Liputan6.com, Jakarta Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menilai kunci utama percepatan pemulihan ekonomi terletak pada tingkat konsumsi masyarakat. Khususnya masyarakat kelas menengah dan kelas atas. Setali tiga uang, belanja konsumsi ini juga bisa membantu bisnis para pelaku UMKM untuk kembali pulih setelah terdampak pandemi Covid-19.
"Kata kuncinya spending (mengeluarkan uang untuk belanja) konsumsi," kata Dody dalam Webinar Menakar Efektivitas Stimulus Ekonomi, Jakarta, Selasa (4/5/2021).
Berbagai stimulus fiskal telah diberikan pemerintah. Namun tingkat konsumsi masih belum mengalami perbaikan signifikan.
Advertisement
Stimulus untuk kelompok menengah dan atas telah diberikan dalam rangka mendorong mereka untuk membelanjakan uangnya. Sebab selama pandemi ini masyarakat kelas tersebut menahan diri untuk membelanjakan uangnya.
"Masyarakat menengah atas dan kelompok atas yang punya simpanan besar mengurangi spendingnya, ini kita harapkan kerjasama buat spending ini, kalau enggak, ini susah buat tumbuh cepatnya," tutur Dody.
Tanpa spending, Dody menilai sulit untuk pemulihan ekonomi berjalan cepat. Sebab permintaan produk dan jasa turun. Aktivitas produksi juga terbatas yang menyebabkan penyaluran kredit modal kerja terhambat.
"Kalau dana besar di perbankan, dan masyarakat tidak masuk ke perbankan, maka perekonomian kita tidak akan bergerak cepat," kata Petinggi Bank Indonesia itu.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kemudahan Akses Pembiayaan
Selain itu, demi mendorong permintaan kredit, pemerintah dan regulator juga telah memberikan berbagai kemudahan akses pembiayaan untuk para pelaku usaha.
Caranya dengan menggunakan digitalisasi yang memungkinkan pelaku usaha mendapatkan pembiayaan dari perbankan atau fintech lebih mudah.
Hanya saja, masih belum efektif karena permintaan pembiayaan juga masih rendah seiring dengan masih terbatasnya belanja konsumsi masyarakat.
"Bank Indonesia sudah memberikan kebijakan makroprudensial untuk sektor prioritas termasuk UMKM. Sifatnya dari sisi perbankan mau lending ke UMKM. Ini memang agak berat kalau kita hadapi resiko demand-nya enggak ada," kata dia.
Â
Anisyah Al Faqir
Merdeka.com
Advertisement