Sukses

BERANI BERUBAH: Saat Pandemi Dongkrak Penjualan Online

Pandemi Covid-19 membawa dampak baik bagi toko yang memutuskan untuk berjualan secara online.

Liputan6.com, Jakarta- Tak bisa dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 membawa dampak besar. Bagaimana tidak, kehadiran virus ini memporakporandakan banyak bisnis.

Meski tak selalu demikian. Selama ada usaha dan kreativitas, selalu ada cara untuk bangkit dari keadaan.

Salah satunya seperti dilakukan pengusaha makanan ringan Oke Snack, bernama Azwardi. Bisnisnya sempat terdampak pandemi karena masyarakat yang membatasi aktivitas.

Tak patah arang, saat masyarakat tak bisa keluar rumah untuk berbelanja, terbersit ide untuk berjualan secara online.

Azwardi pun menjatuhkan pilihan dengan mencoba berjualan online melalui platform Shopee. Dia  Berani Berubah banting setir dari semula berjualan offline, kini beralih ke online.

“Pas waktu sebelum pandemi itu penjualan offline itu merajai di pasar mal ya seperti itu. Tapi setelah pandemi itu. Itu drop langsung sekitar 80 persen hilang penjualan di situ,” tutur dia kepada Tim Berani Berubah.

“Kalau misalnya saya tidak langsung cepat-cepat harus merubah cara jualannya ke online, saya sudah gulung tikar. Adapun perbandingannya sekarang 80:20. Kalau dulunya 20 persen di online, sekarang 80 persen justru di-online,” lanjutnya.

Setelah 3 bulan berlalu, Azwardi pun merasakan berkah dari perubahan pola penjualannya ini. Penjualan online makanan ringan miliknya meningkat saat tak banyak yang bisa berbelanja keluar rumah.

 

Sebagai pengusaha UMKM, dia mengakui penjualan di Shopee juga kian memperluas jangkauan pasarnya.

“Saya lihat Shopee itu mendukung untuk UMKM ya seperti kita. karena ini benar-benar sudah komplit sekali dari Shopee memberikan fitur-fitur promosi,” ungkap Azwardi.

“Fitur yang bisa kita gunakan seperti gratis ongkir, COD, terus kampanyenya sangat menarik dan itu berpengaruh kepada kita sebagai penjual UMKM,” sambung dia.

Direktur Riset Katadata Insight Center (KIC) Mulya Amri juga setuju akan hal itu. Menurutnya, dalam kondisi pandemi seperti ini interaksi di marketplace justru jadi meningkat, dan Shopee memang menjadi marketplace favorit berdasarkan hasil survey dari KIC.

“86 persen dari UMKM ini menggunakan 1 sampai 3 marketplace sekaligus, jadi mereka juga memahami bahwa pasar itu bukan hanya ada satu, tapi mereka bisa membuka di beberapa pasar,” Mulya menjelaskan.

Nah dari sana kita bisa melihat beberapa yang menjadi marketplace yang cukup populer. 82 persen menggunakan Shopee sebagai marketplace untuk memasarkan produknya. Jadi memang banyak  penjual yang memasarkan prodaknya itu di Shopee,” Mulya melanjutkan.

 

2 dari 2 halaman

Penjualan Ekspor Naik

Peningkatan penjualan tersebut bukan hanya karena penjualan secara online belakang. Namun, fitur penjualan ekspor yang dimiliki Shopee juga telah membuka kesempatan bagi penjual untuk memasarkan produk ke luar negeri, seperti Malaysia, Filipina, dan Singapura.

“Kita menemukan bahwa 19 persen responden, yaitu UMKM, menyatakan bahwa mereka terbantu oleh marketplace dalam hal mengakses pasar-pasar internasional. Yaitu ekspor,” kata Mulya. 

“Salah satu program yang dilakukan oleh marketplace untuk mendorong ekspor UMKM adalah program ekspor Shopee, dimana 180.000 UMKM di Indonesia itu sudah terdaftar sebagai eksportir negara-negara tetangga,” dia mengakhiri.

Di sisi lain, Azwardi dengan bisnis makanan ringannya juga tak lupa dalam mengapresiasi kerjasama timnya. Memiliki karyawan yang setia dan bermotivasi memang menjadi salah satu faktor sukses bisnis yang dia jalani ini.

Pastinya cerita ini menjadi kisah inspiratif untuk pantang menyerah di saat kondisi terpuruk. Yuk, ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTVIndosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.

 

Video Terkini