya operasional kendaraan yang diperlukan untuk melaksanakan standar pelayanan minimal yang ditetapkan.

Kehadiran program ini antara lain diharapkan dapat mendorong pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum.

"Ini suatu upaya untuk shifting, berseger dari kendaraan pribadi ke angkutan umum apabila kita memberikan pelayanan lebih baik dan nyaman. Kota Bogor akan menjadi percobaan berikutnya," kata Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, dalam webinar BPTJ pada Rabu (28/4/2021).

Dijelaskannya, BTS akan dikembangkan di wilayah Jabodetabek lain. Sehingga ia berharap pilot project di kota Bogor bisa berjalan dengan baik.

"Saya yakin ini bisa membantu agar pengembangan angkutan modern yang massal lebih baik, sehingga cakupan layanan di kotanya lebih baik," tuturnya.

Pemilihan wilayah Jabodetabek, antara lain karena jumlah penduduk yang besar lebih dari 33 juta dengan 88 juta pergerakan setiap hari. Saat ini, layanan bus dengan skema Buy The Service telah ada di lima kota yaitu Palembang, Surakarta, Medan, Yogyakarta dan Denpasar

"Mengacu pada pembangunan jangka menengah, bahwa BTS akan dikembangkan di wilayah Jabodetabek lain, kita harapkan yang kita lakukan di kota Bogor ini dilakukan dengan teliti, baik, dan cermat, serta melibatkan stakeholder," ungkap Budi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Kemenhub Mulai Program Buy The Service di Sumut, Hadirkan Layanan TEMAN BUS

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah memulai program Pembelian Layanan Angkutan Perkotaan (Buy The Service) di Provinsi Sumatera Utara. Program ini menghadirkan Layanan bernama TEMAN BUS.

TEMAN BUS memiliki arti Transportasi Ekonomis, Mudah, Andal, dan Nyaman (TEMAN) yang bisa dinikmati secara cuma-cuma oleh masyarakat di Medan dalam kurun waktu tertentu. Layanan ini diharapkan akan menjadi sebuah layanan yang diharapkan akan melengkapi pelayanan Trans Mebidang yang sudah ada.

“Konsep Buy The Service akan didukung manajemen pengelola yang melaksanakan monitoring dan evaluasi dengan menggunakan sistem operasional kendaraan. Mulai dari sistem operasional, sistem pemeliharaan, sistem pengelolaan keuangan, dan sistem SDM melalui format digitalisasi secara real time,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Minggu (8/11/2020).

Program ini adalah sebagai langkah awal implementasi dari program Buy The Service (BTS) yang memberikan subsidi penuh bagi operator dengan fasilitas pendukung di Bus yang lebih baik, sehingga diharapkan lebih banyak penumpang yang beralih ke moda transportasi publik, yang saat ini masih GRATIS.

Penumpang hanya menyiapkan kartu non tunai, dan dapat membuka aplikasi TEMAN BUS (Playstore/Appstore) untuk melihat rute, jadwal kedatangan dan keberangkatannya. sehingga penumpang lebih mudah dalam mobilisasi di kawasan perkotaan.

Layanan TEMAN BUS di Provinsi Sumatera Utara melayani 5 koridor yakni Koridor 1 Terminal Pinang Baris – Lapangan Merdeka; Koridor 2 Terminal Amplas – Lapangan Merdeka; Koridor 3 Belawan – Lapangan Merdeka; Koridor 4 Medan Tuntungan - Lapangan Merdeka; dan Koridor 5 Tembung - Lapangan Merdeka.

3 dari 3 halaman

Kursi Prioritas

Jelas Menhub, program ini menggunakan kendaraan Bus Besar dan Bus Sedang dengan tipe low entry. Bus ini dilengkapi dengan kursi prioritas dan area untuk penumpang disabilitas (kursi roda).

“Program Buy The Service memberikan kesempatan bagi BUMD dan swasta kecil untuk memiliki PO-PO bus. Kita akan subsidi melalui lelang. Saya akan mengusulkan agar ini pengelolaan ini nantinya bisa multiyears hingga lima tahun,” ujarnya.

Dalam tinjauannya, Menhub juga mengecek Kegiatan Padat Karya sektor transportasi darat di Medan, yang telah menyerap sebanyak 200 orang pekerja dari masyarakat setempat.