Liputan6.com, Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1 meningkatkan fasilitas layanan dan inovasi di Terminal Curah Kering Pelabuhan Belawan melalui pengoptimalan Terminal Curah Kering (TCK) tersebut dengan mengoperasikan fasilitas conveyor yang dipadukan sistem operasi dan teknologi terpadu, serta SDM yang ahli. Melalui adanya fasilitas ini, kegiatan bongkar komoditas curah kering menjadi lebih cepat, efektif dan efisien dengan produktivitas dua kali lebih cepat daripada sebelumnya.
Pengeoperasian dan pengoptimalan serta inovasi sistem operasional di Terminal Curah Kering di Pelabuhan Belawan milik Pelindo 1 bekerja sama dengan PT FKS Solusi Logistik. Layanan ini menggunakan sistem mekanisasi terpadu yang dipantau secara realtime dengan system IT yang terintegrasi.
Operasional TCK menggunakan conveyor dengan proses muatan dari kapal dibongkar ke conveyor, dan muatan akan langsung menuju gudang penyimpanan serta timbangan yang dimonitoring full dengan CCTV. Sebelumnya kegiatan bongkar muat curah kering di Pelabuhan Belawan menggunakan metode truck lossing, dimana barang dibongkar dari kapal langsung dimuat ke armada angkutan untuk kemudian dibawa menuju gudang.
Advertisement
TCK Pelabuhan Belawan ini juga dilengkapi dengan teknologi Telescopic Chute, yang berfungsi untuk mengurangi penyebaran muatan curah, mengurangi debu dan potensi loss cargo menjadi lebih kecil. Teknologi ini merupakan yang pertama kali digunakan di TCK khusus grain/pangan di Indonesia dan dalam skala besar pertama kali diterapkan di Pelabuhan Belawan. Selain itu, TCK Pelabuhan Belawan juga dilengkapi dengan teknologi magnetic separator, untuk menyaring material besi yang terdapat dalam cargo secara otomatis, sehingga lebih aman.
TCK Pelabuhan Belawan memiliki fasilitas conveyor sepanjang 388 meter dan produktivitas 850 sampai 900 ton per jam, gudang seluas 6.912 m2 dengan kapasitas 30.000 ton, truck loading conveyor sebanyak 4 unit dan dermaga dengan daya dukung 2,5 ton/m2.
Fasilitas TCK Pelabuhan Belawan ini disebut sangat efektif dalam mendukung efisiensi logistik, karena dapat memangkas biaya dengan kecepatan bongkar dan dengan system IT yang terintegrasi dari cargo in hingga out. Selain itu, fasilitas TCK juga dapat meningkatkan nilai tambah bagi pengguna jasa yaitu dengan peningkatan produktivitas bongkar komoditas curah kering sebesar 10.000 ton/hari, sehingga dapat mempercepat alur distribusi barang.
"Dengan pengoptimalan fasilitas TCK ini, kami menargetkan Pelabuhan Belawan menjadi sentra bongkar muat curah kering di Pulau Sumatera," jelas Direktur Operasi dan Komersial Pelindo 1, Ridwan Sani Siregar, Senin (10/5/2021).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kapal Curah Perdana
Kapal curah perdana yang sudah dibongkar menggunakan layanan terbaru di TCK Pelabuhan Belawan ini adalah M.V Sea Odyssey dan MV Castellani, yang membawa muatan soya bean meal atau bungkil kedelai masing-masing sebanyak 19.411,33 Ton dan 24.040 Ton. Kegiatan bongkar kapal tersebut menggunakan conveyor berjalan lancar dan mencapai produktivitas sebesar 10.300 ton/hari, melebihi target produktivitas yang telah ditentukan. Sehingga produktivitas layanan bongkar hanya membutuhkan dua hari dari sebelumnya menggunakan truk losing memakan waktu dari empat hingga lima hari.
Pelabuhan Belawan kembali melakukan pembongkaran pengapalan ketiga di TCK oleh kapal MV Ikan Pulas dari Singapura dengan muatan kedelai curah sebanyak 9.000 ton dari Sabtu hingga Minggu, 8-9 Mei 2021 dan selesai dalam waktu 16 jam.
"Untuk menjaga akurasi total muatan, dilakukan verifikasi dan kalibrasi timbangan secara berkala sesuai barcode dan scanning dan disaksikan langsung oleh customer yang terlibat,” tambah General Manager Pelabuhan Belawan, Emilda Andayani.
Total cargo curah kering komoditas pangan dan pakan melalui Pelabuhan Belawan sekitar 1,4 juta ton per tahun, dan mayoritas melalui curah dibandingkan jenis cargo lainnya.
"Pelabuhan Belawan akan terus melakukan pengembangan layanan untuk mendukung peningkatan logistik Indonesia. Kami juga secara rutin terus melakukan pendekatan dan comisioning kepada consignee/pemiliki barang untuk meyakinkan bahwa fasilitas TCK ini dapat memberi nilai tambah bagi peningkatan produktivitas bongkar muat," tambah Emilda.
Advertisement