Liputan6.com, Jakarta Bisnis pelayaran identik dengan kaum laki-laki. Tapi siapa kira, perempuan asal Sulawesi Selatan, Siti Ara Masita, sukses mendirikan usaha pelayaran di bawah bendera PT Pelayaran Andalan Lancar Bahari pada 2017.
Memang dia memiliki latar pendidikan pelayaran yang menjadi modal awal menggeluti bisnis ini. “Jadi saya memilih sesuai dengan bidang, saya melihat di bidang pelayaran itu kalau kita bisa mengelolanya sebenarnya lebih mudah. Memang sih persaingan banyak, tetapi ke depannya Insya Allah usaha di sektor laut itu lebih besar peluangnya,” kata Hj Masita kepada Liputan6.com, Sabtu (8/5/2021).
Selain itu, perempuan yang biasa disapa Hj Masita ini pernah bekerja sebagai karyawan di perusahaan pelayaran. Dari sini, dia membekali diri dengan pengalaman sebelum akhirnya mendirikan usaha sendiri.
Advertisement
“Saya bekerja untuk mencari pengalaman, dan saya target umur saya sekian harus punya perusahaan sendiri,” jelas Direktur PT Pelayaran Andalan Lancar Bahari ini.
Akhirnya pada 2012, Hj Masita mulai merintis usaha keagenan kapal. Seiring berjalannya waktu, PT Pelayaran Andalan Lancar Bahari resmi berdiri pada 2017.
Saat ini, Masita memiliki 40 karyawan wanita dan pria. Pekerja perempuan ditempatkan pada bidang administrasi dan mengelola keuangan. Sementara untuk pekerja laki-laki biasanya ditugaskan di lapangan.
Sejauh ini, dia mengaku bisnisnya berjalan lancar. Bahkan Covid-19 tak terlalu berdampak besar ke usahanya.
"Untuk omset, nominalnya itu relatif tergantung banyaknya kapal yang diagenkan, jujur saja meskipun kondisinya lagi covid-19 masih dapat Rp 1 miliar lebih per bulan,” ungkap dia.
Saksikan Video Ini
Pinjaman BRI Jadi Modal Kembangkan Bisnis
Bisnis pelayaran Hj Masita terus berkembang. Selain modal sendiri, usahanya juga mendapat topangan dari perbankan nasional, yakni dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.
Masita telah menjadi nasabah BRI sejak 2018 ketika mulai meminjam modal usaha. Berkat bantuan modal tersebut dia mengaku sangat terbantu. BRI juga selalu memberikan kemudahan kepadanya. “Insya Allah kedepannya saya bisa selalu bekerjasama dengan BRI,” ujarnya.
Perusahaan Masita mendapatkan pinjaman dari BRI KC Balikpapan A Yani yaitu KM. Pinjaman ini untuk membiayai operasional dan piutang usaha, serta kredit investasi pembelian 2 kapal.
“Awalnya modal sendiri, akhirnya dari keagenan saya kumpulkan dan saya beli kapal. Setelah saya beli kapal akhirnya saya pinjam ke BRI, awal pinjaman saya itu Rp 1 miliar,” jelasnya.
Dari pinjaman BRI ini, Masita juga bisa membuka usaha jasa pelayaran di Balikpapan. Dari sini, dia membeli kapal LCT yang diberi nama Sinar Pagi melalui pembiayaan dari BRI. Kapal tersebut saat ini disewa salah satu BUMN konstruksi.
Kemudian pada 2019, dia mampu membeli 1 kapal LCT lagi dengan nama Hamota. Sekali lagi, pembelian ini mendapatkan dukungan pembiayaan dari BRI. Kapal itu saat ini disewa perusahaan sawit di Sangkulirang.
Usaha Masita kian berkembang hingga kini. Total, dia sudah mempunyai 4 cabang usaha jasa pelayaran di Balikpapan, Samarinda, Makassar dan Sangkulirang.
Masita bangga dengan pencapaiannya di usia 45 tahun ini. Harapannya ke depan, di usia 50 tahun mampu menambah kapal lagi, mempekerjakan banyak orang, dan bisa membuka 9 cabang perusahaan pelayaran di daerah lain.
“Berharap bisa menggaji karyawan hingga 500 orang. Memang saya fokuskan ketika mendapatkan keuntungan saya usahakan untuk tambah kapal lagi. Bahkan nanti umur 50 tahun saya targetkan cabang harus sudah ada 9. Mudah-mudahan tercapai, rencananya di Morowali Sulawesi Tengah, saya akan tinjau ke sana,” pungkasnya.(*)
Advertisement