Liputan6.com, Jakarta - Lonjakan pengunjung di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, dinilai memberikan dampak positif terhadap perekonomian. Pada saat bersamaan, dinilai juga sangat berbahaya karena dapat memicu lonjakan kasus Covid-19 dan akhirnya mengganggu pemulihan ekonomi.
Ekonom Senior Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, mengatakan aktivitas belanja memang tidak boleh dilarang. Namun, pemerintah harus tegas kepada pengelola tempat belanja untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Baca Juga
"Adanya kerumunan tanpa prokes bisa memicu second wave, sekaligus membahayakan terganggunya proses pemulihan ekonomi yang saat ini sedang berlangsung," ungkap Piter kepada Liputan6.com pada Senin (3/5/2021).
Advertisement
Piter mengungkapkan, pemerintah sudah tepat melarang penduduk untuk mudik, tetapi sayangnya tidak mengantisipasi terjadi lonjakan pengunjung pusat belanja di Pasar Tanah Abang. Padahal, pemerintah seharusnya sudah mengantisipasi tempat favorit belanja seperti Pasar Tanah Abang sejak awal, agar tidak terjadi penumpukan pengunjung.
Pasar Tanah Abang dilaporkan kembali mengalami lonjakan pengunjung menjelang Lebaran 2021. Berdasarkan data Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, jumlah pengunjung naik dari Sabtu 2 Mei 2021 sebanyak 87 ribu menjadi sekitar 100 ribu pada Minggu 3 Mei 2021.
Kendati demikian, ia menilai pemerintah tidak boleh melarang aktivitas belanja masyarakat. Namun agar hal ini tidak memicu lonjakan kasus Covid-19, maka pemerintah harus memastikan prokes di pusat perbelanjaan berjalan dengan baik.
"Belanja saya kira tetap diizinkan, tetapi pemerintah harus tegas kepada pengelola tempat belanja untuk menerapkan prokes. Belanja tidak boleh dilarang," jelas Piter.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pengelola Pasar Tanah Abang Klaim Terapkan Protokol Kesehatan
Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat kembali disesaki pengunjung meski masih dalam masa pandemi Covid-19. Rata-rata para pengunjung datang untuk berburu baju baru jelang Lebaran Idul Fitri 2021.
Pengelola Pasar Tanah Abang Hery Supriyatna, menegaskan protokol kesehatan tetap dijalankan, seperti masyarakat wajib memakai masker, hingga menjaga jarak ketika berbelanja di pasar Tanah Abang.
“Protokol kesehatan tetap dijalankan. Kalau di Blok A, memang beberapa lantai saja yang terlihat penuh, karena yang dicari kan kebutuhan lebaran,” kata Hery kepada Liputan6.com, Senin (3/4/2021).
Hery tidak menampik jika menjelang Hari raya idul fitri banyak masyarakat yang berkerumun atau bergerombol duduk maupun beristirahat tanpa ada jaga jarak.
Kendati begitu, Hery mengatakan ada sejumlah petugas keamanan gabungan yang memantau dan mengontrol pergerakan masyarakat. Agar tidak terjadi kerumunan terus menerus serta tidak mengganggu jalannya aktivitas masyarakat yang sedang berbelanja di dalam pasar Tanah Abang.
“Jaga jarak selalu dihimbau juga oleh petugas keamanan kami di Pasar Tanah Abang,” imbuhnya.
Advertisement
Masih Kondusif
Disisi lain, Hery menyebut memang pengunjung di Blok A lebih tertata dan mematuhi protokol kesehatan (Prokes) bila dibandingkan blok lainnya. “Untuk di Blok A masih kondusif,” ujarnya.
Namun disamping itu, fakta dilapangan masih ditemukan sebagian pengunjung yang tidak menggunakan masker dan lolos masuk ke pasar.
Dengan demikian, Dirut Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin menyatakan pihaknya akan melakukan evaluasi pengawasan hingga pengaturan pengunjung di setiap pasar, khususnya Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.