Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengaku telah diminta Presiden Joko Widodo untuk tidak hanya mengurusi izin pengusaha-pengusaha besar saja. Akan tetapi juga perlu memperhatikan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Presiden Jokowi ingin pelaku UMKM bisa dikawinkan dengan pengusaha-pengusaha besar. Selain itu pengusaha besar juga bisa berkolaborasi dengan pengusaha ada di daerah maupun nasional.
"Kolaborasi inilah yang bisa kita jadikan instrumen untuk mendorong agar pertumbuhan ekonomi kita itu meningkat pertumbuhan ekonomi juga berjalan," kata Bahlil Lahadalia dalam keterangan pers, di Istana Negara, Rabu (28/4).
Advertisement
Bahlil Lahadalia menambahkan, sebagai langkah awal dilakukan di Kementerian Investasi adalah fokus dengan penciptaan lapangan pekerjaan. Caranya dengan mendatangkan investasi sebanyak-banyaknya. Investasi sendiri berkontribusi 30 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
"Dan ini menjadi peran penting dan 16 juta orang perlu disiapkan lapangan pekerjaan itu adalah investasi adalah pintu masuknya," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik dua menteri nomenklatur baru yaitu Nadiem Makarim sebagai Mendikbud Ristek dan Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM.
Pelantikan tersebut dilakukan sesuai dengan Keputusan Presiden No 72/P/2021 Tentang Pembentukan dan Pengubahan Kementerian, Serta Pengangkatan Beberapa Menteri Negera Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sah, Jokowi Resmi Melantik Bahlil Lahadalia Jadi Menteri Investasi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi pertama di Kabinet Indonesia Maju.
Prosesi pelantikan berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/4/2021) dan disiarkan secara daring melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi juga mengangkat Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), serta Laksana Tri Handoko selaku Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Nama Bahlil sendiri jadi pertama yang dipanggil Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg), untuk diangkat sebagai Menteri Investasi.
Adapun pengangkatan tersebut tercantum dalam Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 72/P/2021 tentang Pembentukan dan Pengubahan Kementerian serta Pengangkatan beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju Sisa Masa Jabatan Periode 2019-2024.
Meski diangkat jadi Menteri Investasi, Bahlil tampaknya masih tetap akan mengemban tugas lamanya sebagai Kepala BKPM.
"Mengangkat Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal," tulis Keputusan Presiden tersebut.Â
Advertisement
Profil Bahlil Lahadalia, Mantan Sopir Angkot Kini Jadi Menteri Investasi Pertama Era Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengangkat Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi seiring adanya pembentukan kementerian baru di bidang itu. Jabatan ini jadi titik capaian luar biasa bagi pria 44 tahun yang besar di Papua ini.
Meski lahir di Banda, Maluku Tengah, pria kelahiran 7 Agustus 1976 ini telah tinggal bersama keluarganya di Kabupaten Fakfak, Papua Barat sejak menginjak remaja. Bahlil Lahadalia mengaku bahwa dirinya merupakan menteri yang berasal dari Papua Barat.
"Kalau dipertanyakan saya dari mana, saya dari Fakfak Papua Barat," ujar Bahlil beberapa waktu lalu, seperti dikutip Rabu (28/4/2021).
Bahlil Lahadalia dikenal sebagai sosok yang pekerja keras. Bahkan sebelum sukses menjadi Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) seperti sekarang, dia pernah bekerja sebagai kondektur, sopir angkot hingga loper koran.
Di usia remaja, Bahlil Lahadalia telah membantu orang tuanya memenuhi kebutuhan hidup. Dulunya, sang ayah bekerja sebagai kuli bangunan, sedangkan ibunya merupakan pembantu rumah tangga. Situasi tersebut terpaksa membuatnya menanamkan jiwa kewirausahaan sejak masih di bangku sekolah.
"Saya lahir bukan dari keluarga pengusaha, saya lahir dari ayah sebagai kuli bangunan dan ibu sebagai pembantu rumah tangga. Tapi justru saya bersyukur dengan keadaan tersebut. Kalau saja saya dilahirkan dari keluarga konglomerat, saya belum tentu bisa seperti ini sekarang," ungkapnya.
Sejak SD, Bahlil Lahadalia telah membantu kedua orang tuanya dengan berjualan kue. Kemudian saat SMP, ia menjadi kondektur.
Saat mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Yapis, Fakfak, dia coba membantu keuangan kedua orang tuanya dengan menjadi supir angkot. Tak berhenti di situ, ia mencoba jadi loper koran saat kuliah di Jayapura.
"Saya sejak SD sudah jualan kue bantu orang tua. SMP sudah jadi kondektur angkot di terminal kenal sama preman-preman. SMA jadi supir angkot, waktu kuliah jadi loper koran. Jadi buruh juga pernah buat cari uang untuk hidup," terangnya.
Alhasil usahanya tersebut turut membantu Bahlil Lahadalia lulus kuliah dengan gelar Sarjana Ekonomi (SE) DI STIE Port Numbay, Jayapura. Kampus tersebut juga yang kemudian mengasah Bahlil untuk bisa menjadi seorang pengusaha sukses asal Papua.
Bergabung dengan Sejumlah Organisasi
Di kampus tersebut, Bahlil aktif bergabung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) hingga menjabat posisi bendahara umum. Pada 2003, namanya juga terdaftar di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tingkat kabupaten/provinsi.
Dengan beragam portofolio yang dimilikinya, Bahlil kemudian memantapkan niat untuk mendirikan perusahaan sendiri. Sampai akhirnya dia berhasil menjadi Ketua Umum HIPMI pusat selama periode 2015-2019.
Sebagai seorang pengusaha, dirinya memimpin PT Rifa Capital, PT Dwijati Sukses dan PT Bersama Papua Unggul. PT Rifa Capital memiliki holding dari 10 perusahaan, beberapa diantaranya ialah PT Ganda Nusantara, PT MAP Surveillance dan PT Pandu Selaras.
Perusahaan yang Bahlil kelola bergerak di sektor perkebunan, properti, logistik, pertambangan, hingga konstruksi, dan sukses mengeksplorasi 39 ribu ha lahan tambang batu bara di Fakfak serta 11 ribu ha lahan nikel di Halmahera.
Kemudian, PT Bersama Papua Unggul yang dikelolanya pernah memenangkan lelang proyek pembangunan jalan Bofuer-Windesi lewat skema tahun jamak (MYC) dengan Kementerian PUPR. Pun sama dengan PT Dwijati Sukses, yang namanya sering terlihat di situs lelang proyek pemerintah.
Posisi Kepala BKPM yang dijabat sejak 2019 lalu nampaknya bukan kursi final bagi seorang Bahlil Lahadalia di kabinet pemerintahan Jokowi. Kini publik menanti kiprahnya sebagai Menteri Investasi hingga 2024 mendatang.Â
Advertisement