Sukses

Pengembangan Ekonomi Syariah Perlu Cara Pandang Baru

Bank Indonesia akan memaksimalkan ekonomi syariah sebagai salah satu pengungkit perekonomian Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam pemulihan ekonomi nasional, Bank Indonesia akan memaksimalkan ekonomi syariah sebagai salah satu pengungkit perekonomian Indonesia.

Sebab selama ini inisiatif dan pengembangan ekonomi syariah masih terpaku pada keuangan syariah seperti perbankan syariah. Sedangkan pendekatan ekonomi syariah masih terbatas.

"Bank Indonesia punya komitmen untuk mengembangkan eknomi syariah karena pasarnya sangat besar dengan mayoritas penduduk muslim terbesar," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo dalam Webinar Menakar Efektivitas Stimulus Ekonomi, Jakarta, Selasa (4/5).

Sebagai regulator, Bank Indonesia melihat ekonomi syariah sebagai peluang yang bisa membangkitkan ekonomi nasional. Ini bisa jadi bantalan pemerintah bila dilakukan dengan maksimal dan digarap secar serius.

Namun, dalam situasi pandemi seperti ini, pengembangan ekonomi syariah perlu cara pandang baru. Sebab bila dilakukan dengan orientasi pengembangan ekspor kebutuhan di luar negeri, dinilai kurang tepat.

"Kalau dikonteks pasar syariah ini kita tentunya berpikiran ekonomi syariah skala besar tapi saya pikir itu kurang tepat untuk saat ini," kata Dody.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tahapan Berproses

Sebaliknya yang perlu dilakukan dengan tahapan berproses. Mulai dari sektor makanan halal, fesyen muslim dan lainnya.

Saat ini bank sentral tengah mengembangkan kemitraan dengan UMKM di pondok pesantren. Ini dilakukan agar tempat menuntut ilmu itu juga bisa mandiri secara ekonmi tidak hanya di pasar domestik tetapi juga pasar global.

"Kita manfaatkan dengan digitalisasi dengan forum global. Ini yang kita gagas setiap akhir tahun membuat show case," kata dia.

Salah satunya dengan memanfaatkan digitalisasi dengan formula global. Termasuk dari kemandirian ekonomi syariah untuk masuk pasar Indonesia. "Ini pasar besar untuk membuat nilai tambah tapi juga untuk penyerapan tenaga kerja," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com