Sukses

Kecelakaan Berkurang saat Pandemi, Santunan Jasa Raharja Turun Jadi Rp 2,3 Triliun

Realisasi laba Jasa Raharja pada 2020 sebesar Rp 1,37 triliun, atau sebesar 146,73 persen dari anggaran 2020 senilai Rp 717,34 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Raharja (Persero) mengalami penurunan total penyerahan nilai santunan sepanjang 2020 lalu menjadi Rp 2,334 triliun. Jumlah itu menyusut 13,7 persen dari penyaluran santunan pada 2019 yang sebesar Rp 2,703 triliun.

Direktur Utama Jasa Raharja Budi Rahardjo Slamet mengatakan, penurunan nilai santunan tersebut terjadi lantaran jumlah korban kecelakaan tahun lalu juga berkurang 17 persen, dari 129.443 jiwa pada 2019 menjadi 107.497 jiwa.

"Penyelesaian santunan untuk 2020 tidak kurang dari Rp 2,3 triliun. Hal ini alami penurunan dibanding 2019 akibat dari pandemi covid. Sehingga tingkat mobilitas masyarakat turun, berdampak pada penurunan jumlah korban," ujarnya dalam sesi teleconference, Kamis (6/5/2021).

Namun demikian, Budi bersyukur lantaran jumlah korban kecelakaan semakin turun berkat adanya pembatasan kegiatan sosial selama pandemi Covid-19 sejak Maret 2020.

Di sisi lain, Budi melanjutkan, realisasi pendapatan Jasa Raharja mengalami surplus dari anggaran tahun lalu Rp 5,03 triliun menjadi sebesar Rp 5,77 triliun. Namun realisasi pendapatan tersebut turun dibanding capaian 2019.

"Itu mengalami penurunan 12,30 persen karena faktor pandemi dan juga tingkat ekonomi yang lambat. Penjualan kendaraan baru turun, jumlah penumpang darat/laut/udara/kereta turun, lalu ada pembatasan sehingga terjadi penurunan pendapatan," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Biaya Jasa Raharja

Untuk realisasi biaya Jasa Raharja pada 2020 mencapai Rp 4,17 triliun, atau 100,39 persen dari anggaran tahun lalu yang sebesar Rp 4,15 triliun. Terjadi penurunan 38,89 persen bila dibandingkan dengan realisasi biaya di 2019.

Sementara realisasi laba pada tahun lalu adalah sebesar Rp 1,37 triliun, atau sebesar 146,73 persen dari anggaran 2020 senilai Rp 717,34 miliar.

"Tapi juga turun 11,13 persen dari tahun 2019. Itu karena faktor pendapatan yang juga turun. Tapi dengan pencapaian laba kota bisa memberi dividen kepada pemerintah," ujar Budi.