Sukses

Ambisi Jokowi Gaet Investasi Rp 1.200 Triliun di 2022, Sanggup?

Menteri Investasi/BKPM memandang target investasi 2022 cukup ambisius melihat sudah berjalannya implementasi Undang-Undang Cipta Kerja.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menyebut, target investasi yang inginkan oleh Presiden Joko Widodo di 2022 berada di kisaran Rp1.200 triliun. Menurutnya target tersebut cukup ambisius melihat sudah berjalannya implementasi Undang-Undang Cipta Kerja.

"Pak Presiden besar harapannya terhadap undang-undang Cipta Kerja, target 2022 di atas Rp 1.100 triliun. Pertumbuhan (ekonomi) di atas 5 persen, investasi kita harus Rp 1.100 triliun sampai Rp 1.200 triliun," jelas Menteri Bahlil di Jakarta, Senin (10/5/2021).

Merespon tersebut, Walikota Bogor sekaligus Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), Bima Arya memandang target tersebut dirasa mustahil. Sebab lewat perizinan berusaha berbasis risiko melalui OSS justru akan menghambat realisasinya.

"Pak Jokowi punya target ambisius, daerah serapannya gak maksimal, perencanaannya amburadul. Kita lihat OSS sama dengan Sistem Informasi Peraturan Daerah (SPID). Tahapannya jelas, Bahkan Pak Jokowi bisa cek realtim anggarannya. Tapi persoalannya adalah tim dari Kemendagri punya persoalan terkait sosialisasi dan teknisnya," jelas Bima.

Bima menekankan banyak sekali pekerjaan rumah dilakukan di daerah. Sementara untuk melakukan digitalisasi rencana detail tata ruang (RDTR) membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, dan kalau RDTR tidak terintegrasi atau tidak terdigitaliasia, akibatnya izin investasi tidak akan keluar.

"Ketika Presiden (Joko Widodo) bilang perekonomian positif, recovery, dan rebound, justru OSS ini bukan mempercepat, tapi menghambat. Kami di Bogor sudah melihat dan membaca itu menghambat," ujar Bima.

"Kita udah jalan kok dengan smart kita, hitungan hari jelas. Semua bisa online. Sekarang (dengan sistem OSS baru) semua kembali ke fase awal untuk menggagas itu," kata Bima melanjutkan.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Menteri Investasi Lirik Potensi Kawasan Ekonomi Baru di Lebak Banten, Apa Saja?

 Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menaruh perhatian khusus pada pengembangan ekonomi di Kabupaten Lebak, Banten.

Seperti di Kabupaten Batang, Jawa Tengah dengan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Bahlil menilai Kabupaten Lebak juga memiliki potensi yang sama.

Terdapat tanah seluas 3.000 ha di Kawasan Industri Cileles yang clean and clear, sehingga siap dikembangkan untuk menarik investor. Lokasi tersebut terletak 300 meter dari rencana Gerbang Tol (GT) Tol Cileles dan 6 kilometer dari rencana GT Bojong, di Jalan Tol Serang-Panimbang.

"Pembangunan jalan tol Serang-Panimbang dapat membuka kawasan-kawasan ekonomi baru. Adanya kawasan industri di sini akan meningkatkan aktivitas ekonomi di wilayah Lebak, menciptakan lapangan pekerjaan, dan memberdayakan pelaku usaha sekitar," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (10/5/2021).

Bahlil mengatakan, Kementerian Investasi/BKPM tidak hanya memiliki kewajiban untuk memfasilitasi investor yang akan berusaha di Indonesia, namun juga mendorong infrastruktur dan fasilitas pendukung investasi.

Banyaknya kawasan industri di Indonesia disebutnya akan menambah pilihan bagi investor, serta meningkatkan daya saing Indonesia dibanding negara lain.

"Kami akan buat masterplan pengembangan Kawasan Industri Terpadu di Lebak, akan didorong seperti KIT Batang. Akses dekat pintu tol Bojong (Serang-Panimbang Fase 2) selesai 2023," sebut Bahlil.

Dalam pengembangan kawasan di Lebak, Bahlil coba mengutip peluang pengembangan proyek percontohan perikanan, terutama ikan patin dengan menggunakan teknologi

"Konsepnya akan memberdayakan masyarakat sekitar dengan sistem plasma inti. Lahan yang tersedia sebesar 13 ha," ujar dia.

Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/BKPM, Banten berada pada peringkat keempat lokasi tujuan investasi terbesar pada triwulan I 2021 dengan nilai investasi Rp 14,8 triliun.

Nilai tersebut terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 7,0 triliun, dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 7,8 triliun.

Sepanjang periode 2016-Triwulan I 2021, realisasi investasi di Kabupaten Lebak sebesar Rp 7,5 triliun. Nilai ini berada pada posisi 7 dari 8 kabupaten/kota di Provinsi Banten. Tiga besar realisasi investasi di Banten berada di Kabupaten Tangerang (Rp 87,27 triliun), Kota Cilegon (Rp 84,33 triliun), dan Kabupaten Serang (Rp 37,99).